Sehingga Id dengan prinsip kerjanya yang tidak dapat membedakan hal yang baik dan buruk, mendorong Ichiyo menjadi seorang istri simpanan.
Untuk memenuhi tuntutan Id, sepertinya Ego tidak dapat bekerja dengan baik. Ego seharusnya memenuhi tuntutan Id untuk mendapatkan
hidup yang nyaman dengan tindakan yang tidak bertentangan dengan nilai moral. Menjadi seorang istri simpanan merupakan cara pemuasan
kebutuhan yang bertentangan dengan nilai-nilai moral Super Ego. Bagi seorang wanita, khususnya pada zaman Meiji, mendekati seorang pria saja
pun merupakan sebuah aib. Wanita harus menunggu pria tersebut untuk menyatakan perasannya. Namun, Ichiyo justru berniat menjadi istri
simpanan. Sungguh suatu rencana yang tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang wanita yang berpendidikan dan dibesarkan dengan baik oleh
keluarganya. Dalam hal ini, Ego hanya berusaha memenuhi kebutuhan Id, tetapi
tidak berusaha memenuhi kebutuhan moral Super ego. Seharusnya Ego menghambat pengungkapan-pengungkapan naluri yang tidak layak atau
tidak bisa diterima oleh lingkungan, yaitu dengan tidak menjadi istri simpanan. Jadi, dalam situasi pada cuplikan ini, fungsi kerja dari Ego
timpang, Ego lebih dikendalikan oleh Id, sehingga Super ego kalah.
9. Cuplikan hlm.218
Namun malam itu, ia menumpahkan segala perasaan jijik terhadap diri sendiri ke dalam buku hariannya, “Hai Buku Harianku, sejak kapan
aku berubah jahat dan materialistis hingga siap melacurkan diri untuk mewujudkan impian? Betapa rendah, betapa menjijikkan, namun aku
Universitas Sumatera Utara
didorong untuk melakukannya oleh kenyataan kejam berupa kemiskinan ekstrem”
“Apakah aku sudah tak punya rasa malu dan harga diri hingga menyerahkan diri pada Kusaka seperti wanita murahan di kawasan
hiburan? Aku, Ichiyo Higuchi, penulis yang cukup disegani, hari ini berusaha merayu seorang peramal kaya, kupikir ia tak mungkin tidak
mengetahui apa yang kutawarkan demi kemapanan finansial” “Aku tak percaya aku begitu berani, tak tahu malu, dan murahan...
Sungguh, jiwaku telah dirampas oleh materialisme yang menjerumuskanku.”
“Aku perlu bantuan, Buku Harianku, aku perlu bantuan”
Analisis
Dalam cuplikan di atas terlihat bahwa Ichiyo mulai menyadari perbuatannya yang tidak pantas. Tidak seharusnya ia mempunyai rencana
menjadi istri simpanan hanya karena ingin mewujudkan impian. Super ego telah menghukum Ego dengan memberikan perasaan jijik terhadap dirinya
sendiri. Ichiyo menyebutkan betapa menjijikkan dan betapa rendahnya dirinya. Seharusnya seorang penulis yang cerdas dan berintelektual tinggi
tidak akan melakukan hal memalukan demikian. Super ego terus memberikannya perasaan jijik dan rendah diri hingga pada akhirnya dia
mengalami tekanan batin yang ditumpahkannya dalam buku hariannya. Dalam hal ini, Super ego telah berhasil mengalahkan Id dan segala
tuntutan-tuntutannya. Ichiyo mengatakan bahwa jiwanya telah dirampas oleh materialisme yang menjerumuskannya. Hal itu juga berarti Ego
Universitas Sumatera Utara
Ichiyo sudah kembali berfungsi dengan baik. Dia sudah dapat mengerti bahwa itu merupakan tindakan pemuasan kebutuhan yang salah dan ingin
kembali ke tindakan pemuasan kebutuhan yang tidak bertentangan dengan nilai moral. Dalam situasi ini, Super ego menang terhadap Id dan Ego.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dari analisis yang telah dilakukan terhadap tokoh utama “Ichiyo Higuchi” dalam novel “Catatan Ichiyo” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tokoh yang ada di dalam novel merupakan tokoh yang benar-benar hidup
di dunia nyata pada zaman Meiji. Tokoh utama bernama Ichiyo Higuchi lahir pada tahun 1872 dan meninggal di usianya yang ke-24 pada tahun
1896. 2.
Novel ini merupakan kisah nyata dari tokoh utama dalam novel ini yang juga bernama Ichiyo Higuchi. Semasa hidupnya, Ichiyo selalu menuliskan
setiap hal yang terjadi dalam kehidupannya. Baik hal-hal yang dialaminya secara langsung maupun hal-hal yang hanya dilihatnya saja. Setiap
pengalaman yang dilihat, dirasakan bahkan dialami oleh Ichiyo semuanya berpengaruh kepada penciptaan novel-novelnya yang luar biasa.
3. Buku harian Ichiyo kemudian ditulis kembali oleh seorang perempuan
bernama Rei Kimura yang berprofesi sebagai pengacara yang memiliki passion dalam bidang menulis. Rei Kimura menampilkan kisah yang digali
dari kejadian nyata dan hidup orang-orang yang sebenarnya dalam beberapa bukunya. Rei Kimura meyakini bahwa ini adalah cara yang
paling baik untuk menjadikan sejarah yang tersembunyi menjadi diketahui banyak orang.
Universitas Sumatera Utara