Campur Kode Bentuk Baster

commit to user kalimat mapinten- pinten dapat diganti dengan kata paring sehingga kalimatnya menjadi “ Sak sampunipun sumangga kawula dherekaken ngraos puji syukur Alhamdulillah dhateng ngarsanipun Gusti Allah SWT ingkang sampun kepareng paring rohmat ingkang kaparingaken dhateng kawulanipun khususipun dhateng panjenenganipun mas Sarijan sak gugupan ”. Peristiwa tutur tersebut terjadi CKR dan CK antara BJ Krama Madya dan Krama Inggil dikarenakan penguasaan kosakata oleh si penutur tersebut, situasi penutur dapat mengakibatkan tingkat mentalitas penutur, dan pilihan kode tersebut dirasa lebih mudah untuk disampaikan.

4.1.2.4 Campur Kode Bentuk Baster

Baster adalah hasil perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda yang membentuk satu makna, sebagai contoh yaitu pada kata “ masalahe ” dan “ sing jelas ” , pada kata tersebut terdapat CK bentuk baster yaitu kata “ masalahe ” ‘masalahnya’ CK baster ini merupakan penggabungan antara dua unsur bahasa yang berbeda yaitu berasal dari kata dasar masalah yaitu termasuk dalam BI dan mendapatkan sufiks [-e] yang termasuk kedalam unsur BJ sehingga menjadi masalahe bentuk dialek BJ, pada kata sing jelas merupakan dua unsur bahasa yang berbeda yaitu untuk kata sing merupakan bentuk dari BJ, sedangkan pada kata jelas merupakan bentuk dari BI yang melekat pada kata yang lain dan dari unsur lain yang menjadikan satu makna. Campur kode terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang membuat masyarakat transmigrasi sering menggunakan bahasa lebih dari satu bahasa untuk berkomunikasi, berikut adalah data yang terdapat CKB: commit to user Data 44 O 1 : “ Makane iku kan, harusnya ngakui ” ‘Sebab itu kan, seharusnya mengakui’ O 3 : “ La iyo jèntél ” ‘La iya jentel’ JambiD44200510 Pada data di atas terdapat CKB yaitu pada kata makane yang berasal dari kata dasar bentuk BI yaitu maka mendapat sufiks [-e] -ne sehingga menjadi makane, campur kode tersebut dikarenakan faktor ketidak sengajaan dan pilihan katanya oleh si penutur berfungsi untuk mempermudah penyampaiannya kepada mitra tuturnya. Data 45 O 1 : “ Macem mana pak, aku dapati kan calon dari PBS masuk lagi lah, ngomonge malah nggak iso ” ‘Macam mana pak, aku dapati kan calon dari PBS masu lagi lah, ngomongnya malah tidak bisa ’ O 2 : “ Perpanjangan maneh ” ‘Perpanjangan lagi’ JambiD45190510 Pada data diatas terlihat adanya CKB yaitu ditandainya dengan kata nggak iso yang berasal dari dua unsur bahasa yaitu BI dan BJ, kata BI terlihat pada kata nggak yang kata dasarnya adalah enggak dan mengalami proses pelesapan sehingga menjadi nggak dan kata tersebut merupakan kata tidak baku, sedangkan kata BJ terlihat pada kata iso ‘bisa’. Campur kode ini terjadi karena ketidak sengajaan dan secara reflek digunakan oleh penutur kepada mitra tuturnya, hal ini untuk mempermudah penutur untuk berkomunikasi. Data 46 O 1 : “ Masang dua kali lik? ” ‘Dipasang dua kali Om?’ commit to user O 2 : “ Mesine ki lo maksude ” ‘Mesinnya ini lo maksudnya’ JambiD46200510 Pada data di atas terdapat CKB terlihat pada tuturan O 1 yaitu pada kata Masang dua kali yang berasal dari dua unsur bahasa yaitu dari bentuk BJ terlihat pada kata masang yang artinya ‘menata atau menempatkan’, sedangkan pada unsur BI terlihat pada kata dua kali , campur kode terjadi dikarenakan penutur biasa menggunakan BI dan BJ.

4.1.3 Interferensi