BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perempuan yang menjadi kunci pembangunan pertanian dan sebagai penyelamatan krisis pangan yang terjadi 2 tahun terakhir ini. Dalam laporan
Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB yang dikeluarkan pada tahun 2008 menunjukkan bahwa pertanian menjadi sumber utama kehidupan untuk perempuan dibanyak
negara berkembang dan menjadi jalan keluar utama untuk mengatasi kemiskinan di keluarganya. Namun demikian banyak perempuan di berbagai wilayah pedesaan
tidak mempunyai akses untuk input dan sumber daya produksi bagi pertaniannya serta pelayanan publik yang memadai. Mereka juga tidak mendapatkan insentive
yang memadai dalam usahanya serta sangat rentan upaya produktivitasnya di pertanian. Padahal pertanian yang dihasilkan para perempuan ini menjadi tumpuan
hidup dan kehidupan banyak keluarga miskin. Bahkan pertanian menjadi kunci dari pembangunan banyak negara berkembang.
Perempuan menjadi kunci dalam produksi pertanian di negara berkembang. Dimana 32 dari mereka hanya bekerja sebagai buruh dan hidup dalam keterbatasan
di areal pedesaan 70. Perempuan menjadi sumber yang potensial tenaga kerja dalam produksi pangan yang dikonsumsi masyarakat lokal. Pertanian di berbagai
negara termasuk di wilayah Asia dan Afrika menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dan menjadi basis kehidupan di pedesaan. Lebih banyak proposi produksi pertanian
dihasilkan oleh perempuan, sehingga perempuan menjadi agen yang cukup penting dalam ketahanan pangan dan kesejahteraan keluarga. Untuk itulah sudah sewajarnya
Universitas Sumatera Utara
perempuan mendapatkan prioritas dalam program pertanian dan mendapatkan dukungan dari kebijakan pembangunan pertanian karena dialah sumber daya dalam
keberlanjutan kehidupan pedesaan dan pengurangan kemiskinan Pertiwi. 2010, Pembangunan Pertanian yang Responsif Gender. di akses dari
http:www.gitapertiwi.org
Negara Indonesia dikenal dengan negara agraris hal ini disebabkan karena sebagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di
lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4 dari Produk Domestik Bruto PDB dunia. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak
dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor-sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas
ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Hal ini didukung karena potensi sumber daya alam Indonesia, lahan yang luas dan juga tanah yang
masih subur di berbagai daerah dan iklim yang baik untuk pertanian juga menjadikan negara Indonesia tetap bertahan dan bertumpu pada sector pertanian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS tahun 2008, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 45,3 penduduk meskipun
hanya menyumbang sekitar 18,3 dari total pendapatan domestik bruto. Negara Indonesia sebagai negara agraris didukung dengan banyaknya penduduk Indonesia
yang bermata pencaharian sebagai petani Wikipedia. 2010. Petani. Diakses dari http:id.wikipedia.org.
Pertanian masih merupakan sektor strategis bagi bangsa Indonesia untuk waktu lima dan sepuluh tahun ke depan. Hal tersebut disebabkan karena sebagian
besar penduduk Indonesia hidup di wilayah pedesaan dengan mata pencaharian
Universitas Sumatera Utara
utama sebagai petani. Keberadaannya merupakan suatu kekuatan tersendiri bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu pengaruhnya masih sangat besar terhadap
pembangunan bangsa.
Pertanian yang begitu banyak memberikan partisipasinya terhadap pembangunan seolah tidak disadari hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian
terhadap masyarakat petani. Semakin lama para petani semakin kurang terjamin kesejahteraannya, kemiskinan petani yang semakin hari semakin memperihatinkan,
apabila dilihat secara seksama faktor penyebab kemiskinan petani tidak hanya dipicu oleh kepemilikan lahan, tetapi juga sering dipicu oleh kebijakan pemerintah yang
terkesan setengah hati untuk berpihak kepada petani, karena tidak disertai perangkat aturan yang akan memberi sanksi apabila kebijakan tersebut tidak dijalankan
Samsudin. 2011, Pelatihan Peningkatan Pertanian Sehat. Diakes dari www.pertaniansehat.or.id .
Sebagai negara agraris, jumlah perempuan usia di atas 15 tahun dalam sektor pertanian luas yang berada di wilayah pedesaan mencapai 40 persen. Berbagai
penelitian dalam sektor pertanian menunjukkan bahwa peran perempuan pada kegiatan pertanian sangat substansial. Kesemuanya menyebut adanya pembagian
kerja seksual dimana perempuan melakukan kerja selama proses produksi yang meliputi penanaman, penyiangan, pemeliharaan, panen, pasca panen, pemasaran,
baik yang bersifat manajerial tenaga buruh, pada komoditi tanaman pangan ataupun tanaman industri yang diekspor. Beberapa pekerjaan justru dianggap sebagai
pekerjaan perempuan seperti halnya menanam bibit, menabur benih dan menyiang. Dalam proses budi daya, nyaris tak ada benih jatuh ke bumi tanpa sentuhan tangan
perempuan. Bahkan dalam pengairan, yang selama ini dianggap kerja laki-laki,
Universitas Sumatera Utara
perempuan ternyata ikut menentukan kapan pengairan dilakukan, banyaknya kuantitas air, kedalaman air, frekuensi pengairan, termasuk “bagian kerja laki-laki”.
Tanpa keterlibatan perempuan, proses produksi tak akan berlangsung, termasuk komoditi ekspor yang diperdagangkan secara internasional Peran Perempuan
Pedesaan dalam Ekonnomi Global Yana. 2010. Peran Perempuan Pedesaan Dalam Ekonomi Global. Diakses dari http:lajur-kiri.com.
