32
emosional juga memperluas gagasan seseorang tentang sikap etis dan pemikiran strategis, sebab jelas bahwa di samping menjalankan strategi rasional, seseorang juga
menjalankan strategi emosional, atau setidaknya bahwa sering terdapat suatu kontribusi emosional pada strategi-strategi disusunnya.
2.1.3. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu menempatkan perilaku dan hidup manusia dalam
konteks makna yang lebih luas dan kaya, serta menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain Zohar dan Marshall, 2002.
Kecerdasan spiritual melampaui kekinian dan pengalaman manusia, serta merupakan bagian terdalam dan terpenting dari manusia Pasiak, 2002.
Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang membuat seseorang menjadi utuh, sehingga dapat mengintegrasikan
berbagai fragmen kehidupan, aktifitas dan keberadaannya. Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang dapat mengetahui apa sesungguhnya dirinya dan
organisasinya. Kecerdasan spiritual membuat persentuhan dengan sisi dalam keberadaan seseorang dan dengan mata air potensialitasnya. Kecerdasan spiritual memungkinkan
lahirnya wawasan dan pemahaman untuk beralih dari sisi dalam itu ke permukaan keberadaan seseorang, tempat seseorang bertindak, berpikir, dan merasa. Kecerdasan
spiritual juga menolong seseorang untuk berkembang. Lebih dari sekedar melestarikan apa yang diketahui atau yang telah ada, kecerdasan spiritual membawa seseorang pada
Universitas Sumatera Utara
33
apa yang tidak diketahui dan pada apa yang mungkin. Kecerdasan spiritual membuat seseorang menghasratkan motivasi-motivasi yang lebih tinggi dan membuatnya
bertindak dengan motivasi-motivasi ini. Dalam evolusi manusia, pencarian akan maknalah yang menggerakkan otak seseorang untuk mengembangkan bahasa. Dalam
evolusi masyarakat, pencarian akan makna dan nilai-nilai mendalamlah yang menyebabkan seseorang menyeleksi para pemimpin terbaik bagi kelompoknya.
Pencarian kecerdasan spiritual akan makna, tujuan, dan nilai-nilai yang lebih agung membuat seseorang tidak puas dengan apa yang telah tersedia, dan mengilhaminya
untuk mencipta lebih banyak lagi. Kecerdasan spiritual juga mendorong seseorang untuk tumbuh dan berkembang sebagai sebuah budaya. Kecerdasan spiritual menyediakan satu
jenis wawasan dan pemahaman nirbatas mengenai keseluruhan sebuah situasi, sebuah masalah, atau mengenai keseluruhan eksistensi itu sendiri. Kecerdasan spiritual
membuat seseorang mengetahui atau menemukan kedalaman atau arti penting dari segala sesuatu. Zohar dan Marshall, 2002.
Menurut Zohar dan Marshall 2002, ada beberapa indikasi dari kecerdasan spiritual yang telah berkembang dengan baik yang mencakup:
a Kemampuan untuk bersikap fleksibel, b Adanya tingkat kesadaran diri yang tinggi,
c Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan, d Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui perasaan sakit,
e Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai, f Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu,
Universitas Sumatera Utara
34
g Kecenderungan untuk berpandangan holistik, h Kecenderungan untuk bertanya “mengapa” atau “bagaimana jika” dan berupaya
untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar, i Memiliki kemudahan untuk bekerja melawan konvensi.
Kecerdasan spiritual tidak mesti berhubungan dengan agama. Kecerdasan spiritual mendahului seluruh nilai spesifik dan budaya manapun, serta mendahului
bentuk ekspresi agama manapun yang pernah ada. Namun bagi sebagian orang mungkin menemukan cara pengungkapan kecerdasan spiritual melalui agama formal sehingga
membuat agama menjadi perlu Zohar dan Marshall, 2002. Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang untuk menyatukan hal-hal yang
bersifat intrapersonal dan interpersonal, serta menjembatani kesenjangan antara diri dan orang lain. Zohar dan Marshall, 2002. Wujud dari kecerdasan spiritual ini adalah sikap
moral yang dipandang luhur oleh pelaku Ummah dkk, 2003. Matinya etika lama dan seluruh kerangkan pikiran yang mendasarinya, memberi kesempatan yang berharga
untuk menciptakan ajaran etika baru berdasarkan kecerdasan spiritual Zohar dan Marshall, 2002.
Kecerdasan spiritual dapat memberi pengaruh terhadap sikap etis seorang mahasiswa akuntansi karena melalui kecerdasan spiritual memungkinkan lahirnya
wawasan dan pemahaman untuk menemukan makna akan keberadaan seseorang, tempat bertindak, berpikir, dan merasa. Hal ini dapat terjadi karena selaku mahkluk Tuhan
seseorang berkewajiban melakukan tindakan – tindakan yang benar dan baik berdasarkan nurani sehingga fungsi dari kecerdasan ini adalah sebagai dasar untuk
Universitas Sumatera Utara
35
mempertimbangkan suatu tindakan etis atau tidak untuk dilakukan karena wujud dari kecerdaan spiritual ini adalah sikap moral yang dipandang luhur oleh pelaku, dalam hal
ini adalah mahasiswa akuntansi.
2.1.4. Gender