pemroses informasi sebagai sentral yang menyediakan hubungan langsung di antara klik-klik yang berlainan. Penghubung mengintegrasikan dan menjadi
penghubung antar klik. Penjaga gawang mengendalikan perpindahan pesan dan kontak dengan tujuan meminimalkan kelebihan beban dan meningkatkan
keefektifan. Pemimpin pendapat melancarkan pembentukan dan perubahan sikap dan membantu dalam pengambilan keputusan informal. Kosmopolit
menghubungkan organisasi dengan orang-orang dan gagasan dalam lingkungan yang lebih besar.
Pada umumnya dalam jaringan komunikasi organisasi ini dapat dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informal.
Dengan kata lain hubungan yang terjadi dalam organisasi dapat terjadi secara formal dan informal. Muhammad, 2009:107
2.1.2.1 Jaringan Komunikasi Formal
Jaringan komunikasi formal salurannya ditentukan oleh struktur yang telah direncanakan yang tidak dapat dipungkiri oleh organisasi. Komunikasi
formal ini mencakup susunan tingkah laku organisasi, pembagian departemen maupun tanggung jawab tertentu, posisi jabatan, dan distribusi pekerjaan yang
ditetapkan bagi anggota organisasi yang berbeda. Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas
atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal. Ada tiga bentuk utama dari arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang mengikuti garis komunikasi
seperti yang digambarkan dalam struktur organisasi yaitu:
1 Komunikasi ke bawah downward communication
Komunikasi ke bawah menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan atau para pimpinan kepada bawahannya. Kebanyakan komunikasi ke
bawah digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkenaan dengan tugas-tugas dan pemeliharaan. Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan
pengarahan, tujuan disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Sedangkan menurut Lewis 1987, komunikasi ke bawah adalah untuk
menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah
kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. dalam Muhammad, 2009:108
Universitas Sumatera Utara
Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan menurut Katz dan Kahn 1966 di antaranya: 1 informasi mengenai
bagaimana melakukan pekerjaan, 2 informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, 3 informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik
organisasi, 4 informasi mengenai kinerja pegawai, dan 5 informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas sense of mission. Sedangkan untuk
pemilihan metode dan media dalam proses komunikasi ke bawah dilakukan secara lisan, tertulis, dengan gambar atau simbol-simbol, dalam bentuk surat edaran,
pengumuman atau buku-buku pedoman karyawananggota. dalam Pace, 2010:185,
Arus komunikasi daripada atasan kepada bawahan tidaklah selalu berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
1 Keterbukaan, kurangnya sifat terbuka di antara pimpinan dan karyawan akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan dan gangguan dalam pesan. Umumnya para pimpinan tidak begitu memperhatikan arus
komunikasi ke bawah. Pimpinan mau memberikan informasi ke bawah bila mereka merasa bahwa pesan itu penting bagi penyelesaian tugas.
2 Kepercayaan pada pesan tulisan, kebanyakan para pimpinan lebih percaya
pada pesan tulisan dan metode difusi yang menggunakan alat-alat elektronik daripada pesan yang disampaikan secara lisan dengan tatap muka.
3 Pesan yang berlebihan, karena banyaknya pesan-pesan yang dikirimkan
secara tertulis maka karyawan dibebani dengan memo-memo, bulletin, surat- surat pengumuman, majalah dan pernyataan kebijaksanaan, sehingga banyak
sekali pesan-pesan yang harus dibaca oleh karyawan. Reaksi karyawan terhadap pesan tersebut biasanya cenderung untuk tidak membacanya.
4 Timing, ketepatan waktu pengiriman pesan mempengaruhi komunikasi ke
bawah. Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang potensial kepada tingkah laku karyawan.
5 Penyaringan, pesan-pesan yang dikirimkan kepada bawahan tidaklah
semuanya diterima mereka. Tetapi mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan pesan ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam
faktor di antaranya perbedaan persepsi di antara karyawan, jumlah mata rantai dalam jaringan komunikasi dan perasaan kurang percaya kepada supervisor.
Menurut Mellinger, karyawan yang kurang percaya kepada seorang supervisor mungkin memblok pesan supervisor. Muhammad, 2009:110-112
Hasil studi Tompkin mengenai komunikasi ke bawah ini menyimpulkan bahwa:
a. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari
organisasinya.
Universitas Sumatera Utara
b. Kebutuhan informasi yang utama bagi karyawan mencakup informasi
yang banyak berhubungan dengan pekerjaannya dan informasi tentang pembuatan keputusan.
c. Sumber-sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat
dengan karyawan dan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka. Kebutuhan yang terbesar adalah untuk mendapatkan
lebih banyak informasi yang berhubungan dengan pekerjaan, langsung dari supervisor dan informasi mengenai organisasi dari pimpinan tingkat
atas.
d. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya
daripada sumber yang penting lainnya. dalam Muhammad, 2009:112
Adanya gangguan dalam penyampaian pesan dari atasan kepada bawahan maka pimpinan perlu memperhatikan cara-cara penyampaian pesan yang efektif. Davis
memberikan saran-saran dalam hal itu sebagai berikut: 1
Pimpinan hendaklah sanggup memberikan informasi kepada karyawan apabila dibutuhkan mereka.
