Kerangka Konsep Jenis Penelitian Objek Penelitian Definisi Operasional

Makanan Kipang Pulut Jenis dan Kadar Zat Warna Merah Memenuhi Syarat Permenkes RI No. 722MenkesPer IX1988 Memenuhi Syarat Permenkes RI No. 722MenkesPer IX1988 Pemeriksaan Laboratorium Hygiene Sanitasi Makanan Kipang Berdasarkan 6 Prinsip Pengolahan: 1. Pemilihan Bahan Makanan 2. Penyimpanan Bahan Makanan 3. Pengolahan Makanan 4. Pengangkutan Makanan 5. Penyimpanan Makanan 6. PenyajianPengemasan Makanan Kepmenkes RI No.942Menkes SKVII2003 Memenuhi Syarat Tidak Memenuhi Syarat

2.8. Kerangka Konsep

Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif dengan melihat gambaran hygiene sanitasi dan analisis laboratorium untuk mengetahui kandungan zat pewarna merah pada makanan kipang pulut di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian

1. Jl. Istiqomah No. 5 Panyabungan 2. Jl. Mangga No. 17 Panyabungan 3. Jl. Setia No. 23 Panyabungan 4. Jl. Sutan Soripada Mulia Gg. Mesjid No. 22 Panyabungan 5. Jl. Sutan Soripada Mulia No. 15 Panyabungan 6. Jl. Syeh abdul Kadir Mandily Gg. Sauh No. 40 Panyabungan 7. Jl. Syeh abdul Kadir Mandily Gg. Sauh No. 30B Panyabungan 8. Jl. Syeh abdul Kadir Mandily No. 9 Panyabungan 9. Desa Hutasiantar Kecamatan Panyabungan 10. Desa Sigalapang kayu Jati Kecamatan panyabungan Adapun alasan memilih tempat tersebut sebagai lokasi penelitian sebab: 1. Total industri rumah tangga yang memproduksi makanan kipang pulut di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Universitas Sumatera Utara 2. Di daerah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang hygiene sanitasi dan analisis zat pewarna merah pada makanan kipang pulut. 3. Adanya kemudahan dari pemilik industri makanan kipang pulut dalam pengambilan data untuk keperluan penelitian yang penulis lakukan.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2011.

3.3. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah makanan kipang pulut yang dihasilkan oleh seluruh industri rumah tangga yang memproduksi makanan kipang pulut yaitu sebanyak 10 sepuluh industri di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Selain melakukan pemeriksaan laboratorium, peneliti juga melakukan wawancara dan observasi hygiene sanitasi pada pengolahan makanan kipang pulut.

3.4. Metode Pengumpulan Data

3.4.1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari observasi langsung ke lokasi dengan menggunakan lembar observasi dan wawancara langsung kepada pembuatpenjual makanan kipang pulut serta data hasil pemeriksaan sampel kipang pulut di Balai laboratorium Kesehatan Medan, yaitu kandungan zat pewarna merah tersebut.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan merupakan literatur-literatur yang menjadi bahan masukan bagi penulis. Universitas Sumatera Utara

3.5. Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Cara Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel terdiri dari pengambilan sampel makanan kipang pulut dari industri rumah tangga penghasil makanan kipang di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal, kemudian membawanya ke Balai Laboratorium Kesehatan Medan. 3.5.2. Cara Pemeriksaan Sampel 3.5.2.1.Uji Kualitatif Pemeriksaan uji kualitatif sampel kipang pulut dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Medan menggunakan metode Kromatografi kertas dengan prosedur sebagai berikut : 1. Sampel yang sudah dihaluskan ditimbang sebanyak 50 gram dan dimasukkan ke dalam cawan porselin. 2. Tambah 10 ml asam asetat 10 kemudian masukkan bulu domba, didihkan selama 10 menit. 3. Bulu domba dipisahkan dari larutan dan dicuci dengan aquadest hingga bersih. 4. Pewarna dilarutkan dari bulu domba dengan penambahan 25 ml NH 4 OH 10 didihkan selama 10 menit. 5. Zat warna larut bulu domba dibuang, larutan berwarna diuapkan diatas penangas air sampai kering. 6. Residu dilarutkan dengan penambahan metanol, kemudian ditotolkan pada kertas kromatografi dan masukkan ke dalam chamber yang berisi eluen. Universitas Sumatera Utara 7. Hitung RF masing-masing zat pewarna kemudian bandingkan dengan standar zat warna, RF dihitung dengan memakai rumus : awal titik dari gerak fase tempuh Jarak awal titik dari bercak pusat titik Jarak Rf = Adapun peralatan dan bahan yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sebagai berikut : A. Peralatan : 1 Beaker Glass 250 ml 2 Chamber 3 Kertas Kromatografi 4 Labu Erlenmeyer 250 ml 5 Lumpang dan alu 6 Penangas air 7 Pipet Kapiler 8 Timbangan Analitik B. Bahan 1 Aquadest 2 Bulu domba 3 Eluen yaitu campuran dari 5 ml NH 4 OH pekat, 2 gram Trinitrium Sitrat dan 95 ml aquadest 4 KHSO 4 10 5 NH 4 OH 10 6 Sampel kipang pulut Universitas Sumatera Utara 3.5.2.2.Uji Kuantitatif Pemeriksaan uji kuantitatif sampel kipang pulut menggunakan metode Gravimetri dengan prosedur sebagai berikut : 1. Bulu domba dicuci dengan n-Hexana lalu dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang berat a 2. 30-50 ml sampel cair ditambahkan dengan larutan KHSO 4 encer 3. Masukkan bulu domba yang sudah ditimbang kedalam larutan, kemudian didihkan selama 10 menit 4. Bulu domba diangkat dan dicuci dengan air panas 5. Bulu domba dikeringkan dan ditimbang kembali berat b, dan dihitung berat bulu domba sebelum dan sesudah perlakuan 6. Perhitungan kadar zat pewarna yang digunakan adalah sebagai berikut : sampel berat a b Warna Zat Kadar − = A. Peralatan 1 Desikator 2 Gelas Kimia 250 ml 3 Gelas Ukur 50 ml 4 Oven listrik 5 Penangas air 6 Timbangan listrik B. Bahan 1 Aquadest Universitas Sumatera Utara 2 Bulu domba 3 KHSO 4 4 n-Hexana 5 Sampel kipang pulut

