Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
Bila  kelebihan  air  terjadi  sepanjang  tahun,  padi  dapat  ditanam  2  hingga  3  kali  dalam setahun, dengan atau tanpa rotasi dengan tanaman lain.  Di wilayah semi-humid dengan
iklim musim yang kuat, tebu dan tembakau ditanam rotasi dengan padi. Melalui program BIMAS  di  wilayah  sub-humid  diperoleh  produksi  padi  sebesar  5  tonha,  sedangkan  di
wilayah  yang  lebih  humid  produksinya  sekitar  4  tonha.    Daerah  padi  sawah  Regosol merupakan daerah  yang terpadat penduduknya  2000 orangkm
2
di Indonesia, seperti di Yogyakarta dan Bali.
10. Podsolik
Podsolik  adalah  tanah  dengan  horison  B  argilik,  KB  NH4OAc    50  sekurang- kurangnya pada beberapa bagian horison B di dalam penampang 125 cm dari permukaan
tidak mempunyai horison albik yang berbatasan langsung dengan argilik atau fragipan. 11.
Edafologi Tanah Podsolik yang Disawahkan
Edafologi  tanah  Podsolik  yang  disawahkan  adalah  tanah  ini  masih  sedikit  yang disawahkan, karena berada di daerah yang kekurangan air.  Podsolik terutama tersebar di
Banten,  Lampung,  Sumatera  Selatan,  Sumatera  Barat,  Sumatera  Utara,  Aceh,  dan Sulawesi  Selatan.    Bahan  tanah  berasal  dari  tufa  masam  atau  endapan  tersier,  luasnya
sekitar 300 000 ha, dengan produksi padi rata-rata 3.5 tonha.
5. MetodeStrategi Pembelajaran
Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1.
Ceramah 2.
Tanya Jawab 3.
Diskusi 4.
Penugasan
6. Tahap Pembelajaran
A. Kegiatan Pendahuluan
Dosen  menyiapkan  diri  dan  membuka  perkuliahan  dengan  berdoa  dalam  hati  dan ucapkan  salam  serta  mengajak  mahasiswa  berkonsentrasi  dengan  berbagai  pertanyaan
lisan maupun tertulis dan menunjukkan tujuan perkuliahan.
B. Kegiatan Perkuliahan Inti
Dosen: 6.
Menjelaskan seluruh materi dalam pokok bahasan secara sistematis 7.
Menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan 8.
Mengajak mahasiswa berdiskusi tentang materi 9.
Memberikan pertanyaan terkait dengan materi 10.
Memberi evaluasi Mahasiswa:
1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan dosen
2. Mengajukan pertanyaan bila kurang jelas
3. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari dosen
4. Mengerjakan evaluasi
C. Kegiatan Akhir
Dosen menutup perkuliahan dengan merangkum keseluruhan materi
7.   AlatBahanSumber Belajar A.  AlatMedia
Media pembelajaran yang dipergunakan: 1.
Proyektor 2.
Papan tulis dan spidol
Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
3. LCD dan Laptop
4. Contoh materi yang ada di sekitar
B.   BahanSumber Bacaan
Arabia, T.  2009.  Karakteristik tanah sawah pada toposekuen berbahan induk volkanik di daerah Bogor
– Jakarta.  Disertasi.  Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor.  202 hal.
_______.  2014.  Geografi  dan  Perkembangan  Tanah  Indonesia.  Buku  Ajar.  Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh.
Fakultas Pertanian IPB. 1986. Gambut Pedalaman untuk Lahan Pertanian. Kerjasama Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Dati I Kalimantan Tengah dengan
Fakultas Pertanian IPB. Bogor. Hardjowigeno, S., dan M.L. Rayes. 2005. Tanah Sawah. Karakteristik, Kondisi dan
Permasalahan Tanah di Indonesia. Cetakan Pertama. Bayumedia Publishing. Malang. Jatim. Indonesia.
Institut Pertanian Bogor. 1971. Laporan Survei dan Pemetaan Tanah Daerah Pamusiran- Simburnaik. Sub P4S Jambi. IPB. Bogor.
___________________. 1980. Soil Survey and Soil Mapping Lahan Area Sub P4S South Sumatra. IPB. Bogor.
Leiwakabessy, F.M., dan M. Wahyudin. 1979. Ketebalan Gambut dan Produksi Padi. Prosiding Simposium III Pengembangan Daerah Pasang Surut di Indonesia.
