karena tanpa adanya upaya dan kerja keras mereka tidak akan bisa mencapai karir yang lebih tinggi.
4.3 Analisis Tabel Silang
Analisis tabel silang pada bagian ini, akan membuat penilaian dan data dalam satu tabel. Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang
dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut
berniali positif atau negatif. Namun, analisis tabel ini bukanlah dapat disajikan sebagai penentu utama untuk melihat hubungan variabel yang diteliti, tetapi
ditujukan untuk melihat bagaimana penilaian data yang satu dan hubungannya dengan data yang lain.
Tabel 48 Hubungan antara Sering Tidaknya Motivasi yang diberikan Pimpinan
dengan Tingkat Produktif Karyawan
No Sering Tidaknya
Motivasi yang diberikan
Pimpinan Tingkat Produktif Karyawan
Total
Kurang produktif
Produktif Sangat
produktif 1
Jarang 1
1 2
2 Sering
2 23
4 29
3 Sangat sering
1 2
3
Total 3
25 6
34
Sumber : P.38FC.39-P.41FC.42
Tabel 48 menjelaskan tentang hubungan antara sering tidaknya pimpinan memberikan motivasi dengan tingkat produktif karyawan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Dari 34 responden dalam penelitian ini, mempunyai sikap yang berbeda dengan sebaran data: 25 orang mengatakan
produktif, 6 orang mengatakan sangat produktif dan 3 orang mengatakan kurang
Universitas Sumatera Utara
produktif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai karyawan Hotel Internasional Sibayak-Berastagi.
Sebaran data tentang sering tidaknya pimpinan memberikan motivasi terhadap karyawan adalah 29 orang mengatakan sering mendapatkan motivasi dari
pimpinan, 3 orang mengatakan sangat sering mendapat motivasi dari pimpinan dan 2 orang mengatakan jarang mendapat motivasi dari pimpinan. Berdasarkan
data-data diatas dapat diketahui hubungan antara sering tidaknya motivasi yang diberikan pimpinan dengan tingkat produktivitas karyawan. Dari 34 responden,
sebanyak 25 orang mengatakan produktif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Seringnya pimpinan memberikan motivasi maka akan
semakin produktiflah mereka menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya, karena biasanya motivasi itu berisi tentang dorongan-dorongan efektif agar
supaya timbul sikap antusiasme di dalam diri karyawan sehingga dapat bekerja secara produktif demi mencapai tujuan perusahaan. Jadi terdapat hubungan antara
sering tidaknya pimpinan memberikan motivasi terhadap karyawan dengan tingkat produktif mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Semakin sering mereka mendapat motivasi dari pimpinan, yang tentunya berisi tentang dorongan-dorongan efektif yang menyangkut persoalan pekerjaan maka
semakin produktif pula mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 49 Hubungan Kejelasan Mengenai peraturan dengan Tingkat
KesalahanDistorsi Informasi
No Kejelasan
Mengenai Peraturan
Tingkat KesahanDistorsi Informasi Total
Sangat sering
Sering jarang
Tidak pernah
1 Kurang
jelas 1
1 2
Jelas 1
2 14
2 19
3 Sangat jelas
2 11
1 14
Total 1
5 25
3 34
Sumber : P.09FC.10-P.25FC.26
Tabel 49 menjelaskan tentang hubungan kejelasan mengenai peraturan dengan Tingkat kesalahandistorsi informasi dalam perusahaan. Dari 34
responden dalam penelitian ini, mempunyai sikap yang berbeda dengan sebaran data : 25 orang yang mengatakan jarang terjadi kesalahandistorsi informasi, 5
orang mengatakansering terjadi kesalahandistorsi informasi, 3 orang mengatakan tidak pernah terjadi kesalahandistorsi informasi dan 1 orang mengatakan sangat
sering terjadi kesalahandistorsi informasi dalam organisasi. Sebaran data tentang kejelasan mengenai informasi tulisan tentang peraturan-peraturan yang berlaku
dalam organisasi adalah 19 orang mengatakan jelas terhadap informasi tulisan mengenai peraturan, 14 orang mengatakan sangat jelas terhadap informasi tulisan
mengenai peraturan dan 1 orang mengatakan kurang jelas terhadap informasi tulisan tentang peraturan yang berlaku dalam organisasi.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui hubungan antara kejelasan mengenai peraturan dengan sering tidaknya kesalahandistorsi informasi dalam
organisasi. Dari 34 responden, sebanyak 25 orang yang mengatakan jarang terjadi kesalahandistorsi informasi dalam organisasi. Karena menurut karyawan di Hotel
Internasional Sibayak-Berastagi apabila mereka merasa cukup jelas terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dalam organisasi, tentunya akan menghindari
Universitas Sumatera Utara
terjadinya kesalahandistorsi informasi dalam organisasi. Sehingga tidak akan menghambat cara kerja karyawan di Hotel Internasional Sibayak-Berastagi.
