BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kecamatan Panyabungan memiliki luas wilayah sebesar 25.977,43 ha dengan batas-batas sebagai berikut BPS, 2010 :
1. Sebelah Utara
: Kecamatan Panyabungan Utara Mompang 2.
Sebelah Selatan : Kecamatan Panyabungan Selatan Kayu Laut
3. Sebelah Barat
: Kecamatan Panyabungan Barat Longat dan Hutabargot
4. Sebelah Timur
: Kecamatan Panyabungan Timur Gunung Baringin
Kecamatan ini merupakan daerah pusat perdagangan Kabupaten Mandailing Natal. Terdapat pusat-pusat perbelanjaan, pasar, pertokoan, dan perbankan serta
banyak terdapat industri rumah tangga penghasil makanan, salah satunya makanan kipang. Oleh sebab itu Panyabungan disebut sebagai kota kipang.
Berdasarkan data BPS 2010, Kecamatan Panyabungan memiliki jumlah penduduk sebesar 76.482 jiwa, dengan jumlah laki-laki 37.146 jiwa 48.57 dan
perempuan 39.336 jiwa 51.43. Berdasarkan hasil observasi langsung ke industri – industri di Kecamatan
Panyabungan, rata-rata jumlah tenaga kerja 4-7 orang. Artinya industri kipang ini tergolong industri rumah tangga. Tidak hanya kipang pulut, industri ini juga
memproduksi kipang kacang dan kipang emping. Lama produksi berkisar empat hari mulai dari pengukusan sampai pengemasan, karena dibutuhkan dua hari untuk
Universitas Sumatera Utara
menjemur pulut. Tapi kalau lagi hujan lama produksi bisa mencapai seminggu. Waktu produksi berbeda-beda tiap industri, ada yang perhari, ada sekali empat hari
bahkan ada yang hanya sekali seminggu. Hal ini disebabkan karena banyak pekerjanya yang masih usia sekolah, disamping itu ada usaha lain yaitu bertani
sehingga tidak punya waktu untuk produski kipang. Begitu juga dengan jumlah produksi berbeda antara yang satu dengan yang
lain. Ada industri sekali produksi membutuhkan bahan baku pulut 50 kg dengan 30 kg gula, dengan tambahan 2 bungkus pewarna dapat menghasilkan 1800 bungkus
untuk empat hari. Ada juga industri sekali adonan membutuhkan 2 kg pulut dengan 0,5 kg gula dan beberapa sendok pewarna menghasilkan 120 bungkus kecil, bisa 20
kali adonan sehari sehingga total produksi sebanyak 2400 bungkus untuk stok seminggu. Terdapat lima industri yang memproduksi kipang pulut sebanyak 750
bungkus hari, tiga industri yang memproduksi dalam empat hari sekali yaitu sebanyak 1800 bungkus, dan dua industri memproduksi kipang pulut seminggu sekali
yaitu sebanyak 2400 bungkus. Sehingga rata-rata produksi kipang pulut yaitu sebanyak 5140 bungkushari dari kesepuluh industris.
Semua kipang pulut menggunakan pewarna sintetis yang diizinkan dalam proses produksinya, dengan alasan pewarna sintetis memberikan warna yang lebih
cerah dan bagus. Merek zat pewarna yang sering digunakan adalah gincu cap angsa. Pewarna ini dipilih karena sudah banyak yang menggunakannya, ada label halalnya
serta diakui oleh Depkes. Untuk menetapkan takaran pewarna dalam proses produksi, umumnya digunakan Ukuran Rumah Tangga URT yaitu sendok tehsendok makan
dan satuan per kemasan kotak, bahkan ada yang hanya diperkirakan saja. Sampai
Universitas Sumatera Utara
saat ini di Dinas kesehatan Kecamatan Panyabungan, untuk wilayah Panyabungan Kota terdata sebanyak 42 industri rumah tangga yang memproduksi makanan jajanan
diantaranya usaha gula aren, usaha ikan asin, usaha keripik, usaha tahu tempe, dll. Secara berkala industri-industri ini mendapatkan pembinaan tentang cara produksi
yang benar dari Dinas Kesehatan.
4.2. Karakteristik Pembuat Makanan Kipang Pulut