Definisi Tujuan Bahan Tambahan Makanan

Pulut yang sudah kering salanjutnya digoreng. 4. Panaskan Gula Gula yang digunakan adalah gula tebu, dipanaskan sampai cair. 5. Pemberian Zat Warna Merah Zat warna merah dimasukkan kedalam gula yang sudah dipanaskan, tidak ada ukuran tertentu tapi sesuai keinginan produsen. 6. Diaduk Pulut yang sudah digoreng kemudian dimasukkan kedalam gula yang sudah dipanaskan dan dicampur dengan pewarna merah, kemudian diaduk-aduk sampai rata. 7. Dicetak Pulut yang sudah diaduk dituang dalam cetakan kayu yang berukuran 1 m x 1.5 m. 8. Pemotongan Langkah selanjutnya yaitu pemotongan pulut yang bentuknya tergantung selera produsen. 9. Pengemasan Langkah terakhir yaitu pengemasan dengan plastik kaca.

2.5. Bahan Tambahan Makanan

2.5.1. Definisi

Menurut POM 2004, bahan tambahan makanan adalah bahan atau campuran bahan yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi di Universitas Sumatera Utara tambahkan dalam makanan untuk mempengaruhi sifat dan bentuk makanan, antara lain bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa, anti gumpal, pemucat, dan pengental. Definisi lain mengatakan bahwa aditif makanan atau bahan tambahan makanan adalah bahan yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dimana bahan aditif ini bukan secara alamiah merupakan bagian dari bahan makanan, tetapi terdapat dalam bahan makanan tersebut karena perlakuan saat pengolahan, penyimpanan atau pengemasan. Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu aditif sengaja dan aditif tidak sengaja. Aditif sengaja yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja untuk maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk dan rupa, dan lain sebagainya. Sedangkan aditif tidak sengaja, yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan. Pemakaian bahan tambahan makanan umumnya diatur oleh lembaga-lembaga seperti Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Ditjen POM di Indonesia, Food and Drug Administration FDA di USA. Peraturan mengenai pemakaian bahan tambahan makanan berbeda-beda di satu negara dengan negara lainnya. Di Indonesia, peraturan tentang bahan tambahan makanan dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan dan pengawasannya dilakukan oleh Ditjen POM Medikasari, 2003.

2.5.2. Tujuan

Adapun tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk mendapatkan mutu produk yang optimal. Untuk memperbaiki penampakan, cita rasa, Universitas Sumatera Utara tekstur, flavor dan memperpanjang daya simpan. Selain itu dapat meningkatkan nilai gizi seperti protein, mineral, dan vitamin. Agar makanan yang tersaji tersedia dalam bentuk yang lebih menarik, rasa enak, rupa dan konsistensinya baik serta awet maka sering dilakukan penambahan bahan tambahan makanan. Karena adakalanya makanan yang tersedia tidak mempunyai bentuk yang menarik meskipun kandungan gizinya tinggi. 2.5.3. Jenis Bahan Tambahan Makanan 1. Sengaja ditambahkan Intentional Additives, yaitu yang diberikan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meningkatkan konsistensi nilai gizi, citarasa, mengendalikan pengasaman, dan sebagainya. 2. Tidak sengaja ditambahkan Unintentional Additives, yaitu yang terdapat dalam makanan dengan jumlah yang sangat kecil sebagai akibat dari proses pengolahan Furia, 1980. 2.5.4. Fungsi Bahan Makanan Tambahan PERMENKES No. 235MenkesPerVI1979 mengelompokkan bahan tambahan makanan berdasarkan fungsinya, yaitu : 1. Antioksidan 8. Pengawet 2. Anti Kempal 9. Pengemulsi, pemantap 3. Pengasam, penetral dan pendapar 10. Pengeras dan pengental 4. Enzim 11. Pewarna alami, sintetis 5. Pemanis Buatan 12. Penyedap rasa dan aroma 6. Pemutih dan pematang 13. Seskuestran, dan Universitas Sumatera Utara 7. Penambah gizi 14. Bahan tambahan lainnya

2.6. Zat Pewarna

Dokumen yang terkait

Peranan Pasar Baru Panyabungan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

4 55 121

Hygiene Sanitasi Makanan dan Pemeriksaan Formalin Serta Boraks Pada Makanan Jajanan (Otak-Otak) di Kota Tanjungpinang Tahun 2013

10 79 85

Pengetahuan Ibu tentang Zat Tambahan pada Makanan Jajanan Anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

0 33 74

Higiene Sanitasi Pengolahan dan Pemeriksaan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Hasil Industri Pengolahan Tempe Yang Dijual di Pasar Sei Sikambing Kota Medan Tahun 2012

26 125 90

Pengaruh Sanitasi Lingkungan dan Personal Hygiene terhadap Kejadian Penyakit Skabies pada Warga Binaan Pemasyarakatan yang Berobat Ke Klinik di Rumah Tahanan Negara Klas 1 Medan

10 99 155

Gambaran Penggunaan Zat Pewarna Sintesis pada Jajanan Saus Bakso Bakar di Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Medan Kota

3 59 42

Analisis Pelaksanaan Program Eliminasi Malaria Di Puskesmas Panyabungan Jae Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

8 64 167

ANALISA FINANSIAL USAHA TANI KARET (Hevea brasiliensis) DI KECAMATAN PANYABUNGAN KOTA KABUPATEN MANDAILING NATAL SUMATERA UTARA.

0 0 6

Peranan Pasar Baru Panyabungan Terhadap Pengembangan Wilayah di Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

1 1 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan - Pengetahuan Ibu tentang Zat Tambahan pada Makanan Jajanan Anak SD di Kelurahan Panyabungan III Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal

0 0 20