172
Volume 15, No.2 September 2011
Nilai signiikansi uji Wald untuk Wajib Pajak wanita adalah 0,223, lebih dari 0,1 α
. Hal ini menunjukkan peluang Wajib Pajak wanita untuk patuh dalam membayar PBB tidak berbeda dengan Wajib Pajak pria. Sedangkan
dari empat kecamatan tempat tinggal Wajib Pajak yang dimasukkan ke dalam model regresi logistik, semuanya memiliki nilai koeisien regresi bernilai positif, yang menunjukkan peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam
membayar PBB di kecamatan tersebut lebih besar daripada peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB di kecamatan Laweyan yang dalam penelitian ini dipilih untuk menjadi pembanding. Meskipun demikian nilai
signiikansi uji Wald untuk kecamatan Pasar Kliwon lebih dari 0,1 yang menunjukkan perbedaan peluang Wajib Pajak untuk patuh antara Wajib Pajak yang berdomisili di kecamatan Pasar Kliwon dengan Wajib Pajak yang
berdomisili di kecamatan Laweyan tidak signiikan. Sementara untuk pekerjaan, semua nilai koeisien regresinya bernilai negatif yang menunjukkan peluang Wajib Pajak yang bekerja sebagai pegawai negeri, yang dalam penelitian
ini dijadikan pembanding, untuk patuh dalam membayar PBB lebih besar daripada peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB untuk jenis pekerjaan lainnya. Meskipun demikian, nilai signiikansi uji Wald untuk
semua jenis pekerjaan lebih besar dari 0,1 yang menunjukkan peluang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB tidak berbeda secara signiikan antara jenis pekerjaan satu dengan yang lainnya.
4.3. Pembahasan
Temuan penelitian ini bahwa jumlah sosialisasi yang pernah didapat Wajib Pajak tidak berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB tidak mendukung hasil penelitian Kurniawan
2006. Sedangkan temuan bahwa tingkat pemahaman Wajib Pajak terhadap sanksi PBB berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB
menunjukkan semakin paham Wajib Pajak tentang sanksi PBB, maka semakin besar peluang mereka akan patuh dalam membayar PBB. Temuan ini tidak
sesuai dengan hasil penelitian Feriyani 2007, tetapi mendukung temuan Bida 2001, Wibowo 2005, Subiyanto 2006 serta Jackson dan Milliron Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad,
et al., 2007; James dan Edwards, 2008. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pemahaman sanksi PBB yang baik akan membuat Wajib Pajak memahami
risiko pidana dan kerugian inansial yang harus ditanggungnya apabila tidak membayar PBB tepat waktu sehingga mereka akan terdorong untuk patuh dalam membayar PBB.
Temuan penelitian ini bahwa pendidikan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikan Wajib Pajak, maka peluang mereka
patuh dalam membayar PBB akan semakin besar. Temuan ini tidak mendukung temuan Wibowo 2005 tetapi mem- perkuat hasil penelitian Bida 2001, serta Jackson dan Milliron Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad,
et al., 2007; James dan Edwards, 2008. Hal ini kemungkinan disebabkan karena tingkat pendidikan akan mempengaruhi ke-
mampuan Wajib Pajak di dalam memahami sanksi PBB sehingga akan berpengaruh pada kepatuhan Wajib Pajak. Penelitian ini juga menemukan usia Wajib Pajak berpengaruh terhadap peluang Wajib Pajak dalam
membayar PBB. Dari interpretasi atas nilai koeisien regresi variabel usia Wajib Pajak yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dapat disimpulkan usia berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam
membayar PBB. Dengan kata lain, semakin tua usia Wajib Pajak, semakin besar peluang mereka akan patuh dalam membayar PBB. Temuan ini mendukung hasil penelitian Kornhauser 2007 serta Jackson dan Milliron
Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad,
et al., 2007; James dan Edwards, 2008. Dalam penelitian ini diperoleh pula kesimpulan bahwa pendapatan Wajib Pajak berpengaruh terhadap
peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB. Interpretasi atas nilai koeisien regresi variabel pendapatan Wajib Pajak yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya menunjukkan pendapatan Wajib Pajak, berbeda
dengan variabel-variabel sebelumnya, berpengaruh negatif terhadap kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Artinya, semakin tinggi pendapatan Wajib Pajak, maka akan semakin kecil peluang mereka akan patuh
dalam membayar PBB. Hal ini kemungkinan disebabkan karena adanya ancaman sanksi inansial akan dirasa lebih memberatkan bagi kelompok Wajib Pajak berpendapatan rendah sehingga mereka akan lebih terdorong
untuk patuh dalam membayar PBB. Hasil penelitian ini selaras dengan temuan Bida 2001, Wibowo 2005 serta Jackson dan Milliron Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad,
et al., 2007; James dan Edwards, 2008 tetapi tidak mendukung hasil penelitian Feriyani 2007.