Peran perempuan dalam dunia pertanian tidak sekadar menjadi teman atau pembantu laki-laki dalam mengerjakan lahan pertanian. Pekerjaan yang dilakukan
oleh perempuan dapat lebih berat dari laki-laki. Selain mengurus dan menyiapkan anak ke sekolah, perempuan juga harus menyiapkan dan mengirimi makan suami di
lahan. Tidak berhenti disitu saja, perempuan membantu pekerjaan suami yang sedang dikerjakan. Bahkan apabila pekerjaan di lahan sudah selesai hari berikutnya
perempuan dapat bekerja di lahan milik orang lain. Mereka dapat menjadi buruh untuk tanam, pemupukan dan membersihkan lahan dari rumput dan gulma. Pada saat
panen perempuan jarang dilibatkan karena dianggap tidak memiliki cukup tenaga. Meskipun demikian peran lain untuk tetap menjaga ketahanan pangan keluarga
masih dapat dilakukan. Peran yang sering dilakoni adalah bekerja mengumpulkan bulir-bulir padi yang tertinggal di batang pada saat panen Resyidi. 2010. Pertanian
Perempuan di Desa. Diakses dari http:rumahsurvey.blogspot.com.
Pada pencapaian keadaan perempuan Indonesia dalam tahun 1990-an berdasarkan data statistik, hasil sensus 1990 menunjukkan penduduk perempuan
masih tetap sedikit lebih banyak daripada laki-laki. Dari segi kuantitas perempuan adalah sumber daya manusia yang sama dengan laki-laki sehingga penting untuk
Universitas Sumatera Utara
dikaji bagaimana kualitas perempuan sebagai sumber daya manusia Sadli, 2010: 2010.
Dalam hal sumber pendapatan dan solidaritas rumah tangga sumbangan perempuan sangat besar terhadap keluarga dalam sumber penghasilan keluarga yang
tercermin dari bekerja di lahan usahanya sendiri maupun buruh di lahan orang lain. Namun di samping sumbangan perempuan yang tinggi terhadap sumber pendapatan
khususnya sumber pendapatan keluarga perempuan petani di desa masih sering kurang diperhatikan kebutuhannya dan sering ditempatkan dalam posisi marginal
kurang dianggap bisa berperan dalam pengambilan keputusan, bahkan juga sering menjadi pihak yang dikorbankan dalam pemenuhan kesehatan reproduksi.
Perempuan punya beban ganda sebagai ibu dan sebagai istri yang mengharuskannya menomor duakan perhatiannya terhadap kesehatan reproduksinya Bataviase. 2010.
Perempuan Petani Masih Dikorbankan. Diakses dari http:bataviase.co.id. Pekerjaan petani perempuan dalam usaha taninya harus dapat diseimbangkan dengan
perhatian terhadap petani perempuan akan resiko pekerjaan petani. Namun sering perempuan kurang diperhatikan peran sosialnya. Kodrat perempuan dan paham-
paham tentang kodrat perempuan bahwa perempuan masih didominasi oleh laki-laki masih sangat mempengaruhi kontribusi perempuan dalam kehidupan sosial ekonomi.
Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang pada umumnya sumber pendapatannya berasal dari
pertanian, perempuan di desa ini tidak lagi hanya bekerja di rumah dan mengurus pekerjaan rumah, merawat anak namun di desa ini perempuan sudah ikut bekerja
sebagai petani dan mengelolah lahan pertanian baik lahan pertanian milik sendiri maupun lahan pertanian yang di sewa. Di desa Sibangun Mariah terdapat
Universitas Sumatera Utara
perempuan yang bekerja sebagai petani dan sudah menikah untuk memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya. Petani perempuan tidak lagi hanya
mengerjakan pekerjaan yang biasanya dikerjakan perempuan dalam bertani seperti membersihkan tanah dari rumput, memupuk atau sekedar membantu suami dan
mengantar makanan suami di saat bekerja di lahan pertanian. Di desa ini perempuan juga mengerjakan pekerjaan yang biasa yang di lakukan laki-laki seperti menyemprot
pestisida, mengangkat peralatan-peralatan pertanian dan waktu yang di gunakan para perempuan petani di desa ini dalam mengelola lahan pertaniannya lebih banyak dari
pada laki-laki padahal setelah bekerja di lahan pertanian juga harus mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dan lain-lain.
Di desa tersebut juga ada perempuan yang bekerja sebagai petani tetapi suaminya tidak bekerja bersama pada usaha pertanian dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan keluarganya. Hal ini terlihat bahwa perempuan memiliki peran yang besar dalam perekonomian di desa tersebut khususnya dalam perekonomian
keluarganya. Walaupun perempuan sudah mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan bekerja sebagai petani namun kodrat perempuan yang
masih muncul sebagai indikator sosial dan kemampuan perempuan sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya sering dikatakan sebagai pencari nafkah
tambahan karena senantiasa laki-laki yang dianggap sebagai tuan untuk pencari nafkah dalam pemenuhan kebutuhan keluarga hal ini terjadi karena budaya partiarki
yang masih berkembang di dalam kehidupan masyarakat khususnya masyarakat desa dan bukan tidak mungkin hal ini mempengaruhi kontribusi perempuan dalam
bidang social ekonomi keluarga di Desa Sibangun Mariah Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.
Universitas Sumatera Utara
Melihat betapa pentingnya kontribusi petani perempuan dalam kehidupan keluarga khususnya dalam peningkatakn pendapatan membuat penulis menjadi
tertarik untuk melakukan penelitian tentang keterkaitan petani perempuan terhadap
peningkatan kehidupan sosial ekonomi keluarga dengan judul ” Kontribusi Petani Perempuan Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga di Desa Sibangun Mariah
Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun Sumatera Utara” .
1.2. Perumusan Masalah