commit to user
O
2
: “
Mesine ki lo maksude
” ‘Mesinnya ini lo maksudnya’ JambiD46200510
Pada data di atas terdapat CKB terlihat pada tuturan O
1
yaitu pada kata
Masang dua kali
yang berasal dari dua unsur bahasa yaitu dari bentuk BJ terlihat pada kata
masang
yang artinya ‘menata atau menempatkan’, sedangkan pada unsur BI terlihat pada kata
dua kali
, campur kode terjadi dikarenakan penutur biasa menggunakan BI dan BJ.
4.1.3 Interferensi
Inteferensi adalah gejala tuturan, berupa masuknya unsur bahasa
lingual
berupa sistem morfologis, sistem fonologis, sistem sintaksis kedalam struktur bahasa yang lain, peristiwa ini menyebabkan perubahan-perubahan sistem
morfologis, fonologis, dan sintaksis bahasa baik secara bahasa penyerap atau sistem bahasa donor. Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana bentuk dan
pembahasan yang berupa inteferensi beserta macamnya, pembahasannya adalah sebagai berikut:
4.1.3.1 Interferensi
Tata Bunyi Fonologi
Interferensi fonologi sering terjadi pada penutur berbahasa Jawa yang biasanya sering terjadi pada pengucapan nama tempat atau bahkan kata yang
sering mendapat imbuhan nasal yaitu diantaranya adalah nasal yang berawalan bunyi
bilabial
b,
apikodental
d,
velar
q, dan
palatal
j, interferensi fonologi
dibedakan menjadi dua macam yaitu interferensi fonologi pengurangan huruf dan interferensi fonologi pergantian huruf berikut adalah salah satu penjelasan analisis
data berupa Interferensi fonologi yang selanjutnya disingkat dengan IF:
commit to user
Data 47 O
1
: “
La dari pada ko ndhisik, mbok tampa kabeh
” ‘La dari pada seperti dulu, kamu terima semua’
O
2
: “
La itu karena bang Dona itu lo
” ‘La itu karena bang Dona itu lo’ JambiD47200510
Pada data diatas dapat dilihat bahwa tuturan yang mengalami IF yaitu terlihat pada kata yang bercetak tebal yaitu kata
ndhisik
pada kata ini merupakan
IF BJ yang mendapat imbuhan nasal n yaitu dengan posisi artikulasi
dental
n
.
Kata tersebut merupakan bentuk BJ yaitu dari kata dasar dhisik ‘dulu’.
Data 48
O
1
: “
Sembarang, ko nJambi ya ngeterno
” ‘Sembarang, dari Jambi juga mengantarkan’
O
2
: “
Ngambil unit-unit inilah
” ‘Ngambil unit-unit inilah’ JambiD48150510
Pada data diatas terdapat IF yang terlihat pada penunjukan kata tempat yaitu
nJambi
, interferensi ini sering terjadi oleh pengucapan pada orang Jawa yang sering kali mengucapkan nama tempat dengan imbuhan nasal. Tuturan diatas
diucapkan oleh orang keturunan Jawa yang sudah lama menetap disana, dan ppenutur tersebut mendapat pengaruh lingkungan yang sering menggunakan BJ
sehingga logat penutur tersebut terpengaruh. Kata tersebut mendapat imbuhan
nasal n yaitu dengan posisi artikulasi
dental
n
.
Kata nJambi berasal dari kata
Jambi ‘nama propinsi nama kota Jambi’. Data yang ditemukan berbentuk nasal
n dengan posisi atikulasi
dental apikodental
diantaranya adalah sebagai berikut:
commit to user
Data Kata Asal
Arti BI
nJawa Jawa
nama sebuah pulau
njaba jaba
diluar
ndhuwur dhuwur
tinggi Dalam analisis IF hanya ditemukan beberapa data saja yaitu data yang
berbentuk nasal n dengan posisi artikulasi
apikodental
. Pelafalan yang diucapkan oleh orang Jawa identik dengan nasal, dan itulah salah satu ciri dari
dialek bentuk BJ, walaupun masyarakat yang berada di daerah transmigran tersebut mendapat banyak pengaruh dari bahasa lain, namun pembawaan logat
bahasa ibu atau bahasa pertama yaitu BJ tetap melekat.
Data 49 O
1
: “
Ndak lah itu di blok b
” ‘ Ndak lah itu di blok B’
O
2
: “
Na itu lah masih muda
” ‘Na itu lah masih muda’JambiD49200510
Pada data diatas tedapat IF pergantian huruf yaitu pada kata
Ndak
yang
berasal dari bentuk BI yaitu tidak yang mengalami pergantian huruf menjadi
bentuk ragam BI tidak baku yaitu
ndak
. Data 50
O
1
: “
Tak tutupi plepah wong Mawa Sambi ki wong kendel
” ‘Saya tutupi pelepah orang Mawa Sambi itu orangnya berani’
O
2
: “
Wong Banten
” ‘Orang Banten’JambiD50010510
commit to user
Pada data 50 diatas terdapat IF pengurangan huruf yaitu terlihat pada kata yang bercetak tebal
plepah
, kata plepah mengalami pengurangan huruf konsonan
e, kata bentukan aslinya adalah pelepah ‘tulang daun yang terbesar dari daun;