Analisis Pengaruh Sosialisasi, Sanksi dan Faktor-Faktor Demograi Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pbb Amalia Kurniati dan Sotya Fevriera
173 Temuan dalam penelitian ini bahwa peluang Wajib Pajak wanita untuk patuh dalam membayar PBB tidak
berbeda dengan Wajib Pajak pria menunjukkan jenis kelamin wanita tidak menjamin Wajib Pajak akan lebih patuh dalam membayar PBB. Kesimpulan ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Kornhauser 2007 serta Jackson dan
Milliron Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad, et al., 2007; James dan Edwards, 2008.
Temuan penelitian ini bahwa peluang Wajib Pajak yang berdomisili di kecamatan Banjarsari, Jebres dan Serengan akan lebih patuh dalam membayar PBB dibandingkan Wajib Pajak yang berdomisili di kecamatan
Laweyan menunjukkan kecamatan tempat tinggal Wajib Pajak dapat mempengaruhi perbedaan peluang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Hal ini merupakan temuan baru yang belum muncul dalam penelitian-penelitian
sebelumnya.
Sementara temuan bahwa peluang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB tidak berbeda secara signiikan antara jenis pekerjaan satu dengan yang lainnya menunjukkan jenis pekerjaan Wajib Pajak tidak me-
nyebabkan perbedaan terhadap peluang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB. Hasil penelitian ini tidak mendukung pernyataan Jackson dan Milliron Richardson, 2006; Roshidi bin Ahmad,
et al., 2007; James dan Edwards, 2008.
5. PENUTUP
KPP Pratama Surakarta, Pemerintah kota Surakarta beserta instansi yang terkait perlu melakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi PBB karena pemahaman terhadap sanksi pajak
terbukti berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB. Apalagi, hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata responden masih ragu-ragu dalam hal pemahamannya terhadap sanksi
PBB. Meskipun dalam penelitian ini sosialisasi tidak terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB, namun sosialisasi tetap merupakan suatu media yang dapat digunakan
untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi PBB. KPP Pratama Surakarta, Pemerintah kota Surakarta beserta instansi yang terkait perlu memperbaiki sosialisasi yang selama ini diselenggarakan. Dari hasil
wawancara dengan petugas di kantor pajak dan para responden diketahui informasi mengenai PBB yang biasanya disosialisasikan adalah informasi mengenai penerbitan SPPT Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan tanggal
jatuh tempo pembayaran PBB. Sebaiknya dalam sosialisasi informasi mengenai PBB yang disampaikan lebih ditekankan untuk meningkatkan pemahaman Wajib Pajak mengenai sanksi PBB. Apalagi, sanksi PBB yang di
undang-udang dinyatakan dalam bahasa hukum, mungkin sulit dipahami oleh orang awam.
Bahwa usia dan tingkat pendidikan Wajib Pajak berpengaruh positif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam membayar PBB, pendapatan berpengaruh negatif terhadap peluang Wajib Pajak untuk patuh dalam
membayar PBB serta kecamatan tempat tinggal Wajib Pajak dapat mempengaruhi perbedaan peluang kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB, menunjukkan sosialisasi perlu diadakan di wilayah-wilayah atau kelompok-
kelompok dalam masyarakat yang banyak memiliki Wajib Pajak yang berusia muda, berpendidikan rendah dan perpendapatan tinggi.
Dalam penelitian-penelitian selanjutnya mengenai kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB dapat digunakan kriteria kepatuhan Wajib Pajak yang mengacu pada peraturan yang lebih baru Keputusan Menteri
Keuangan Republik Indonesia No. 235KMK.032003. Selain itu dapat ditambahkan pula variabel-variabel lain yang mungkin dapat mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar PBB tetapi belum diselidiki dalam
penelitian ini, seperti sistem administrasi PBB, persepsi Wajib Pajak mengenai sistem PBB, pelayanan kantor pajak dalam menangani PBB dan besarnya tarif PBB.
DAFTAR PUSTAKA
Arbi S. dan Syahrun S., 1991,
Dasar- Dasar Kependidikan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Bida, Y., 2001, “Pengaruh Faktor-Faktor yang Melekat pada Wajib Pajak WP terhadap Keberhasilan Penerimaan
Pajak Bumi dan Bangunan PBB Survei terhadap Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan di Salatiga”, Skripsi, Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana tidak dipublikasikan.