Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan
tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk
mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut. Dalam novel Catatan Ichiyo ini,
pengarang berusaha menggambarkan realita kehidupan yang dialami tokoh utama semasa hidupnya. Novel ini merupakan gambaran hidup tokoh utama yang
menceritakan hampir keseluruhan perjalanan hidup Ichiyo Higuchi. Isi dari novel ini merupakan kisah yang diperoleh dari buku harian Ichiyo Higuchi yang menjadi
tokoh utama novel Catatan Ichiyo.
2.2 Unsur Intrinsik
Secara garis besar, unsur pembentuk novel ada dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik Unsur intrinsik novel adalah beberapa unsur penting yang
seharusnya ada dalam sebuah novel. Unsur-unsur tersebut dianggap penting karena mampu membuat novel menjadi satu keutuhan. Adapun unsur-unsur yang
dimaksud adalah sebagai berikut.
2.2.1 Tema
Tema merupakan ide, gagasan ataupun pikiran utama dalam sebuah karya sastra yang terungkap atau tidak. Sejalan dengan pendapat tersebut, Fananie
2000: 84 juga bependapat, “Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra”. Karena sastra merupakan
refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra
Universitas Sumatera Utara
bisa sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan moral, etika, agama, sosial budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan.
Tema merupakan unsur yang amat penting dari sebuah cerita, karena tema digunakan sebagai kompas atau peta agar cerita yang dibangun menjadi lebih
terarah dan terfokus. Di dalam sebuah karya sastra, tema dapat diungkapkan melalui berbagai cara, seperti melalui dialog tokoh-tokohnya melalui konflik-
konflik yang dibangun, atau melalui komentar secara tidak langsung. Tema dapat disamarkan sehingga kesimpulan yang diungkapkan pengarang harus dirumuskan
sendiri oleh pembaca. Pengarang dapat mengungkapkan penyelesaian lewat akhir cerita, tetapi dapat juga menyerahkan penyelesaian tema kepada keputusan
pembaca Fananie, 2000: 84. Tema adalah ide yang mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal
tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Tema dikembangkan dan ditulis pengarang dengan bahasa yang indah sehingga
menghasilkan karya sastra. Tema merupakan ide pusat atau pikiran pusat, arti dan tujuan cerita, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi
dasar cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik. Adapun tema dari novel Catatan Ichiyo adalah tentang perjalanan hidup
seorang wanita Jepang yang hidup di zaman Meiji yang sungguh bernyali, pantang menyerah tanpa dukungan keluarga berpengaruh yang menerobos segala
prasangka dan kemiskinan luar biasa untuk menjelma menjadi bintang yang bersinar terang, salah satu penulis yang paling diperhitungkan di Jepang. Bahkan
setelah akhir hidupnya, wajahnya diabadikan pada mata uang kertas 5.000 yen
Universitas Sumatera Utara
Jepang. Sebuah penghormatan dan kedudukan yang tak pernah dicapai oleh perempuan Jepang mana pun.
2.2.2 Alur
Alur menurut Stanton dalam Nurgiyantoro 1995: 13, adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-
akibat. Peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya adalah segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana
terjadinya peristiwa dalam satu karya sastra. Dari penjelasan tersebut, alur merupakan keserasian antara waktu, tempat dan deskripsi suasana. Peristiwa-
peristiwa cerita dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh- tokoh utama cerita.
Peristiwa, konflik dan klimaks merupakan tiga unsur yang amat esensial dalam pengembangan sebuah alur plot cerita. Sebuah cerita menjadi menarik
karena ada ketiga unsur tersebut. Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan
yang lain Luxemburg dkk, 1984: 50. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dibedakan antara kalimat-kalimat tertentu yang menampilkan peristiwa dengan
yang tidak. Peristiwa yang ditampilkan dalam karya fiksi sangat banyak, oleh sebab itu perlu dilakukan analisis peristiwa untuk menentukan peristiwa mana
yang berfungsi sebagai pendukung plot. Konflik mengacu pada pengertian sesuatu yang bersifat tidak
menyenangkan yang terjadi dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita yang jika tokoh-tokoh itu diberi kebebasan untuk memilih, ia mereka tidak akan memilih
peristiwa itu menimpa dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Peristiwa dan konflik biasanya saling berkaitan erat, dapat saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, bahkan konflik pun hakikatnya
merupakan peristiwa. Ada peristiwa tertentu yang dapat menimbulkan konflik atau bahkan sebaliknya. Bentuk konflik dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik eksternal adalah konflik yang terjadi antara seseorang tokoh
dengan sesuatu di luar dirinya, mungkin dengan tokoh lain atau dengan alam. Konflik batin internal adalah konflik yang terjadi dalam hati, jiwa seorang tokoh
atau tokoh-tokoh cerita. Jadi ia merupakan konflik yang dialami manusia dengan dirinya sendiri. Ia merupakan permasalahan intern seorang manusia. Kedua
konflik tersebut saling berkaitan, saling menyebabkan terjadinya satu dengan yang lain, dan dapat terjadi secara bersamaan.
