Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP
Dosen Koordinator : Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.
Program Studi ; S1 Ilmu Tanah
Kode Mata Kuliah : PIT-301
Nama Mata Kuliah : Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia
Jumlah SKS : 3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum
KelasSemester : ?V
Pertemuan : Ke-11
Alokasi Waktu : 100 menit
1. Standar Kompetensi
Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar pada akhir kuliah peserta didik memahami definisi tanah sawah, profil tanah sawah tipikal, perkembangan profil tanah sawah pengaruh
permeabilitas dan kedalaman air tanah; serta perbedaan profil tanah sawah lahan kering dan lahan basah. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di
laboratorium.
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami tentang perkembangan tanah-tanah sawah Indonesia.
3. Indikator
Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat: 1.
Menyebutkan definisi tanah sawah, 2.
Menjelaskan profil tanah sawah tipikal, 3.
Menjelaskan perkembangan profil tanah sawah akibat pengaruh permeabilitas, 4.
Menjelaskan perkembangan profil tanah sawah akibat pengaruh kedalaman air tanah, 5.
Menjelaskan profil tanah sawah lahan kering, dan 6.
Menjelaskan profil tanah sawah lahan basah.
4. Materi Ajar
1. Tanah-tanah Sawah
Tanah-tanah sawah rice soil, paddy soil, lowland paddy soil, artificial hydromorphic soil, greatgroup anthraquic, subgroup anthrophic, typical paddy soils, aquorizem,
Anthrosols adalah tanah-tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik secara terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.
2. Profil Tanah Sawah Tipikal
Profil tanah sawah tipikal adalah: 1 lapisan olah yang tereduksi dan tercuci eluviasi Ap, 2 lapisan tapak bajak Adg, 3 horison iluviasi Fe Bfe di atas horison iluviasi
Mn Bmn yang sebagian besar teroksidasi, dan 4 horison tanah asal yang tidak terpengarh persawahan Bw, Bt.
3. Perkembangan Profil Tanah Sawah akibat pengaruh permeabilitas
Perkembangan profil tanah sawah akibat pengaruh permeabilitas dijumpai 3 jenis sawah:
a. Tanah sawah coklat brown lowland paddy soils, yaitu berasal dari tanah dengan
permeabilitas baik sedang, mempunyai profil tanah sawah yang sangat mirip dengan tanah sawah tipikal di Jepang typical aquorizem atau tanah sawah tipikal di
Indonesia. Susunan dan sifat-sifat horison profil tanah sawah coklat adalah: lapisan olah dan tapak bajak berwarna kelabu tua 5Y 41, sedangkan horison di bawahnya
berwarna coklat tua 10YR 43 dengan bercak-bercak kelabu 5Y 41. Horison yang paling bawah berwarna coklat tua 10YR 43 tanpa bercak-bercak kelabu, yang
Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
menunjukkan tidak adanya pengaruh air. Lapisan tapak bajak terlihat jelas di bawah lapisan olah yang ditunjukkan oleh menurunnya pori-pori tanah. Di bawah lapisan
tapak bajak ditemukan horison iluviasi besi terlihat dari kadar Fe
2
O
3
bebas yang sangat meningkat, diikuti di bawahnya oleh horison iluviasi Mn;
b. Tanah sawah kelabu gray lowland paddy soils, yaitu berasal dari tanah dengan
permeabilitas lambat, warna tanah dari permukaan hingga horison bawah berwarna kelabu 5Y 41
– 51, dengan karatan besi dan mangan yang cukup banyak di horison bawah. Lapisan tapak bajak tidak terlihat seperti ditunjukkan oleh pori-pori tanah
yang langsung menurun di bawah lapisan olah hingga ke horison bawah. Meskipun demikian, horison iluviasi Fe cukup jelas ditemukan, sedangkan horison iluviasi Mn
agak tersebar di bawahnya. Sebagian Fe dan Mn hilang dari horison bawah, tetapi tambahan Fe dan Mn dari lapisan atas lebih banyak, sehingga terbentuklah horison
iluviasi Fe-Mn; dan
c. Tanah sawah glei hanging water gley lowland paddy soils, yaitu berasal dari tanah
dengan permeabilitas sangat lambat, sehingga mempunyai horison dengan warna glei 7.5GY 41
– 10G 41, karena adanya genangan air hanging water gley horizon di lapisan permukaan profil tanah akibat permeabilitas tanah yang sangat lambat. Hal
ini dapat terjadi misalnya tingginya kandungan liat mudah mengembang liat tipe 2:1. Di horison bawah, warna tanah masih lebih terang 10Y 51 daripada horison
atas. Lapisan tapak bajak tidak terbentuk, tetapi eluviasi lemah Fe dan Mn terjadi pada horison glei di permukaan, dan horison iluviasi lemah Fe dan Mn di horison
bawah.
4. Perkembangan Profil Tanah Sawah akibat pengaruh kedalaman air tanah