Sarana dan Prasarana di Desa Sibangun Mariah

saat pelelangan dan ini akam menjadi kas desa serta dapat dipakai untuk keperluan penduduk dan keperluan desa 4.5.5. Komposisi Penduduk Brdasarkan Agama Setiap daerah memiliki masyarakat yang menganut agama atau kepercayaan yang cenderung berbeda. Demikian juga di Desa Sibangun Mariah terdapat berbagai pemeluk agama, seperti tabel berikut ini: Tabel 4.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama No. Agama Jumlah jiwa Persentase 1. Kristen Protestan 1.750 95,47 2. Kristen Katolik 58 3,17 3. Islam 25 1,36 Jumlah 1.833 100,00 Sumber: Kantor Kepala Desa Sibangun Mariah, 2011 Dari Tabel di atas diketahui bahwa agama yang dianut masyarakat mayoritas Kristen Protestan sebanyak 1.750 jiwa atau sekitar 95,46 , Kristen Katolik 58 jiwa atau sekitar 3,17 dan paling sedikit adalah Islam dengan jumlah 25 jiwa atau sekitar 1,36 .

4.6. Sarana dan Prasarana di Desa Sibangun Mariah

4.6.1. Sarana Ibadah Setiap agama memiliki sarana ibadah masing-masing, tetapi agama yang ada di desa Sibangun Mariah adalah mayoritas Kristen Protestan. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Sarana Ibadah No. Sarana Ibadah Jumlah 1. Gereja GKPS 1 Unit 2. Gereja Katolik 1 Unit Jumlah 2 Unit Sumber: Kantor Kepala Desa Sibangun Mariah, 2011 Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah gereja ada dua unit yaitu gereja GKPS Gereja Kristen Protestan Simalungun 1 unit, gereja Katolik 1 unit. Rumah ibadah yang dimiliki cukup memadai dari segi bangunan dan fasilitas yang tersedia didalamnya seperti bangunan gereja yang terbuat dari semen beton berlantai keramik dan berukuran besar. Sedangkan fasilitasnya seperti kursi, organ dan lain sebagainya sudah tersedia. Sedangkan untuk penduduk yang beragama Islam beribadah ke kota kecamatan Saribu Dolok karena hanya di kecamatn tersebut terdapat Mesjid. 4.6.2. Sarana Pendidikan Ketersediaan sarana pandidikan tidak boleh diabaikan dalam suautu daerah tertentu, karena akan menjadi indikasi terhadap maju tidaknya daerah tersebut sesuai dengan kualitas sumber daya manusia yag diperoleh dari pendidikan. Tabel 4.6. Sarana Pendidikan No. Sarana Pendidikan Jumlah Satuan 1. Gedung SD 2 Buah Jumlah 2 Buah Sumber: Kantor Kepala Desa Sibangun Mariah, 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas dapat kita ketahui bahwa sarana pendidikan yang ada di Desa Sibangun Mariah hanya untuk SD yaitu terdiri dari dua unit.Masing- masing SD tersebut adalah Sekolah Dasar Negeri. Sekolah ini sudah dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang lengkap dan tenaga pengajar yang cukup. Untuk melanjutkan pendidikan SMP Sekolah Menengah Pertama dan SMA Sekolah Menengah Atas, anak-anak mereka bisa sekolah di kota kecamatan. Ajan tetapi bagi orangtua yang mampu dari segi ekonomi biasanya menyekolahkan anak-anak mereka ke kota-kota besar, seperti Kabanjahe, Pematang Siantar, Medan dan sebagainya. Sedangkan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, anak-anak mereka bisa melanjutkan ke kota-kota besar seperti Pematang Siantar, Medan, Yogyakarta namun secara umum adalah di kota Medan. 