Podzol Ferralsol Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Ajar 1. Potensi Tanah-tanah di Indonesia berdasarkan FAO 1974 untuk Pertanian

Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK dari lumut sphagnum, atau BD 0.1; atau c 40 cm jika terletak di atas hamparan batuan.

4. Lithosol

Lithosol adalah tanah dengan kedalaman sampai ke batuan 10 cm.

5. Arenosol

Arenosol adalah tanah yang bertekstur kasar mengandung bahan albik sampai kedalaman ≥ 50 cm; dan tidak mempunyai horison penciri lain kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru selain epipedon okrik.

6. Acrisol

Acrisol adalah tanah yang memiliki horison argilik; dan kejenuhan basa KB NH 4 Oac pH 7 50 paling sedikit pada beberapa bagian dari argilik pada kedalam an ≤ 125 cm.

7. Nitosol

Nitosol adalah tanah dengan horison argilik kadar liat tidak menurun sampai 20 dari kadar maksimum sampai kedalaman 150 cm; dan tidak ada plintit sampai kedalaman 125 cm; dan tidak ada sifat vertik ferik.

8. Rendzina

Rendzina adalah tanah dengan epipedon molik berkadar CaCO 3 setara ≥ 40; atau berada di atas bahan berkadar CaCO 3 setara ≥ 40.

9. Andosol

Andosol adalah tanah yang mempunyai epipedon molik umbrik, atau okrik di atas horison kambik; dan tidak mempunyai horison lain kecuali tertimbun ≥ 50 cm oleh bahan baru; dan sampai kedalaman ≥ 35 cm mempunyai 1 atau ke 2 sifat berikut: 1 bulk density BD 13 bar fraksi tanah halus 2 mm 0.85 g cm -3 kompleks jerapan didominasi oleh bahan- bahan amorf; danatau ≥ 60 bahan volkan vitrik, sinder, atau bahan-bahan piroklastik lain dalam fraksi debu, pasir, dan kerikil.

10. Luvisol

Luvisol adalah tanah yang memiliki horison B argilik dengan basa medium-tinggi.

11. Vertisol

Vertisol adalah sesudah 20 cm tanah t eratas tercampur mempunyai ≥ 30 liat pada seluruh horison sampai kedalaman ≥ 50 cm, dengan lebar retakan ≥ 1 cm pada kedalaman 50 cm untuk beberapa lama pada kebanyakan tahun kecuali diari; dan mempunyai gilgai; atau bidang kilir yang saling berpotongan struktur bajibelah ketupat pada kedalaman 20 – 100 cm.

12. Cambisol

Cambisol adalah tanah dengan horison kambik; atau epipedon umbrik setebal 25 cm.

13. Podzol

Podzol adalah tanah dengan horison spodik.

14. Ferralsol

Ferralsol adalah tanah dengan horison oksik.

5. MetodeStrategi Pembelajaran

Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Penugasan 6 . Tahap Pembelajaran

A. Kegiatan Pendahuluan

Dosen menyiapkan diri dan membuka perkuliahan dengan berdoa dalam hati dan Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK ucapkan salam serta mengajak mahasiswa berkonsentrasi dengan berbagai pertanyaan lisan maupun tertulis dan menunjukkan tujuan perkuliahan.

B. Kegiatan Perkuliahan Inti

Dosen: 1. Menjelaskan seluruh materi dalam pokok bahasan secara sistematis 2. Menjelaskan materi dengan menggunakan media pembelajaran yang telah disiapkan 3. Mengajak mahasiswa berdiskusi tentang materi 4. Memberikan pertanyaan terkait dengan materi 5. Memberi evaluasi Mahasiswa: 1. Mendengarkan dan memperhatikan materi yang disampaikan dosen 2. Mengajukan pertanyaan bila kurang jelas 3. Menjawab pertanyaan dan mengerjakan tugas dari dosen 4. Mengerjakan evaluasi

C. Kegiatan Akhir

Dosen menutup perkuliahan dengan merangkum keseluruhan materi

7. AlatBahanSumber Belajar A. AlatMedia

Media pembelajaran yang dipergunakan: 1. Proyektor 2. Papan tulis dan spidol 3. LCD dan Laptop 4. Contoh materi yang ada di sekitar

B. BahanSumber Bacaan:

Arabia, T. 2014. Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia. Buku Ajar. Fakultas Pertanian. Universitas Syiah Kuala. Darussalam, Banda Aceh. FAO. 1974. Soil map of the world. Vol. 1. Legend. UNESCO. Paris. FAOECISRIC, 2003. World Soil Resources. Projection Flat Polar Quartic. Soil Survey Staff . 2006. Keys to Soil Taxonomy. 10 th ed. USDA-NRCS. Washington, DC. Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK SATUAN ACARA PENGAJARAN SAP Dosen Koordinator : Dr. Ir. Teti Arabia, M.S. Program Studi ; S1 Ilmu Tanah Kode Mata Kuliah : PIT-301 Nama Mata Kuliah : Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia Jumlah SKS : 3 SKS 2 SKS Kuliah + 1 SKS Praktikum KelasSemester : ?V Pertemuan : Ke-5 Alokasi Waktu : 100 menit

1. Standar Kompetensi

Mata kuliah ini diberikan dengan tujuan agar pada akhir kuliah peserta didik memahami alasan daerah tropika basah berpotensi tinggi untuk pertanian, dan potensi tanah-tanah Indonesia berdasarkan FAO 1974 untuk pertanian. Kegiatan belajar dilakukan melalui pengalaman belajar ceramah dan praktek di laboratorium.

