Cuplikan hlm.78-79 Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Karena Pengaruh Lingkungan

rendah diri di hadapan teman-temannya karena ia tidak melakukan hal yang bertentangan dengan nilai moral yang berlaku di masyarakat. Ego tidak dapat mengendalikan pikirannya. Pada bagian cuplikan yang terakhir tersirat adanya kecemasan dalam kata-katanya. Ia cemas terhadap kondisinya yang demikian. Cemas terhadap pandangan teman-temannya yang seperti tidak menganggap dia adalah bagian dari mereka. Kecemasan dalam cuplikan ini tergolong dalam kecemasan realistik dalam dinamika kepribadian Sigmund Freud. Kecemasan yang takut kepada bahaya yang nyata dari luar. Bahaya dalam konteks cuplikan ini adalah tidak adanya pengakuan yang menganggap Ichiyo sebagai bagian dari diri teman-temannya.

3. Cuplikan hlm.78-79

“Semua gadis membicarakan tentang pakaian indah dan mahal yang akan mereka pakai, kimono terbaik, mungkin dengan emblem keluarga mereka yang terpampang, sutra, lavender putih, merah muda, biru, pesta tersebut akan dipenuhi rangkaian pelangi baju-baju indah” “Belum pernah aku merasa membutuhkan pakaian bagus dan Tuhan pun tahu aku tak memilikinya Tapi sekarang aku merasa tertekan memikirkan akan pergi ke acara itu dengan memakai pakaian lamaku, itik yang buruk rupa di antara kecantikan dan kemewahan gadis-gadis lain.” Setelah lama dilanda keraguan, pemberitahuan Ichiyo bahwa ia tetap akan menghadiri pesta itu membuat Furuya panik. Dari mana mereka akan mendapatkan pakaian yang pantas untuk Ichiyo dalam waktu yang demikian sempit, sementara mereka tak memiliki uang untuk itu? Namun Universitas Sumatera Utara setelah mencari dengan susah payah, Furuya berhasil menemukan sebuah kimono yang bisa dianggap terbaik yang mereka miliki, namun bahkan bagi Ichiyo yang buta mengenai mode, kimono itu jelas terlihat kusam, bekas pakai, dan tak sebagus sebelumnya. Ichiyo ragu-ragu agak lama, sangatlah menggoda untuk menyerah dan tidak datang serta mempermalukan diri sendiri, namun ia dapat melihat kekecewaan di mata ayahnya bila ia tidak mau menghadiri pertemuan bergengsi itu hanya karena sebuah kimono bekas. Setelah bergulat sejenak dengan harga dirinya, Ichiyo tahu ia tak mungkin mengecewakan Noriyoshi, tak peduli ia harus muncul dengan pakaian yang bahkan tak akan diberikan para gadis lain kepada pelayan mereka. Ia menegakkan tubuhnya dan berkata tegas, “Tak ada yang dapat menghentikanku untuk datang ke sana, dan kimono ini? Mengapa memangnya, ini hanyalah penutup tubuh, pada akhirnya, yang terpenting adalah karya tulisanku, kan?” Analisis Dalam cuplikan ini ditunjukkan kondisi Ichiyo merasa tertekan yang sangat dalam karena ia tidak memiliki satu pun pakaian bagus yang layak untuk dipakainya ke acara kompetisi puisi yang diadakan di Haginoya. Dia berpikir semua gadis pasti akan memakai pakaian indah dan mahal ke pesta yang besar dan gemerlap tersebut. Batinnya tertekan setiap kali memikirkannya. Id nya menuntut pemuasan kebutuhan terhadap pakaian yang bagus dan indah. Sementara kondisi keuangan keluarga mereka sama sekali tidak memungkinkan untuk itu. Yang terbaik Universitas Sumatera Utara yang mereka punya hanyalah kimono bekas yang sudah kusam. Ichiyo dilanda konflik batin yang mendalam. Id nya ingin sekali pergi ke acara tersebut, karena di acara tersebut ia dapat menunjukkan kemampuan sastranya, namun Ego melarangnya dengan berpikir bahwa datang kesana dengan memakai kimono bekas dan kusam hanya akan mempermalukan dirinya. Dalam situasi ini, Id dan Ego saling menekan dalam diri Ichiyo. Sementara Id dan Ego Ichiyo saling menekan untuk datang atau tidak, konflik batinnya semakin kuat karena Noriyoshi, ayahnya, sangat menginginkannya untuk datang ke kompetisi tersebut. Disini Super ego mulai bekerja. Ichiyo sebagai anak yang baik harus menuruti permintaan ayahnya agar tidak mengecewakan ayahnya. Akhirnya, setelah mengalami konflik batin yang panjang dan pergulatan dengan harga dirinya, Ichiyo mengambil keputusan untuk datang ke pesta tersebut walaupun memakai kimono bekas yang sudah kusam. Super ego akhirnya mengalahkan Ego Ichiyo.

4. Cuplikan hlm.93