Perempuan Sebagai Petani Petani Perempuan

pupuk kandang. Harga bayangan dari setiap kendala atau sumberdaya langka tersebut menunjukkan bila menambah ketersediaan sumberdaya tersebut satu rupiah akan mendatangkan pendapatan sebesar harga bayangannya shadow price. Analisis sensitivitas menunjukkan batasan perubahan dari harga dan biaya agar tidak merubah keadaan optimal Yuningsih. 1999. Analisis Optimalisasi Pendapatan Usaha Tani Pada Keragaman Jenis Usaha Petani. Diakses dari http:repository.ipb.ac.id. Menurut Jayadinata, menyebutkan bahwa cara-cara untuk meningkatkan kehidupan sosial ekonomi petani dapat dilakukan dengan cara 1. Meningkatkan pendidikan keterampilan 2. Mengusahakan perubahan mata pencaharian jika pendapatan dalam pertanian tidak dapat ditingkatkan. 3. Memperluas dan memperbaiki usaha tani. 4. Mengikut sertakan para keluarga petani dalam kegiatan masyarakat dan kegiatan kelembagaan Jayadinata, 1992:2.

2.2.2. Perempuan Sebagai Petani

Kedudukan perempuan dalam aspek sosiologi menunjukan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Kedudukan Perempuan dalam pengertian ini memposisikan perempuan sebagai kelompok sosial yang berstatus lebih rendah dari laki-laki di lingkungan tempat berinteraksi. Status sosial yang dimaksud ditujukan kepada kemampuan menerjemahkan dan teknologi sebagai ukuran interaksi yang dibentuk dari esensi-esensi kemampuan komunikasi sosial yang berada dalam skala rendah. Dalam proses-proses pembangunan terdapat hubungan timbal balik antara perempuan dan laki-laki. Jika perbedaan-perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak bisa diganggu gugat dimana bahwa secara biologis perempuan Universitas Sumatera Utara memiliki kemampuan mengandung dan melahirkan sementara laki-laki tidak, dan sejenisnya. Maka perbedaan perbedaan gender juga harus bisa dirubah karna yang menjadi akarnya adalah faktor-faktor sosial dan sejarah Macdonal, dkk: 13. Pengakuan bahwa perempuan dan laki-laki sama, yaitu sama-sama manusia yang mempunyai pikiran, perasaan dan pendapat memang dibutuhkan oleh perempuan, karena selama berabad-abad itu masih disangkal. Banyak kerugian- kerugian yang disebabkan yang tidak mengenal atau mengakui perbedaan-perbedaan ini. Pengakuan akan perbedaan antara perempuan dan laki-laki dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan perempuan. Peranan yang berbeda antara perempuan dan laki-laki dalam keluarga dan masyarakat merupakan akibat pembagian kerja secara seksual. Pembagian kerja secara seksual ini bertahan karena mendapat kekuatan dari masa ke masa melalui sosialisasi dan enkulturalisasi. Peran perempuan selalu dikaitkan dengan urusan domestik dan laki-laki di ruang publik Primariantari, dkk 1998:121. Pada dasarnya perempuan Indonesia, khususnya mereka yang tinggal di daerah pedesaan dan miskin peranan ganda bukanlah merupakan sesuatu hal yang baru. Pada masyarakat pedesaan para perempuan sudah dituntut untuk hidup mandiri dan bekerja karena tuntutan perekonomian, hal ini yang mendasari peran perempuan desa tidak hanya lagi bekerja sebagai pembantu laki-laki khususnya dalam pertanian, perempuan sudah memiliki kesempatan untuk bekerja sebagai petani dan mengelola lahan pertanian dengan sendiri. Dalam pertanian perempuan juga sudah dapat memiliki tanah pertanian dan mengawasi penggarapannya. Dengan demikin perempuan tidak mengalami kesulitan untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya. Universitas Sumatera Utara Jadi yang dimaksud dengan petani perempuan merupakan perempuan yang bekerja sebagai petani yang bercocok tanam dengan melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain memperoleh pendapatan dan tidak lagi tergantung kepada laki-laki.

2.3. Sosial Ekonomi