3.6. Definisi Operasional

1. Kipang pulut adalah jenis makanan kipang yang terbuat dari pulut dan dicampur dengan bahan tambahan lain seperti gula tebu dan termasuk zat pewarna merah. 2. Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk mengendalikan faktor tempat, peralatan, orang, bahan pembuat makanan kipang pulut yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan gangguan kesehatan atau keracunan. 3. Pemilihan bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak termasuk bahan tambahan makanan dan bahan penolong. 4. Penyimpanan bahan makanan adalah meletakkan bahan makanan menurut jenisnya dengan aturan FIFO First In First Out, persyaratan sanitasi tempat penyimpanan makanan, suhu penyimpanan serta lamanya penyimpanan di rak stelling makanan. 5. Pengolahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam pengolahan bahan makanan dengan memperhatikan faktor tempat pengolahan, peralatan memasak dan cara penjamah dalam mengolah makanan. 6. Penyimpanann makanan jadi adalah menyimpan dan menempatkan makanan yang telah jadi dengan memperhatikan prinsip penyimpanan Universitas Sumatera Utara sementara waktu pada ruang penyimpanan makanan jadi dengan memperhatikan kebersihan tempat maupun wadah penyimpanan. 7. Pengangkutan makanan adalah memindahkan makanan dari tempat penyimpanan ke tempat penyajian makanan dengan memperhatikan penggunaan alat angkut dan kebersihannya. 8. Penyajian makanan adalah penyajian makanan jadi ke konsumen dengan menggunakan wadah yang bersih. 9. Zat pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memperbaiki atau memberi warna pada makanan. 10. Jenis zat pewarna adalah nama zat pewarna yang digunakan pada makanan kipang pulut yang dihasilkan sesuai dengan Permenkes RI No. 722MenkesPerIX1988. 11. Kadar zat pewarna adalah banyaknya zat pewarna yang terkandung pada makanan kipang pulut yang dihasilkan. 12. Pemeriksaan Laboratorium adalah suatu kegiatan mengenai pemeriksaan sampel kipang pulut yang dilakukan di laboratorium. 13. Memenuhi tidak memenuhi syarat kesehatan bila hasil pemeriksaan sesuaitidak sesuai dengan Kepmenkes RI No. 942MenkesSKVII2003

3.7. Aspek Pengukuran

Dokumen yang terkait

Peranan Pasar Baru Panyabungan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

4 55 121

Hygiene Sanitasi Makanan dan Pemeriksaan Formalin Serta Boraks Pada Makanan Jajanan (Otak-Otak) di Kota Tanjungpinang Tahun 2013

10 79 85

Pengetahuan Ibu tentang Zat Tambahan pada Makanan Jajanan Anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

0 33 74

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Hasil Industri Pengolahan Tempe Yang Dijual di Pasar Sei Sikambing Kota Medan Tahun 2012

26 125 90

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Gambaran Penggunaan Zat Pewarna Sintesis pada Jajanan Saus Bakso Bakar di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Kota

3 59 42

Analisis Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria Di Puskesmas Panyabungan Jae Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

8 64 167

ANALISA FINANSIAL USAHA TANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN PANYABUNGAN KOTA KABUPATEN MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA.

0 0 6

Peranan Pasar Baru Panyabungan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

1 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan - Pengetahuan Ibu tentang Zat Tambahan pada Makanan Jajanan Anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

0 0 20