Klimaks, menurut Stanton 2007: 16, adalah saat konflik telah mencapai intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari
kejadiannya. Klimaks utama sebuah cerita akan terdapat pada konflik utama, dan itu akan diperani oleh tokoh-tokoh utama cerita.
Dalam karya sastra, alur dibedakan menjadi tiga, yaitu: 1
Alur maju progresif adalah rangkaian cerita yang dimulai dari pengenalan masalah, terjadinya konflik, klimaks dan penyelesaian
masalah. 2
Alur mundur regresif, cerita dimulai dengan menampilkan konflik, kemudian pengenalan tokoh dan penyelesaian masalah.
3 Alur campuran, merupakan perpaduan antara alur maju dan alur mundur.
Universitas Sumatera Utara
Alur cerita dalam novel Catatan Ichiyo adalah alur campuran. Pada awal novel diceritakan tentang kondisi di akhir hidup Ichiyo menjelang kematiannya.
Pada cerita selanjutnya dijelaskan kembali bagimana perjalanan hidup Ichiyo yang telah dilaluinya.
2.2.3 Penokohan
Tokoh dalam sebuah cerita memegang peran yang penting untuk menceritakan sebuah cerita. Jika tidak adanya tokoh, maka sebuah cerita tidak
dapat diceritakan. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro 1995: 20, tokoh cerita character adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif. Atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan melalui
tindakan. Fananie 2000: 86 mengatakan bahwa tokoh tidak saja berfungsi untuk
memainkan cerita, tetapi juga berperan menyampaikan ide, motif, plot dan tema. Tokoh dalam cerita tentu mempunyai karakter dan sifat-sifat sesuai dengan yang
dimainkan. Tokoh juga mempunyai posisi dalam sebuah cerita tergantung dimana ia ditempatkan, hal inilah yang disebut dengan penokohan.
Tokoh dan penokohan adalah dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan. Tokoh secara langsung menunjuk pada orang atau pelakunya.
Penokohan berarti lebih luas dari tokoh, seperti yang dikatakan oleh Jones dalam Nurgiyantoro 1995: 165 bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang
jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Dapat dikatakan bahwa penokohan bermakna lebih luas dari tokoh dan tokoh sendiri ada dalam
unsur penokohan.
Universitas Sumatera Utara
Penokohan merupakan perwujudan dan pengembangan pada sebuah cerita. Tanpa adanya tokoh, suatu cerita tidak dapat tersampaikan dengan baik.
Penokohan lebih luas istilahnya daripada tokoh dan perwatakan, karena penokohan mencakup siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan dan bagaimana
penempatan dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada para pembaca. Penokohan dan karakterisasi perwatakan menunjuk
pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita Nurgiyantoro, 1995: 166.
Dalam sebuah cerita, ada tokoh utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang sering diceritakan di dalam suatu cerita dan sangat menentukan
perkembangan suatu cerita tersebut. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh pendamping dari tokoh utama. Biasanya hanya dimunculkan beberapa kali dalam
suatu cerita, akan tetapi mempunyai peran penting untuk membuat cerita menjadi lebih berwarna. Tokoh utama dan tokoh pendamping mempunyai hubungan yang
penting satu sama lainnya oleh karena itu mereka saling melengkapi. Apabila suatu cerita hanya terdapat tokoh utama saja atau tokoh pendamping saja, cerita
tidak dapat tersampaikan dengan baik bahkan cenderung membingungkan karena tidak ada interaksi yang terjadi di dalam cerita tersebut.
Pada penelitian ini penulis hanya akan membahas tokoh utama dalam novel Catatan Ichiyo yang bernama Ichiyo Higuchi. Meskipun demikian, tokoh
utama tidak terlepas dari interaksi nya dengan tokoh pendamping lainnya dalam novel Catatan Ichiyo ini.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Latar
Dalam sebuah cerita terdapat peristiwa-peristiwa yang menyangkut tokoh- tokoh dalam sebuah cerita. Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi di suatu tempat dan
waktu yang disebut latar atau setting. Abrams dalam Fananie 2000: 97 mengatakan bahwa setting merupakan satu elemen pembentuk cerita yang sangat
penting, karena elemen tersebut akan dapat menentukan situasi umum sebuah karya. Walaupun setting dimaksudkan untuk mengidentifikasi situasi yang
tergambar dalam cerita, keberadaan elemen setting pada hakikatnya tidaklah hanya sekedar menyatakan di mana, kapan, dan bagaimana situasi peristiwa
berlangsung, melainkan berkaitan juga dengan gambaran tradisi, karakter, perilaku sosial, dan pandangan masyarakat pada waktu cerita ditulis. Dari kajian
setting akan dapat diketahui sejauh mana kesesuaian dan korelasi antara perilaku dan watak tokoh dengan kondisi masyarakat, situasi sosial dan pandangan
masyarakatnya Fananie, 2000: 97-98.
