Campur Kode Frasa .a Campur Kode Frasa Bahasa Jawa Bercampur Bahasa Indonesia

commit to user Pada peristiwa tutur diatas adalah bentuk percakapan dengan dua bahasa yaitu antara BI dan BMJ pada data diatas terjadi CKK BMJ terihat pada tuturan O 1 yaitu pada kata parah pula’, jika kata tersebut dalam bentuk BI yaitu ‘parah juga’, kata juga pada bentuk BI biasanya lebih banyak dituturkan dengan kata pula’ pada bentuk BMJ, dan pada tuturan selanjutnya CCK BMJ yaitu pada penyebutan angka duo, tigo, empať terlihat jelas pada vokal akhiran diucapkan dengan vokal konsonan o. CKK terjadi dikarenakan mitra tuturnya merupakan penduduk asli Jambi sehingga oleh penutur dirasa penggunaan kode tersebut untuk menyesuaikan bahasa mitra tuturnya, dan menghormati mitra tutur tersebut. 4.1.2.2 Campur Kode Frasa 4.1.2.2.a Campur Kode Frasa Bahasa Jawa Bercampur Bahasa Indonesia Berikut adalah pembahasan analisis data bentuk CKF BI di dalam tuturan BJ, diantaranya adalah sebagai berikut: Data 29 O 1 : “ Mendingan sama-sama pribadi ning mengeluarkan duit ” ‘Mendingan sama-sama pribadi tapi mengeluarkan’ O 2 : “ Apa bareng-bareng ayo, ko duwite go tuku snack apa go tuku apa, mobile paling pira sih? ” ‘Apa bersama-sama ayo, nanti uangnya buat beli snack atau untuk beli apa gitu, mobilnya paling berapa sih?’ JambiD29040510 Tuturan pada data diatas merupakan salah satu contoh bahwa gambaran tentang bahasa yang ada di lokasi transmigrasi memang beragam adanya hal ini terlihat pada banyaknya peristiwa alih kode dan campur kode pada setiap tuturan, tuturan tersebut tanpa disengaja, hal ini dikarenakan untuk mengimbangi dan menghormati mitra tuturnya. Pada data diatas tampak adanya CKF yaitu commit to user ditandainya dengan masuknya unsur frasa BI kedalam tuturan BJ pada tuturan oleh O 1 yaitu pada frasa sama-sama pribadi . Hal ini sering terjadi dikarenakan faktor lingkungan yang memungkinkan untuk sering menggunakan dua bahasa atau lebih dalam setiap berkomunikasi di lingkungan transmigrasi ini. Data 30 O 1 : “ Iki musime kudune musim ujan ” ‘Ini musimnya seharusnya musim hujan’ O 2 : “ Iyo musime musim ujan tapi udara panas, walah panase poll ” ‘Iya musimnya musim hujan tapi udara panas, waaah panasnya poll’ JambiD30280410 Pada tuturan diatas CKF yaitu terlihat pada kata musim ujan dan pada kata udara panas kata tersebut adalah frasa karena merupakan konstruksi nonprediktif atau tidak melebihi batas fungsi maksudnya gabungan katanya menempati satu fungsi yaitu S,P,O,K dalam kalimat tersebut. CKF tersebut terjadi karena faktor ketidaksengajaan dan untuk mempertegas gagasannya dalam berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Data 31 O 1 : “ Wong diwadhahi karung sisan ” ‘Sudah dibungkus karung sekalian’ O 2 : “ Karung poska ” ‘Karung poska’ O 1 : “ Dhiwadhahi wedine ngko ngene-ngene tidak mungkinlah ” ‘Dibungkus takutnya nanti begini-begini tidak mungkinlah’ JambiD31010510 CKF terlihat pada tuturan oleh O 1 pada tuturannya yang terakhir yaitu pada kata tidak mungkinlah hal ini terjadi karena bertujuan untuk mempermudah commit to user penutur tersebut untuk lebih mudah mengeluarkan gagasan yang ada dalam pikiran si penutur yang akan disampaikan pada mitra tutur. 4.1.2.2.b Campur Kode Frasa Bahasa Indonesia Bercampur Bahasa Jawa Berikut adalah pembahasan analisis data bentuk CKF BJ di dalam tuturan BI, diantaranya adalah sebagai berikut: Data 32 O 1 : “ Iya dikirim ta, bawa aja dulu kata orang itu hari ini janji mau dianter kok ” ‘Iya dikirim saja, bawa saja dulu, kata orang itum hjari ini janji mau dianter kok’ O 2 : “ Sebisa mungkin bilang jangan dianter nek saru gitu lo mas, bose ngko ndak gimana dak? ” ‘Sebisa mungkin bilang jangan dianter kalau enggak sopan gitu lo mas, bosnya nanti jadi gimana tidak?’ JambiD32150510 Pada peristiwa tutur diatas terlihat adanya CKF ditandainya tuturan yang diucapkan oleh O 2 yaitu pada frasa nek saru dan ngko ndak , kata tersebut tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya unsur yang satunya, kata tersebut bersifat rapat dan saling membentuk menjadi satu makna yaitu yang berarti menjadikan sesuatu akibat. Data 33 O 1 : “ Bahasa disini sudah bercampur ya pak ?” ‘Bahasa disini sudah bercampur ya pak?’ O 2 : “ Kan nganu nggak bisa bahasa nganu bahasa Jawanya, ya campuraduk ” ‘Kan itu tidak bisa bahasa itu bahasa Jawanya, ya bercampur-campur’ JambiD33100510 Pada data diatas CKF BJ terlihat pada kata campuraduk yang lebih spesifiknya kata tersebut termasuk jenis CK idiom BJ. Kata campuraduk berasal commit to user dari gabungan dua frasa yang memiliki arti yang berbeda yaitu frasa campur yang artinya dalam BJ yaitu ‘carup dadi siji’dan frasa aduk yaitu ‘dipaculi, dibludhuki’, yang mengalami proses pelekatan dan menjadi satu makna yaitu campuraduk yang berarti ‘bercampuran’ antara berbagai bahasa di lngkungan transmigrasi, oleh setiap individu disana sering menggunakan dua bahasa atau lebih untuk berkomunikasi dengan sesama. 4.1.2.2.c Campur Kode Frasa Bahasa Indonesia Bercampur Bahasa Melayu Jambi Berikut adalah pembahasan analisis data bentuk CKF BMJ di dalam tuturan BI, diantaranya adalah sebagai berikut: Data 34 O 1 : “ Cam mano caranya lagi Wak? ” ‘Bagaimana caranya lagi Wak?’ O 2 : “ Cara apa yang kamu tanyakan itu ” ‘Cara apa yang kamu tanyakan itu’ JambiD34100510 Pada data diatas CKF ditandai dengan masuknya unsur BMJ kedalam tuturan tersebut yaitu terlihat pada frasa cam mano , kata tersebut terdiri atas dua frasa yaitu cam dan mano jika diartikan satu persatu untuk arti kata cam ini tidak memiliki arti berbeda pada kata mano yang artinya adalah ‘mana’ dalam bentuk BI, dan pada BMJ pada kata mano bisa berubah arti ketika kata tersebut mendapatkan imbuhan yang berbeda seperti mendapat imbuhan kek mano yang artinya adalah ‘seperti apa’. commit to user Data 35 O 1 : “ Tidak usah bikin aek sahi lah, aku sebentar be disini ” ‘Tidak usah bikin teh manis lah, ku sebentar saja disini’ O 2 : “ Kenapa terburu-buru? macam tidak ada waktunya saja ” ‘Kenapa terburu-buru?seperti tidak ada waktu saja JambiD35110510 Pada peristiwa tutur diatas terjadi CKF terlihat pada munculnya sisipan frasa BMJ yaitu pada frasa aek sahi yang artinya adalah ‘teh manis’, frasa BMJ secara spontan tercampur dalam tuturan BI oleh si penutur, hal ini tidak disadari oleh penutur tersebut karena tidak ada faktor kesengajaan. Peristiwa CKF BMJ ditandai dengan masuknya unsur frasa BMJ ke dalam tuturan BI. Data 36 O 1 : “ Makanya karena belum terakreditas jadinya masuk ” ‘Makanya karena belum terakreditas jadinya masuk ’ O 2 : “ Makanyo kaU ketrimo daftar STIKBA ” ‘Maka dari itu kamu ketrima daftar STIKBA’ O 3 : “ Makanya kalau kami yang terakreditas bagus we bisa mantap ketrimo ” ‘Makanya kalau aku yang terakreditas bagus saja bisa mantap ketrima’ JambiD36100510 Pada peristiwa tutur diatas terdapat CKF BMJ ditunjukkan oleh penutur O 2 yaitu pada munculnya frasa yang bercetak tebal yaitu Makanyo kaU ketrimo ‘maka dari itu kamu ketrima’ pada frasa diatas termasuk jenis frasa endosentrik atributif bila hanya salah satu unsurnya sebagai inti, unsur yang lain sebagai atributif yang sifatnya frasa subjek yaitu mengarah pada inti frasa subjek kaU . Perlu diketahui bahwa dialek BMJ pada pengucapan vokal U diucapkan atau dilafalkan dengan akhiran huruf w, pada pengucapannya seperti nada sengau. commit to user Data 37 O 1 : “ Ini dimana ni? ” ‘Ini dimana ni?’ O 2 : “ Ini masih di Bahar, nganter Senèn nak khusuk ” ‘Ini masih di Bahar, mengantar Senin hendak pijat’ JambiD37170510 Pada peristiwa tutur diatas CKF BMJ ditandai dengan tuturan yang diucapakan oleh penutur O 2 yaitu pada frasa nak khusuk ‘hendak pijat’ peristiwa campur kode ditandai dengan masuknya unsur frasa BMJ yang masuk ke dalam tuturan BI, penggunaan pilihan kata tersebut tidak disadari oleh si penutur karena didalam pengucapannya menyesuaikan keadaan yang ada. Perlu diketahui bahwa kata khusuk dalam BMJ berarti ‘pijat’ dalam BI. Data 38 O 1 : “ Dia disitu tanya namaku nantikan kalaU nak peta disitulah dio ” ‘Dia disitu tanya namaku nantikan kalau mau cari peta disitulah dia’ O 2 : “ Aku lupo ” ‘Aku lupa’ JambiD38170510 Pada data 38 di atas terdapat CK berupa frasa BMJ dalam tuturan BI di saat berkomunikasi yaitu terlihat pada unsur masuknya frasa BMJ nak peta disitulah dio ‘mau cari peta disitulah dia’, pada tuturan diatas CK terjadi karena faktor ketidak sengajaan dan faktor kebiasaan menggunakan BMJ di dalam berkomunikasi sehari-hari.

4.1.2.3 Campur Kode Reduplikasi