Cuplikan hlm.119 Analisis Konflik Batin Tokoh Utama Karena Pengaruh Lingkungan

2. Cuplikan hlm.119

“Mengapa kita tidak bisa lari dari kepura-puraan? Haruskah seorang wanita duduk dan menunggu dalam penderitaan agar dapat memenuhi hasratnya untuk disentuh? Ia bertanya pada buku hariannya malam itu. “Pikiran-pikiran kotor seperti itu berkelebat dalam kepalaku, lihatlah wajahku yang memerah karena rasa malu memiliki hasrat demikian dan tetap saja itulah kenyataannya, dan pikiran-pikiran itu terus saja menghantuiku terutama di keheningan malam.” Analisis Dalam cuplikan di atas ditunjukkan bahwa Ichiyo mengalami konflik batin dalam dirinya. Ia memiliki hasrat untuk melakukan kontak fisik dengan Nakarai. Ini merupakan bagian dari naluri insting, yaitu insting hidup berupa dorongan seksual dalam diri Ichiyo. Id menuntutnya untuk melakukan hal itu. Namun, Super ego segera menekannya dengan membuatnya merasa malu karena memiliki pikiran seperti itu, karena pikiran seperti itu tidak pantas dipikirkan olehnya. Ichiyo adalah seorang wanita Jepang pada zaman Meiji yang berpendidikan dan dibesarkan dengan baik, sehingga ia harus menunggu Nakarai menunjukkan rasa tertarik padanya. Merupakan sebuah aib bagi wanita untuk lebih dulu mendekati atau mengungkapkan perasaan kepada siapa pun. Hal itu menimbulkan tegangan pada Id dan tegangan itu bertentangan dengan Super ego. Itu menimbulkan perasaan tersiksa dalam batin Ichiyo. Untuk mengurangi tegangan tersebut dan mengantinya dengan kenikmatan, sesuai dengan prinsip kerja Id, Id melakukan proses primer. Proses primer Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan membayangkan atau mengkhayalkan sesuatu yang dapat mengurangi atau menghilangkan tegangan. Suatu proses membentuk gambaran objek yang dapat mengurangi tegangan, misalnya melalui mimpi, lamunan atau halusinasi. Dalam hal ini, Ichiyo mengurangi tegangan Id dengan membayangkan dirinya melakukan kontak fisik dengan Nakarai Tosui yang pada akhirnya membuat wajahnya memerah karena malu memikirkan hal tidak pantas tersebut. Karena hasrat dan tegangan tersebut bertentangan dengan Super ego, maka akhirnya Ego mengambil alih. Pengurangan tegangan dalam diri Ichiyo dialihkan kepada menuliskan segala rasa frustasinya ke dalam buku hariannya. Dalam hal ini, Super ego dan Ego saling membantu dalam menunda pemuasan kebutuhan yang tidak pantas yang dituntut oleh Id.

3. Cuplikan hlm.122