2. Kompetensi Dasar

Mahasiswa memahami tentang potensi tanah-tanah Indonesia untuk pertanian.

3. Indikator

Setelah perkuliahan ini, mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan mengapa daerah tropika basah berpotensi tinggi untuk pertanian, 2. Menjelaskan potensi tanah-tanah di Indonesia berdasarkan FAO 1974 untuk pertanian.

4. Materi Ajar 1.

Alasan Daerah Tropika Basah Berpotensi Tinggi untuk Pertanian Alasan daerah tropika basah berpotensi tinggi untuk pertanian adalah: 1 suhu yang memungkinkan untuk produksi pertanian sepanjang tahun. Di Indonesia tidak mengenal musim dingin, sehingga dapat berproduksi sepanjang tahun, 2 curah hujan yang tinggi: pada umumnya di daerah tropika cukup air iklim humidudik, kecuali di daerah ustik pada musim hujan cukup air dan pada musim kemarau kekurangan air, 3 daerah yang belum diusahakan untuk pertanian masih cukup luas. Masih banyak hutan-hutan yang mungkin masih dapat digunakan untuk usaha pertanian dengan menggunakan teknologi yang lebih baik.

2. Potensi Tanah-tanah di Indonesia berdasarkan FAO 1974 untuk Pertanian

Potensi tanah-tanah di Indonesia berdasarkan FAO 1974 untuk pertanian adalah:

a. Fluvisol berpotensi setelah perbaikan drainase dapat digunakan untuk pertanaman

padi; di daerah lifi berdrainase lebih baik digunakan untuk perkampungan, yang berdrainase baik di Sumatera untuk perkebunan kelapa sawit, karet, dan tembakau;

b. Gleysol berpotensi bila lokasinya dekat pantai, kadar garamnya sangat tinggi, cocok

untuk pembuatan garam. bila digunakan untuk pertanian, pengaturan air sangat penting. Di beberapa tempat tanaman padi, dengan pemupukan yang teratur dapat menghasilkan 4 – 5 tonha;

c. Histosol berpotensi pada tanah yang tidak salin, merupakan tanah yang produktif bila

muka air tanah dapat diatur dengan baik. Dapat ditanami dengan kelapa sawit, karet, kopi, nenas, dan lain-lain;

d. Lithosol berpotensi untuk pertanian sangat rendah, sangat peka erosi, terdapat di

daerah batu karang yang curam, bila dibuat teras tidak ekonomis; Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK

e. Arenosol berpotensi di daerah Bangka, dengan penambahan pupuk organik dapat

ditanami lada, dan pada musim kemarau tanah ditutupi dengan mulsa;

f. Acrisol berpotensi setelah hutan dibuka untuk perladangan, kemudian ditinggalkan

tumbuh alang-alang dengan beberapa pohon, sekarang tanah ini digunakan untuk pertanaman karet dan kelapa sawit, dan tanaman pangan;

g. Nitosol berpotensi cukup baik untuk tanaman semusim, padi dengan pembuatan teras,

kacang tanah, sayur-sayuran, kopi, coklat, buah-buahan, karet, dan lain-lain;

h. Rendzina berpotensi di daerah dengan curah hujan yang tinggi dianjurkan menanam

tanaman tahunan permanen daripada tanaman semusim, gunanya untuk mencegah erosi, ditanami sayuran juga cukup baik karena subur, tetapi lebih mudah tererosi;

i. Andosol berpotensi di Sumatera Utara untuk pertanian tetap, ditanami seperti padi,

kacang tanah, tembakau, buah-buahan, sayur-sayuran, dan teh di tempat yang tinggi agak tahan terhadap Al yang tinggi sehingga dapat tumbuh dengan baik, sedangkan tanah yang netral samapai basa cocok ditanami kopi, coklat, kina, dan lain-lain;

j. Luvisol berpotensi kesuburannya cukup baik, responsif terhadap pemupukan N, P,

dan K, sedangkan faktor penghambatnya berupa erosi dan kekeringan;

k. Vertisol berpotensi bila tersedia air cocok ditanami padi dan berbagai tanaman;

l. Cambisol berpotensi pada daerah dengan ketinggian 1000 m dpl sering ditanami

kopi, sedangkan pada dataran rendah cocok untuk padi, palawija, dan lain-lain;

m. Podzol berpotensi tanaman yang mungkin ditanami adalah sayur-sayuran, nenas,

jambu mete, sebaiknya dibiarkan sebagai hutan, atau ditanami pinus;

n. Ferralsol berpotensi kesuburan tanah rendah, peka erosi, tanaman karet mungkin

dapat diusahakan tetapi perlu input tinggi, paling baik digunakan sebagai hutan.

5. MetodeStrategi Pembelajaran