Tabel 50 Hubungan Intensitas Pengawasan Pimpinan Terhadap Karyawan dengan
Tingkat Efisiensi Kerja Karyawan
No
Intensitas Pengawasan
Pimpinan Terhadap
Karyawan Tingkat Efisiensi Kerja Karyawan
Total Kurang
efisien Efisien
Sangat efisien
1 Jarang
2 3
1 6
2 Sering
3 11
8 22
3 Sangat sering
3 3
6 Total
5 17
12 34
Sumber : P.16FC.17-P.36FC.37
Tabel 50 menjelaskan tentang hubungan intensitas pengawasan pimpinan terhadap karyawan dengan tingkat efisensi karyawan. Dari 34 responden dalam
penelitian ini, mempunyai sikap berbeda dengan sebaran data: 17 orang mengatakan efisien dalam bekerja, 12 orang mengatakan sangat efisien dalam
bekerja dan 5 orang mengatakan kurang efisien dalam bekerja. Sebaran data tentang intensitas pengawasan pimpinan terhadap karyawan adalah 22 orang
mengatakan sering mendapat pengawasan dari pimpinan saat bekerja, 6 orang mengatakan sangat sering mendapat pengawasan dari pimpinan saat bekerja dan 6
orang jarang mendapat pengawasan dari pimpinan. Berdasarkan data diatas dapat diketahui hubungan antara intensitas
pengawasan pimpinan terhadap karyawan dengan tingkat efisiensi kerja karyawan. Dari 34 responden sebanyak 17 responden mengatakan efisien dalam
bekerja. Setiap karyawan pasti akan bekerja secara efisien apabila pimpinannya ikut mengawasi atau mengontrol cara kerja karyawan. Karyawan akan lebih
bersungguh-sungguh dan lebih optimal dalam menyelesaikan pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 51 Hubungan Intensitas Komunikasi Pimpinan dan Karyawan dengan Tingkat
Melakukan Perbaikan Kinerja
No Intensitas
Komunikasi Pimpinan dengan
Karyawan Tingkat Melakukan Perbaikan
Kinerja Total
Jarang Sering
Sangat sering
1 Jarang
2 2
2 Sering
2 10
5 17
3 Sangat sering
10 5
15 Total
2 22
10 34
Sumber : P.23FC.24-FC.P.42FC43
Tabel 51 menjelaskan tentang hubungan antara intensitas komunikasi pimpinan dan karyawan di tempat kerja dengan tingkat melakukan perbaikan
kinerja. Dari 34 responden dalam penelitian ini, mempunyi sikap berbeda dengan sebaran data: 22 orang mengatakan sering melakukan perbaikan kinerja, 10 orang
mengatakan sangat sering melakukan perbaikan kinerja dan 2 orang mengatakan jarang melakukan perbaikan kinerja. Sebaran data tentang intensitas komunikasi
pimpinan dan karyawan di tempat kerja adalah 17 orang mengatakan sering melakukan komunikasi dengan pimpinan, 15 orang mengatakan sangat sering
melakukan komunikasi dengan pimpinan dan 2 orang mengatakan jarang melakukan komunikasi dengan pimpinan.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui hubungan antara komunikasi pimpinan dengan karyawan dengan tingkat perbaikan kinerja karyawan. Dari 34
responden sebanyak 22 responden sering melakukan perbaikan kinerja. Setiap karyawan pasti akan sering melakukan perbaikan kinerja apabila terdapat interaksi
komunikasi antara pimpinan dengan karyawan. Karena melalui komunikasi inilah karyawan dapat menyampaikan maksud dan keinginan mereka, dapat membantu
mereka dalam menyelesaikan masalah pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 52 Hubungan Koordinasi Tugas dengan Penyelesaian Masalah Pekerjaan
No Koordinasi Tugas
Penyelesain Masalah Pekerjaan Total
Kurang bisa
Bisa Sangat bisa
1 Tidak jelas
1 1
2 Kurang jelas
1 2
3 3
Jelas 22
2 24
4 Sangat jelas
2 4
6 Total
2 26
6 34
Sumber : P.26FC.27-P.27FC.28
Tabel 43 menjelaskan tentang hubungan antara koordinasi tugas dengan penyelesaian masalah pekerjaan. Dari 34 responden dalam penelitian ini,
mempunyai sikap yang berbeda dengan sebaran data: 26 orang mengatakan bahwa pimpinan mereka bisa menyelesaikan masalah pekerjaan mereka, 6 orang
mengatakan bahwa pimpinan pimpinan mereka sangat bisa menyelesaikan masalah pekerjaan mereka dan 2 orang mengatakan bahwa pimpinan mereka
kurang bisa menyelesaikan masalah pekerjaan mereka. Sebaran data tentang koordinasi tugas adalah 24 orang mengatakan jelas terhadap koordinasi kerja yang
diberikan pimpinan mereka, 6 orang mengatakan jelas terhadap koordinasi kerja yang diberikan pimpinan mereka, 3 mengatakan kurang jelas terhadap koordinasi
kerja yang diberikan pimpinan mereka dan 1 orang mengatakan tidak jelas terhadap koordinasi kerja yang diberikan pimpinan mereka.
Berdasarkan data-data diatas dapat diketahui hubungan antara koordinasi tugas dengan penyelesaian masalah pekerjaan. Dari 34 responden, sebanyak 26
orang mengatakan pimpinan mereka bisa meyelesaikan masalah pekerjaan mereka. Berdasarkan data, dapat dilihat persentase responden yang mengatakan
bahwa pimpinan mereka bisa menyelesaikan masalah pekerjaan mereka yaitu sebanyak 26. Jadi terdapat hubungan antara koordinasi tugas dengan penyelesaian
Universitas Sumatera Utara
masalah pekerjaan karyawan. Apabila koordinasi kerja yang diberikan pimpinan cukup jelas terhadap karyawan maka karyawan akan semakin mudah dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan mereka. Hasil dari pekerjaan mereka pun tentunya akan semakin memuaskan dan hal ini sangat mempengaruhi perusahaan
dalam mencapai tujuannya.
4.4 Uji Hipotesis