Perkembangan Profil Tanah Sawah akibat pengaruh kedalaman air tanah Profil Tanah Sawah Sawah Lahan Kering Profil Tanah Sawah Sawah Lahan Basah MetodeStrategi Pembelajaran

Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK menunjukkan tidak adanya pengaruh air. Lapisan tapak bajak terlihat jelas di bawah lapisan olah yang ditunjukkan oleh menurunnya pori-pori tanah. Di bawah lapisan tapak bajak ditemukan horison iluviasi besi terlihat dari kadar Fe 2 O 3 bebas yang sangat meningkat, diikuti di bawahnya oleh horison iluviasi Mn;

b. Tanah sawah kelabu gray lowland paddy soils, yaitu berasal dari tanah dengan

permeabilitas lambat, warna tanah dari permukaan hingga horison bawah berwarna kelabu 5Y 41 – 51, dengan karatan besi dan mangan yang cukup banyak di horison bawah. Lapisan tapak bajak tidak terlihat seperti ditunjukkan oleh pori-pori tanah yang langsung menurun di bawah lapisan olah hingga ke horison bawah. Meskipun demikian, horison iluviasi Fe cukup jelas ditemukan, sedangkan horison iluviasi Mn agak tersebar di bawahnya. Sebagian Fe dan Mn hilang dari horison bawah, tetapi tambahan Fe dan Mn dari lapisan atas lebih banyak, sehingga terbentuklah horison iluviasi Fe-Mn; dan

c. Tanah sawah glei hanging water gley lowland paddy soils, yaitu berasal dari tanah

dengan permeabilitas sangat lambat, sehingga mempunyai horison dengan warna glei 7.5GY 41 – 10G 41, karena adanya genangan air hanging water gley horizon di lapisan permukaan profil tanah akibat permeabilitas tanah yang sangat lambat. Hal ini dapat terjadi misalnya tingginya kandungan liat mudah mengembang liat tipe 2:1. Di horison bawah, warna tanah masih lebih terang 10Y 51 daripada horison atas. Lapisan tapak bajak tidak terbentuk, tetapi eluviasi lemah Fe dan Mn terjadi pada horison glei di permukaan, dan horison iluviasi lemah Fe dan Mn di horison bawah.

4. Perkembangan Profil Tanah Sawah akibat pengaruh kedalaman air tanah

Perkembangan profil tanah sawah akibat pengaruh kedalaman air tanah adalah: 1 tanah sawah Glei Air Tanah Ground Water Gley Rice Soil, yaitu tanah sawah dengan air tanah dangkal atau tergenang, 2 tanah sawah Glei Peralihan Intermediate Gley-like Rice Soil, yaitu tanah sawah dengan kedalaman air sedang, dan 3 tanah sawah Glei Air Permukaan Surface Water Gley-like Rice Soil, yaitu tanah sawah dengan air tanah dalam.

5. Profil Tanah Sawah Sawah Lahan Kering

Profil tanah sawah sawah lahan kering adalah tanah yang semula kering mulai mengalami pembasahan dari permukaan diikuti dengan pembentukan lapisan tapak bajak dan karatan. Jika tidak ada lapisan kedap air impervious layer pada kedalaman 1.5 m dari permukaan, maka tidak akan terbentuk horison G dan hanya akan terbentuk horison Bg atau Cg. Pada tanah dengan permeabilitas baik, dapat terbentuk profil tanah tipikal. Reduksi terjadi di lapisan olah dan lapisan tapak bajak, sedangkan lapisan bawah masih bersifat oksidatif. Pada tanah dengan permeabilitas lambat atau sangat lambat, reduksi dapat mencapai lapisan bawah tanah, karena air sangat lambat hilang dari tanah.

6. Profil Tanah Sawah Sawah Lahan Basah

Profil tanah sawah sawah lahan basah adalah tanah yang semula tergenang secara terus menerus, jika disawahkan melalui perbaikan drainase, maka lapisanhorison atas akan mengalami pengeringan terlebih dahulu, diikuti dengan horison di bawahnya. Horison G horison tereduksi oleh air tanah, berangsur-angsur berubah menjadi Apg, kemudian di bawahnya berkembang A12g, dan diikuti dengan horison Bfe dan Bmn.

5. MetodeStrategi Pembelajaran

Metode yang dilakukan dalam kegiatan kuliah ini: 1. Ceramah 2. Tanya Jawab 3. Diskusi 4. Penugasan Koordinator Mata K uliah “Geografi dan Perkembangan Tanah Indonesia”: Dr. Ir. Teti Arabia, M.S.-Program Studi Ilmu Tanah FP-USK

6. Tahap Pembelajaran