4.6.3. Sarana Jalan dan Transportasi Untuk mencapai desa ini sudah dapat dilakukan dengan mudah, karena setiap hari sudah ada minibus yang dipergunakan sebagai alat pengangkutan dari kota kecamatan. Minibus ini hanya ada 2 unit, termasuk halnya mengantar-jemput anak- anak sekolah setiap harinya, juga mengangkut orang-orang setiap harinya, juga mengangkut orang-orang yang ingin pergi ke-kota kecamatan dengan keperluan tertentu misalnya untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan juga kebutuhan pertanian dengan ongkos Rp. 3000. Alat transportasi yang lain adalah becak mesin yang setiap hari saat lalu- lalang keluar masuk desa, sehingga masyarakat dapat mudah sampai ke tujuan. Mayarakat lebih memilih beca mesin sebagai alat transportasi, disamping lebih cepat, penduduk yang ingin bepergian tidak perlu menunggu lama untuk berangkat, seperti halnya minibus yang kadang kala harus menunggu sampai satu jam sampai Universitas Sumatera Utara penumpang benar-benar penuh. Sedangkan becak mesin mesin tidak perlu menunggu lama, tetapi di situ penumpang naik, lansung berangkat tidak terkecuali sedikit atau banyaknya penumpang. Ongkos becak mesin berbeda dengan minibus, becak mesin Rp. 4000, apabila yang naik sekitar 3 orang atau lebih sedangkan apabila penumpangnya hanya 1 orang biasanya ongkosnya sekitar Rp. 5000 – Rp. 10.000. Sedangkan alat angkutan lain untuk mangangkut hasil pertanian petani dari perladangan dan mengangkut berbagai keperluan daru rumah ke ladang petani adalah menggunakan kereta kerbau, sehinggat tidak perlu lagi petani susah payah untuk membawa hasil pertanian berapapun jumlahnya. Rata-rata setiap rumah tangga sudah memilikinya namun apabila tidak ada, penduduk yang lain bersedia meminjamkan kereta kerbaunya kepada penduduk yang memerlukan, dengan bayaran tertentu sesuai dengan jarak tempuh ke ladangnya. Untuk menjual hasil pertanian petani penduduk tidak perlu mambawa atau menjual ke pasar dimana pasarnya letaknya di kecamatan, karena setiap hari banyak agen atau pembeli yang langsung datang ke desa untuk membali hasil pertanian petani. Bagi petani yag ladangnya biasa dilalui kendaraan roda 4, biasanya para agen langsung datang ke ladang petani mengambil hasil pertanian yang hendak dijual. Para agen tersebut ada yang membawa mobil pick up dan truk besar. Jalan umum yang menghubungkan Desa Sibangun Mariah dengan desa-desa yang lain atau desa tetangga merupakan jalan aspal, hanya ada beberapa titik saja yang berlobang-lobang sehingga apabila musim hujan tiba jalanan akan digenangi air. Adapun jalan yang berlobang-lobang dikarenakan seringnya mobil-mobil berat yang menyangkut hasil pertanian penduduk dan juga mengatur pupuk penduduk. Jalan dari desa ke-ladang sebagian besar dibuat batu dan sudah bisa dilalui kendaraan roda 2 dan 4, sedangkan sebagian lagi hanya berupa jalan setapak berjarak 3 km, Universitas Sumatera Utara berlobang-lobang yang hanya bisa dilalui kereta kerbau. Ada juga jalan setapak dengan lebar kira-kira 1 m, tetapi sudah cukup baik untuk dilewati. 4.6.4. Sarana Kesehatan Sarana kesehatan di Desa Sibangun Mariah terdiri dari Puskesmas dan Bidan. Satu kali dalam satu bulan diadakan posyandu yang biasanya diadakan di salah satu halaman penduduk yang berada di tengah lokasi perkampungan sehingga memudahkan para ibu-ibu untuk datang ke lokasi tersebut. Posyandu ini biasanya untuk para ibu-ibu rumah tangga, tempat imunisasi bayi-bayi mereka dan jug untuk memeriksa kehamilan. Posyandu ini ditangani oleh bidan uang ada di desa dan juga beberapa bidan yang datang dari kota Kecamatan Saribu Dolok. Selain itu posyandu juga dibantu oleh beberapa ibu-ibu PKK. Posyandu di desa ini sudah memadai karena biasanya didampingi oleh orang-orang yang ahli. Pada tiap bulannya bidan dan ibu-ibu PKK mengundang beberapa dari dinas kesehatan untuk memeberikan penyuluhan pada ibu baik itu tentang KB, gizi, dan juga memberikan makanan tambahan kepada Balita. Untuk keperluan kesehatan yang lain, penduduk langsung mendapatkan pengobatan pada bidan desa yang sudah