Cuplikan hlm.183-184 Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Karena Pengaruh Lingkungan

mereka untuk berpisah. Ada bagian dalam dirinya yang meragukan Tosui sungguh-sungguh mengatakannya, namun Ichiyo tidak tahan lagi. Ichiyo seperti berada di alam bawah sadar dan menjerit seperti binatang kesakitan. Itu merupakan tindakan bahwa Ego tidak dapat lagi mengontrol tuntutan Id yang berasal dari hatinya. Ichiyo seperti lepas kendali dan mengeluarkan emosi yang meluap-luap. Kata-kata yang dikeluarkannya sewaktu menjerit seperti kata-kata putus asa yang mendalam. Jeritan yang dikeluarkan Ichiyo tersebut merupakan dorongan dari Id untuk mengurangi tegangan yang disebabkan oleh konflik batin yang terjadi dalam diri Ichiyo. Jeritan itu semacam pengekspresian dari ketidakmampuannya lagi menanggung segala tegangan tersebut. Dalam hal ini, Ego tidak dapat mengontrol Id.

7. Cuplikan hlm.183-184

“Mestikah aku memaksa diri dan mengobrol basa-basi agar pelanggan senang? Aku belum pernah harus melakukannya, bagaimana jika aku gagal menarik pelanggan tetap dan agen penyuplai menganggapku penyendiri dan tak bisa bersosialisasi?” “Bagaimana jika untuk binis kami gagal gara-gara aku?” “Bukankah seharusnya aku penulis profesional, jadi untuk apa aku merendah di hadapan pelanggan toko murah?” Berpura-pura tenang untuk memompa kepercayaan diri dan semangat ibu dan adiknya yang sedang ambruk di masa terkelam dalam hidup mereka, hanyalah kepada buku hariannya Ichiyo dapat Universitas Sumatera Utara menumpahkan segala keraguan, kekhawatiran, dan rasa malu melihat betapa rendah keluarganya telah tersungkur dalam tangga sosial saat itu. Analisis Dalam cuplikan di atas ditunjukkan bahwa Ichiyo mengalami suatu kecemasan dalam dirinya. Kecemasan tentang apakah dia mampu bersosialisasi dengan baik dengan orang-orang yang akan ditemuinya ketika menjalankan bisnis mereka nantinya. Ichiyo cemas bisnis mereka akan gagal karena dia. Kecemasan itu timbul dalam hati Ichiyo bahkan meskipun mereka belum mendapatkan tempat untuk membuka toko mereka. Kecemasan yang dialami Ichiyo ini dalam dinamika kepribadian Sigmund Freud tergolong pada kecemasan realistik. Sebuah kecemasan akan datangnya bahaya dari luar. Kecemasan yang timbul karena memikirkan reaksi dan pendapat orang mengenai dirinya saat berjualan kelak. Hal ini disebabkan karena Ichiyo dari sejak lahir memiliki sifat kalem, senang menyendiri, dan tak suka membaur dengan orang lain untuk urusan sepele. Namun kali ini, Ichiyo harus terlibat aktif mengurus usaha, melayani pelanggan dan berdebat dengan para pemasok barang yang sama sekali bukan jenis orang yang biasa ia hadapi, pria-pria kasar dan berisik dengan cara bicara serta bahasa kasar yang bisa menyulut emosi. Semua kecemasan yang dirasakan oleh hatinya selalu ditulisnya di dalam buku hariannya, karena dia tidak mau semakin meruntuhkan kepercayaan diri ibu dan adiknya. Di saat dia mengalami kecemasan seperti itu, Ego masih dapat bekerja dengan baik. Ego masih dapat Universitas Sumatera Utara mengontrol perasaan cemasnya tersebut dengan tidak melakukan suatu tindakan yang salah dan hanya menuliskan kecemasan tersebut di dalam buku hariannya. Dalam situasi pada cuplikan ini, Ego berperan lebih dominan.

8. Cuplikan hlm.213-214