2 Pimpinan hendaklah membagi informasi yang dibutuhkan oleh karyawan.
3 Pimpinan hendaklah mengembangkan suatu perencanaan komunikasi,
sehingga karyawan dapat mengetahui informasi yang dapat diharapkannya untuk diperoleh berkenaan dengan tindakan-tindakan pengelolaan yang
mempengaruhi mereka.
4 Pimpinan hendaklah berusaha membentuk kepercayaan di antara pengirim
dan penerima pesan. Kepercayaan ini akan menegarahkan kepada komunikasi yang terbuka yang akan mempermudah adanya persetujuan yang diperlukan
antara bawahan dan atasan. dalam Muhammad, 2009:112-113
2 Komunikasi ke atas
Komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih tinggi.
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran, dan mengajukan pertanyaan. Jenis komunikasi ke atas ini juga mencakup: 1
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Artinya, apa yang sedang terjadi di pekerjaan, seberapa jauh pencapaiannya, apa yang masih harus dilakukan, dan
masalah lain yang serupa; 2 masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum terjawab; 3 berbagai gagasan untuk perubahan dan
saran-saran perbaikan; dan 4 perasaan yang berkaitan dengan pekerjaan mengenai organisasi, pekerjaan itu sendiri, pekerjaan lainnya, dan masalah lain
yang serupa Masmuh, 2010:67-68. Hal-hal itulah yang diharapkan pimpinan
Universitas Sumatera Utara
untuk disampaikan karyawan kepada atasannya melalui komunikasi ke atas. Sedangkan untuk pemilihan metode dan media dalam proses komunikasi ke
bawah dilakukan secara lisan, tertulis atau dengan menggunakan simbol dan gambar.
Hal –hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak
kesulitan untuk mendapatkan informasi tersebut. Menurut Sharma, kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal di antaranya adalah sebagai berikut:
1 Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan
pikirannya. 2
Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik kepada masalah mereka.
3 Kurangnya reward atau penghargaan terhadapa karyawan yang
berkomunikasi ke atas. 4
Perasaan karyawan bahwa supervisor dan pimpinan tidak dapat menerima dan merespons terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan.
dalam Muhammad, 2009:118-119
Kombinasi dari perasaan dan kepercayaan karyawan tersebut menjadikan penghalang yang kuat untuk menyatakan ide-ide, pendapat-pendapat atau
informasi oleh bawahan kepada atasan. Untuk mengurangi kesulitan dalam mendapatkan informasi ke atas,
Jackson menyatakan bahwa, secara keselurahan, kekuatan yang mengarahkan komunikasi dalam sebuah organisasi adalah motivasi. Karyawan cenderung
berkomunikasi untuk mencapai beberapa tujuan, untuk memuaskan kebutuhan pribadinya, atau untuk mencoba memperbaiki lingkunagn pribadinya. Ia
mengemukakan bahwa setiap program komunikasi organisasi harus didasarkan pada ilkim kepercayaan. Bila ada kepercayaan, karyawan mungkin lebih berani
mengemukakan gaagsan dan perasaannya lebih bebas, dan pimpinan dapat menafsirkan apa yang dimaksud oleh karyawan dengan lebih cermat. Selanjutnya
menurut Wendlinger untuk memperlancar komunikasi ke atas dapat diciptakan sebuah program “saluran ke atas” yang memungkinkan pegawai mengemukakan
masalah, keluhan, atau pendapat kepada manajemen puncak sementara identitas mereka benar-benar dirahasiakan, hanya diketahui oleh koordinator saluran
terbuka, dengan jaminan memperoleh jawaban tertulis yang jujur dari manajer-
Universitas Sumatera Utara
yang dikirimkan ke rumah karyawan tersebut. Keberhasilan program ini disebabkan oleh dua faktor: identitas pegawai dirahasiakan, dan jawabannya jujur.
Koordianator saluran terbuka mengemban satu misi: membuat pekerjaan itu sendiri menjadi tidak perlu, yang berarti tiba pada suatu waktu ketika komunikasi
bebas dan terbuka, tidak membutuhkan lagi saluran terbuka sebagai tempat kepercayaan dan pemahaman bersama, yang menjadikan komunikasi ke atas
sebagai suatu pekerjaan yang mudah. dalam Pace, 2010:192-193
3 Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau mendatar adalah pertukaran pesan di antara orang-orang yang sama tingkatan otoritasnya di dalam organisasi. Pesan yang
disampaikan biasanya berhubungan dengan tugas-tugas atau tujuan kemanusiaan, seperti koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian konflik dan saling
memberikan informasi. Komunikasi horizontal paling sering terjadi dalam rapat komite, interaksi informal, memo dan nota, dan lain-lain. Muhammad, 2009:121
Hambatan-hambatan pada komunikasi horizontal banyak persamaannya dengan hambatan yang memepengaruhi komunikasi ke atas dan komunikasi ke
bawah. Ketiadaan kepercayaan di anatara rekan-rekan kerja, perhatian yang tinggi pada mobilitas ke atas, dan persaingan dalam sumber daya dapat menggangu
komunikasi karyawan-karyawan yang sama tingkatnya dalam organisasi-dengan sesamanya. Pace, 2010:197
2.1.2.2 Jaringan Komunikasi Informal