Nurgiyantoro 1995: 227 mengatakan setting dapat dibedakan dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga unsur ini masing-masing
menawarkan permasalahan yang berbeda, namun ketiganya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lainnya.
2.2.4.1 Latar Tempat
Latar tempat adalah latar yang mengacu pada tempat atau lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar tempat yang terdapat dalam
sebuah novel menjadikan cerita lebih realistik. Penggambaran latar tempat ini hendaklah tidak bertentangan dengan realita tempat yang bersangkutan sehingga
Universitas Sumatera Utara
pembaca dapat menjadi yakin dan mengerti dengan cerita yang disampaikan. Biasanya, pengarang menggambarkan latar tempat ini secara umum saja, misalnya
pengarang menggambarkan tempat-tempat seperti di desa, di kota, di pasar, dan lain-lain. Walau bagaimana pun, dalam novel ini pengarang menyatakan nama-
nama tempat yang khusus, seperti Edo Tokyo, Haginoya, Shiba, Jimbocho, Awajicho, Hongo, kawasan hiburan Ryusenji, Maruyama-Furuyama dekat
kawasan pertokoan mewah Kikuzaka.
2.2.4.2 Latar waktu
Latar waktu menggambarkan kapan terjadinya sebuah peristiwa terjadi. Dalam sebuah cerita sejarah, hal ini penting diperhatikan. Sebab waktu yang tidak
konsisten akan menyebabkan rancunya sejarah itu sendiri. Latar waktu juga meliputi lamanya proses penceritaan. Novel Catatan Ichiyo menggambarkan latar
waktu bangsa Jepang pada zaman Meiji, yaitu sekitar tahun 1857-1896, saat dari Noriyoshi bertemu Furuya hingga Ichiyo lahir ke dunia, sampai pada akhirnya
Ichiyo menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 22 November 1896.
2.2.4.3 Latar sosial
Latar sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam sebuah
cerita. Termasuk di dalamnya adat-istiadat, keyakinan, perilaku, budaya, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Latar sosial sangat penting diketahui
secara benar, sebab hal ini berkaitan erat dengan nama, bahasa, dan status tokoh dalam cerita.
Universitas Sumatera Utara
Dalam novel Catatan Ichiyo digambarkan kehidupan Ichiyo pada zaman Meiji, zaman dimana seluruh lapisan masyarakat memandang posisi wanita tidak
sederajat dengan pria, terutama di dalam dunia kesusasteraan. Wanita pada zaman Meiji tidak diperhitungkan di dalam dunia sastra. Menjadi penulis wanita pada
zaman Meiji adalah hal yang hampir mustahil. Wanita tidak boleh lebih tinggi pendidikannya daripada pria. Sebab segala hal intelektual yang diperoleh wanita
melalui pendidikan dan pembelajaran hanya akan membuat pria takut untuk melamar seorang wanita. Wanita hanya dikhususkan melakukan aktivitas
kewanitaan, seperti menjahit, memasak, dan pada akhirnya menjalani pernikahan menjadi seorang istri dan seorang ibu seperti yang dilakukan semua wanita pada
zaman Meiji. Hal inilah yang pada awalnya menjadi tantangan bagi Ichiyo dalam memulai minatnya yang luar biasa dalam bidang sastra. Bahkan pada awalnya,
obsesinya yang berlebihan terhadap sastra sangat ditentang oleh ibunya karena menurut ibunya tidak pantas seorang wanita terlalu berlebihan di sastra pada
zaman tersebut. Dengan keluarnya Sentaro, kakak Ichiyo dari sekolah, menjadi kesempatan yang ditunggu-tunggu ibunya untuk menghentikan pendidikan Ichiyo
dan segera menyibukkan Ichiyo dengan berbagai aktivitas kewanitaan seperti yang pada umumnya dilakukan oleh gadis-gadis lain seusianya pada zaman Meiji.
Namun, Ichiyo tidak pernah mundur dan tetap bertekad mendalami dunia kesusasteraan sampai pada akhirnya ibunya mengizinkannya untuk menekuni
bidang sastra. Namun, tantangan terbesar bukan dari ibunya, melainkan dari pandangan masyarakat umum terhadap posisi seorang wanita di Jepang pada
zaman Meiji. Di samping itu, kondisi finansial keluarga Ichiyo yang sangat memprihatinkan sepeninggal ayahnya semakin membuat Ichiyo tidak
Universitas Sumatera Utara
diperhitungkan oleh lingkungannya untuk berkembang di dunia sastra, karena Ichiyo juga tidak memiliki koneksi yang cukup kuat untuk membuatnya masuk ke
dalam dunia sastra. Hal-hal inilah yang memicu terjadinya konflik-konflik batin yang dialami tokoh, yang mempengaruhi terhadap beban psikologis tokoh yang
diungkapkan dalam cerita ini.
2.3 Teori Kepribadian Psikoanalisa Sigmund Freud