keluarga yang salah satunya saja berfungsi ada setiap anggota keluarga dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi diri.
Berbagai fungsi keluarga dari bertanggung jawab memenuhi kebutuhan fisik sampai dengan mempersiapkan anggotanya menjadi anggota masyarakat yang
berguna dan bertanggung jawab. Selain itu juga sebagai pusat penerus nilai karena lingkungan keluarga yang pertama tama untuk berperilaku sesuai dengan budaya dan
harapan masyarakat dimanapun berada. Itu artinya dua fungsi penting keluarga adalah penyesuaian diri atau beradaptasi. Dalam lingkungan keluarga dan hubungan
antar manusia pada umumnya Sadli, 2010: 143-144. Seperti bagaimana perempuan dapat secara langsung mengambil inisiatif untuk menyelamatkan rumah tangga.
2.5. Kesejahteraan Sosial
2.5.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Dalam sistem kenegaraan Indonesia, Konsep kesejahteraan sosial terdapat dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, pasal satu yang
menyebutkan bahwa kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spritiual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga
dapat melaksanakan fungsi sosialnya Elmussi, Rahmatullah. 2010. Memahami Dinamika Perilaku Manusia Dalam Implementasi Kesejahteraan Sosial. Diakses dari
http: rahmatullah.banten-instuste.org. James Midgley 1997:5 mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai suatu
kondisi yang harus memenuhi tiga syarat utama: 1 ketika masalah sosial dapat di- manage dengan baik; 2 ketika kebutuhan terpenuhi; 3 ketika peluang-peluang
sosial terbuka secara maksimal. Pengertian lain juga dapat dikembangkan dari hasil Pre-Conference Working for the 15th International Conference of Social Welfare
Universitas Sumatera Utara
yakni kesejahteraan sosial adalah keseluruhan usaha social yang terorganisir dan mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat berdasarkan
konteks sosialnya. Di dalamnya tercakup pula unsur kebijakan dan pelayanan dalam arti luas yang terkait dengan berbagai kehidupan dalam masyarakat, seperti
pendapatan, perumahan, kesehatan, rekreasi budaya, dan lain sebagainya. Dalam konteks Indonesia sendiri, kesejahteraan sosial dapat dimaknai dengan terpenuhinya
kebutuhan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam hal material, spiritual maupun sosial. Ini seperti yang tertuang dalam Undang-Undang tentang
Kesejahteraan Sosial yang baru disahkan pada 18 Desember 2008 sebagai pengganti terhadap UU No.6 Tahun 1974 juga tentang Kesejahteraan Sosial. Dalam pasal 1
ayat 1 disebutkan bahwa, “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan
mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.” Huda, 2009: 72-73.
Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Kesejahteraan Sosial mencakup berbagai usaha yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf
hidup manusia, baik itu dibidang fisik, mental, emosional, sosial ekonomi ataupun kehidupan spiritual.
2.5.2. Usaha Kesejahteraan Sosial