mempunyai ruang praktek pengobatan dirumanya dengan berbagai fasilitas yakni: 1 buah meja, 1 tempat tidur serta 1 lemari tempat penimpanan obat-obatan. Bidan desa ini akan melayani pasien yang mempunyai penyakit ringan sesuai dengan sarana dan kemampuan yag ada. Jika seorang pasien sudah mempunyai penyakit yang kritis dan tidak mungkin dapat diobati maka pasien akan dipindahkan kerumah sakit yang terdekat yang peralatannya dan kemampuannya lebih baik untuk mengobatinya, karena bidan desa biasanya lebih sering menangani persalinan ibu hamil dan perawatan bayi-bayi dan Universitas Sumatera Utara juga penyakit-penyakit ringan yang tidak membutuhkan pembedahan. Bidan di sini juga bersedia dipanggil kerumah apabila penduduk ada yang sakit dan melahirkan. Bidan langsung datang dan membawa peralatan yang diperlukan untuk itu. Selain pelayanan kesehatan yang bersifat formal, masyarakat di desa ini juga mempercayai pelayanan kesehatan oleh dukun. Ini dibutuhkan apabilatenaga medis yangbersifat formal tidak mampu menyembuhkan penyakit yang diderita seseorang sehingga mereka akn pergi berobat ke dukun. Selan itu masyarakat di sini masih memeprcayai adanya kekuatan supranatural, inilah salah satunya penyebab mereka mempercayai pengobatan yang sifatnya tradisional seperti dukun. 4.6.5. Sarana Penerangan dan Air Bersih Untuk sarna penerangan, semua penduduk di desa Sibangun Mariah sudah hampir mendapat penerangan listrik dari PLN. Hanya ada beberapa rumah yang belum mendapat penerangan listrik hanya menggunakan lampu teplok petromak saja. Alasan penduduk yang belum mendapatkan penerangan listrik karena keuangan yang tidak memadai dan sebagian karena rumah yang mereka tempati hanya rumah kontrakan saja. Untuk sarana telekomunikasi juga sudah memadai karena hampir setiap rumah penduduk sudah memiliki telepon genggam handphone, bahkan dalam satu keluarga ada yang memiliki lebih dari 1 telepon genggam, walaupun ada masyarakat yang tidak memiliki karena faktor ekonomi juga. Namun bagi penduduk yangtidak memiliki telepon genggam, di desa ini telah tersedia telepon umum sehingga siapa saja bisa menggunakannya. Untuk kebutuhan air bersih, penduduk Desa Sibangun Mariah menggunakan air sumur yang dibuat untuk digunakan penduduk secara umum yang sering disebut penduduk desa dengan istilah pet. Pet umum ini tidak dibuka setiap jamharinya Universitas Sumatera Utara melainkan hanya dibuka pada 17.00 WIB sampai dengan 20.00 WIB setiap harinya. Apabila mandi untuk orang dewasa dikenakan biaya Rp. 1500 sedangkan untuk anak-anak Rp.1000. Di desa ini memang sulit mendapatkan air, belum lagi masalah lampu yang sering padam yang mengakibatkan air juga mati sehingga menyusahkan penduduk. Namun sebagian msyarakat sudah memiliki bak rumahnya sendiri untuk menampung air hujan, sehingga apabila musim kemarau penduduk sedikit lebih diringankan dengan biaya air, tetapi penduduk yang tidak memiliki akan merasa kesulitan. Bagi yang tidak memiliki bak sendiri biasanya membeli drum untuk penampungan air. Di desa ini hanya ada dua sumur bor, satu diantaranya dibuat juga sebagai pet umum dan mmerupakan milik bersama satu kampung, dan satu lagi merupakan sumur bor milik pribadi yang hanya dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu saja misalnya pada saat kemarau panjang dan pada saat ada pesta, sehingga pemiliknya lebih menaikkan harga dari pet air umum. Untuk mengambil air biasanya penduduk menggunakan kereta kerbau dan bagi masyarakat yang membeli dan jumlah yang sedikit cukup menggunakan beko saja.

4.7. Struktur Sosial dan Organisasi Kemasyarakatan