Hasil penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan terhadap pemeriksaan jenis dan kadar zat pewarna merah pada makanan kipang pulut. Sampel
berjumlah 10 yang masing-masing diperoleh dari industri rumah tangga di Kecamatan Panyabungan. Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dilihat pada tabel
berikut : Tabel 4.9. Hasil Pemeriksaan Jenis Zat Pewarna Merah Pada Makanan
Kipang Pulut No
Kode Sampel Jenis Pewarna
Keterangan
1 A
Ponceau 4R Di Izinkan
2 B
Ponceau 4R Di Izinkan
3 C
Red 6B Di Izinkan
4 D
Ponceau 4R Di Izinkan
5 E
Red 2G Di Izinkan
6 F
Ponceau 4R Di Izinkan
7 G
Red 2G Di Izinkan
No Kode Sampel
Jenis Pewarna Keterangan
8 H
Red 2G Di Izinkan
9 I
Ponceau 4R Di Izinkan
10 J
Red 6B Di Izinkan
Tabel 4.9. Menunjukkan bahwa pewarna yang paling banyak digunakan yaitu Ponceau 4R 50, sisanya menggunakan Red 2G 30 dan Red 6B 20. Dan
semua pewarna yang digunakan adalah jenis pewarna yang diizinkan.
4.4.2. Hasil Pemeriksaan Kadar Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut
Tabel 4.10. Hasil Pemeriksaan Kadar Zat Pewarna Merah Pada Makanan Kipang Pulut
No Kode Sampel
Kadar Zat Pewarna mgkg
Keterangan
1 A
0,1014 Memenuhi syarat
2 B
0,1021 Memenuhi syarat
3 C
0,1591 Memenuhi syarat
Universitas Sumatera Utara
4 D
0,1013 Memenuhi syarat
5 E
0,1267 Memenuhi syarat
6 F
0,1088 Memenuhi syarat
7 G
0,1154 Memenuhi syarat
8 H
0,1359 Memenuhi syarat
9 I
0,1074 Memenuhi syarat
10 J
0,1495 Memenuhi syarat
Tabel 4.10. menunjukkan bahwa kesepuluh sampel memiliki kadar pewarna yang memenuhi syarat kesehatan karena semuanya masih berada di bawah nilai
ambang batas yang ditentukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Pembuat Makanan Kipang Pulut
5.1.1. Umur
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pembuat makanan kipang pulut paling banyak pada umur 45 dan 37 tahun dengan jumlah masing-masing 2
orang. Umur paling muda yaitu 25 tahun dan paling tua 45 tahun. Industri ini merupakan usaha turun temurun keluarga dan semua industri sudah berdiri diatas 10
tahun bahkan ada yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya. Dari umur usaha dapat dilihat lamanya mereka bekerja sebagai pembuat kipang pulut dan bisa dihubungkan
dengan pengalaman mereka bekerja. Semakin lama mereka bekerja sebagai pembuat makanan kipang pulut, maka pengetahuan ataupun cara mereka bekerja lebih baik
dibandingkan mereka yang masih baru memegang pekerjaan tersebut.
5.1.2. Jenis Kelamin
Dari hasil observasi diketahui bahwa jenis kelamin pembuat makanan kipang pulut, sebanyak 80 adalah jenis kelamin laki-laki, dan sebanyak 20 adalah
perempuan. Adapun alasan perlunya mengetahui karakteristik berdasarkan jenis kelamin karena perempuan biasanya lebih memperhatikan tentang kebersihan dirinya
misalnya baju yang dipakai, kebersihan diri seperti kuku, rambut, tangan, dll. Disamping itu perempuan biasanya tidak merokok seperti laki-laki dimana hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap hygiene sanitasi pengolahan makanan kipang pulut.
Universitas Sumatera Utara