Palembang 5 – 9 Februari 1979.
Pusat Penelitian Tanah.  1982.  Jenis dan Macam Tanah di Indonesia untuk Keperluan Survai dan Pemetaan Tanah Daerah Transmigrasi.
Rayes, M.L. 2000. Karakteristik, genesis dan klasifikasi tanah sawah berasal dari bahan volkan Merapi.  Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.  Bogor.  241 hal.
Sanchez, P.A.  1973. Puddling tropical soils. 2. Effect of water losses. Soil Sci. 115:303- 308.
Soepraptohardjo, M. and H. Suhardjo.  1978.  Rice soils of Indonesia.  In: Soils and Rice. The International Rice Research Institute.  Los Banos, Laguna, Philippines.  pp 99
– 114.
Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP
Dosen Koordinator :  Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.
Program Studi ;  S1 Ilmu Tanah
Kode Mata Kuliah :  PIT-301
Nama Mata Kuliah :  Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia
Jumlah SKS :  3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum
KelasSemester :  ?V
Pertemuan :  Ke-13
Alokasi Waktu :  100 menit
1. Standar Kompetensi
Mata  kuliah  ini  diberikan  dengan  tujuan  agar  pada  akhir  kuliah  peserta  didik  memahami perkembangan  tanah  Podsolik  Merah  Kuning  Ultisol,  dan  perkembangan  tanah  Latosol
Coklat  Kemerahan,  Latosol  Merah,  dan  tanah  Lateritik  Merah  Kuning  Oxisol.  Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di laboratorium.
2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa memahami tentang perkembangan tanah-tanah merah Indonesia.
3. Indikator
Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat: 1.
Menyebutkan definisi tanah-tanah merah, 2.
Menyebutkan definisi Podsolik Merah Kuning, 3.
Menyebutkan definisi Ultisol, 4.
Menjelaskan perkembangan tanah Podsolik Merah Kuning Ultisol, 5.
Menyebutkan definisi tanah Lateritik, 6.
Menyebutkan definisi Oxisol, dan 7.
Menjelaskan perkembangan Latosol dan tanah Lateritik Oxisol.
4. Materi Ajar
1. Tanah-tanah Merah
Tanah-tanah  merah  atau  tanah-tanah  merah  kuning  yellow-red  soils  meliputi  sebagian besar  lahan  di  Indonesia,  mulai  dari  tepi  pantai  yang  landai  atau  berombak  hingga
pegunungan  tinggi  yang  berbukit  atau  bergelombang,  dengan  iklim  agak  kering  sampai basah,  yang  terbentuk  dari  batuan  beku,  batuan  sedimen,  ataupun  batuan  metamorf.
Tanah  merah  dapat  terbentuk  hampir  di  seluruh  tanah  air,  kecuali  di  beberapa  pulau  di Nusa Tenggara dan  Maluku Selatan. Yang termasuk kedalam tanah-tanah  merah adalah
tanah  Podsolik,  Latosol,  tanah  Lateritik,  dan  tanah  Mediteran.  Tanah  Mediteran  yang setara  dengan  Alfisol  bukan  termasuk  tanah  yang  bermasalah,  karena  merupakan  tanah
yang  cukup  subur,  mempunyai  kejenuhan  basa  KB    50,  pH  H
2
O  5.5 –  8.0,  dan
kapasitas tukar kation KTK 10 – 35 me100 g.
2. Podsolik Merah Kuning
Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang sangat tercuci, lapisan atas berwarna abu-abu muda  sampai  kekuningan,  lapisan  bawah  merah  atau  kuning,  terdapat  akumulasi  liat
hingga  tekstur  relatif  berat,  struktur  gumpal,  permeabilitas  rendah,  stabilitas  agregat rendah, BO rendah, KB rendah, pH rendah 4.2 - 4.8.  Horison eluviasi tidak terlalu jelas.
Bahan  induk  kadang-kadang  mempunyai  karatan  kuning,  merah  dan  abu-abu.    Bahan induk  adalah  batuan  endapan  silika,  napal,  batu  pasir,  atau  batu  liat.    Ditemukan  pada
ketinggian antara 50-350 m, iklim tropika basah dengan curah hujan antara 2500-3500 m.
Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK
3. Ultisol