Tingkat Tutur Madya Tingkat Tutur

commit to user dikarenakan ada rasa segan antara O 2 terhadap O 1 karena faktor usia dan faktor derajat, pada O 1 ini lebih tua umurnya dibanding dengan O 2 dan tingkat derajat oleh O 1 ini adalah sebagai pamong desa yang sudah lama menjabat di desa tersebut sehingga rasa segan ada pada diri O 2 terhadap O 1 .

4.1.4.2 Tingkat Tutur Madya

Tingkat tutur madya adalah tingkat tutur menengah antara krama dan ngoko . Ia menunjukan perasaan sopan secara sedang-sedang saja. Tingkat ini bermula adalah tingkat tutur krama , bagi kebanyakan orang tingkat madya ini dianggap tingkat yang setengah sopan dan setengah tidak sopan. Berikut adalah salah satu contoh permasalahan beserta pembahasannya : Data 75 O 1 : “ La kula kala wau pun balek maneh ” ‘La saya tadi sudah balik lagi’ O 2 : “ Mboten isa anggere sing siji ora ana mboten isa ” ‘Tidak bisa kalau yang satu tidak ada tidak bisa’ O 3 : “ Itu saja pak Basit suruh masuk ” ‘Itu saja pak Basit suruh masuk’ JambiD75150510 Pada data diatas terdapat BJ ragam madya terlihat pada O 1 dan pada penutur O 2 terhadap O 3 , pada tuturan tersebut muncul dikarenakan rasa segan pada penutur pertama dan kedua dikarenakan penutur O 3 adalah orang yang terpandang di daerah tersebut dan dulu merupakan pengurus keluharan lumayan lama sehingga rasa menghormati tetap ada. Data 76 O 1 : “ Kabar tentang ufo ” ‘Kabar tentang ufo’ O 2 : “ Ten tv niku bab krikil lak nggeh ngoten niku ” ‘Di tv itu masalah batu kerikil ya seperti itu’ JambiD76150510 commit to user Pada data diatas terdapat tingkat tutur ragam madya terlihat pada penutur O 2 yaitu terlohat dari kata bab , jika tuturan itu diucapkan dalam bentuk krama menjadi ‘babagan’ ‘permasalahan’, hal ini terjadi karena penguasaan bahasa dan kosakata pada si penutur. Data 77 O 1 : “ Anu nggeh njenengan ngemopi wong-wong kuwi ” ‘Itu ya kamu nembusi orang-orang’ O 2 : “ Hehehe…jalur siji ki nek wis panas ki gampang pak ” ‘Hehehe… jalur satu itu kalau sudah panas itu mudah pak’ JambiD77010510 Pada data diatas terdapat tingkat tutur madya terlihat pada penutur O 1 , hal ini terjadi dikarenakan oleh O 1 menghargai dan mengingat kerjasama dan perjuangan oleh O 2 terhadap kemajuan kemasyarakatan di lingkungannya, walupun usia penutur pertama lebih tua terhadap penutur ke dua namun sifat menghargai perjuangan membuat O 1 menaruh empati terhadap O 2 sehingga kode yang tepat digunakan adalah ragam madya oleh O 1 . Data 78 O 1 : “ Nak kene ki sinyal apa ta sing isa? ” ‘Kalau disini sinyal apa sih yang bisa?’ O 2 : “ Simpati mbah Telkomsel ” ‘Simpati mbah Telkomsel’ O 1 : “ Ko ngendi? ” ‘Dari mana?’ O 2 : “ King mrika sak niki saget ” ‘Dari sana sekarang bisa’ JambiD78050510 Pada data diatas terlihat ada tingkat tutur krama terlihat pada penutur O 2 pada tuturan yang paling akhir yang bercetak tebal menanggapi tuturan dari O 1 , commit to user pada data ditas terjadi dikarenakan status yang berbeda antara O 1 dan O 2 yaitu oleh O 1 merupakan majikan dari O 2 , tuturan ini dipilih oleh O 2 dikarenakan untuk menghormati majikan dan menjaga kesopan satunan penutur O 2 sebagai bawahan dari O 1 sehingga kode tersebut dirasa tepat oleh penutur O 2 . Latarbelakang tingkat perekonomian yang berbeda membuat penutur tersebut merasa segan terhadap majikannya yang telah dirasa memberikan pekerjaan buat penutur O 2 sehingga rasa menghormati ada pada diri penutur O 2 . Data 79 O 1 : “ Pokoke fotone dadeke papat koyo ngana kae ” ‘Pokoknya foto dijadikan empat seperti kaya waktu itu’ O 2 : “ Ngerti apa tidak? ” ‘Mengerti apa tidak?’ O 3 : “ Ngertos ” ‘Tahu’JambiD79140210 Pada data diatas terdapat tuturan bentuk krama terlihat pada penutur O 3 yaitu pada kata “ Ngertos ” ‘Tahu’, hal ini terjadi dikarenakan faktor kesengajaan untuk menimbulkan rasa humor kepada O 1 sebagai istri dari O 3 , tuturan tersebut bertujuan untuk menyatakan kesediaannya untuk mencetak foto sesuai dengan apa yang diinginkan O 1 selaku istrinya. Data 80 O 1 : “ Unit siji niku dugi unit dua-dua keceluke niku mBahar ” ‘Unit satu itu sampai unit dua puluh dua termasuk Bahar’ O 2 : “ Berarti luas banget nggeh mbah area kecamatane, niku lo kan lokasine per unite kan pun luas, ribuan hektar ” ‘Berarti luas banget ya mbah area kecamatannya, itu lo kan lokasi per unitnya kan sudah luas, ribuan hektar’ O 1 : “ Ahhhh…mpun mboten ribu malih, kathah sanget ” ‘Ahhhh…sudah tidak ribuan lagi, banyak sekali’ JambiD80250510 commit to user Pada data diatas merupakan tuturan bentuk ragam krama pada peristiwa tersebut terjadi antara penulis dengan peduduk yang sudah lama menetap di lokasi transmigrasi sejak pertama kali di buka lokasi transmigrasi di Sungai Bahar ini, usia mitra tutur atau penutur O 1 lebih tua dibanding penulis, hal ini terjadi dikarenakan antara penutur dan mitra tutur belum saling mengenal sehingga kode yang digunakan adalah bentuk ragam krama yang berfungsi saling menghormati antara pihak satu dan lainnya, perlu diketahui bahwa penutur O 1 berasal dari kota Jogjakarta sehingga penguasaan BJ masih terlihat dengan baik. Data 81 O 1 : “ Sekilo ulame pinten bu? ” ‘Satu kilo ayamnya berapa bu?’ O 2 : “ Dua tiga, nggeh mbak? ” ‘Dua tiga, iya mbak?’ O 1 : “ Mboten-mboten bu ” ‘Tidak bu’ O 2 : “ lah mbok sekilo apa rong kilo ” ‘Lah mbok satu kilo apa dua kilo’JambiD81150510 Pada tuturan diatas adalah BJ ragam madya yang terjadi antara penjual dan pembeli oleh O 1 berlaku sebagai pembeli dan oleh O 2 berlaku sebagai penjual. Pada O 1 bertutur menggunakan ragam krama sedangkan pada O 2 pada awal menanggapi tuturan pada O 1 menggunakan ragam krama dan untuk tuturan yang terakhir menggunakan ragam ngoko, hal ini dikarenakan situasi yang berubah karena penjual tidak berhasil merayu pembeli sehingga penjualpun merubah ragam tuturannya dari krama menjadi bentuk ngoko. Data 82 O 1 : “ Damel kiyambak bu? ” ‘Buat sendiri bu?’ O 2 : “ Mboten mbak niki paketan ko nJawa, nJawa damel kiyambak ” commit to user ‘Tidak mbak ini paket dari Jawa, Jawa buat sendiri’ JambiD82150510 Pada data diatas merupakan tuturan BJ ragam madya , tuturan terjadi antara penjual dan pembeli, oleh O 1 sebagai pambeli dan O 2 sebagai penjual, dalam tuturan ini terjadi ragam madya dikarenakan terikat oleh faktor usia antara penjual yang lebih tua dari pembeli, dan oleh pembeli ini memiliki rasa hormat kepada yang lebih tua sehingga tuturan yang sesuai untuk digunakan adalah ragam ini. Tuturan yang menunjukan ragam madya ini adalah terdapatny imbuhan kata ko oleh penutur O 2 sehingga tuturan menjadi bentuk madya.

4.1.4.3 Tingkat Tutur Krama