42
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Berdasarkan gambar kerangka konseptual di atas terlihat bahwa kecerdasan emosional KE dan kecerdasan spiritual KS merupakan faktor yang mempengaruhi
sikap etis mahasiswa akuntansi. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual seorang mahasiswa akuntansi maka akan semakin tinggi pula sikap
etisnya dalam menghadapi permasalahan yang serba dilematis. Kemampuan seorang mahasiswa mengendalikan emosi sesuai dengan keinginan dan kemampuan untuk
KECERDASAN EMOSIONAL
KE
KECERDASAN SPIRITUAL
KS SIKAP ETIS
SE GENDER
G
H
1
H
2
24
Universitas Sumatera Utara
43
mengendalikan emosi akan memberikan dampak yang positif. Mahasiswa dituntut mampu mengenali perasaan, meraih dan membangkitkan perasaan untuk membantu
pikiran, memahami perasaan dan maknanya, dan mengendalikan perasaan secara mendalam sehingga membantu perkembangan emosi dan intelektual serta bertindak
sesuai dengan nilai moral yang dianutnya. Dampak dari pengendalian tersebut maka seorang mahasiswa mampu bersikap etis terhadap segala keputusan atas pilihan yang
dilakukannya dan penyelesaian permasalahan yang dihadapinya, di mana nantinya gender dijadikan sebagai variabel moderating yang akan memperkuat atau
memperlemah pengaruh dua variabel independen tersebut terhadap sikap etis mahasiswa akuntansi variabel dependen.
Kecerdasan emosional dapat berpengaruh terhadap sikap etis seorang mahasiswa akuntansi karena dengan memiliki kecerdasan emosional yang memadai maka ia dapat
mengelola emosinya dengan lebih baik. Dengan demikian ia akan lebih dapat mempertimbangkan apakah suatu tindakan etis atau tidak untuk dilakukan. Hal ini
dikarenakan ada dasarnya kecerdasan emosional dapat memperluas gagasan seseorang tentang pemikiran strategis, sebab jelas bahwa di samping menjalankan strategi rasional,
seorang mahasiswa akuntansi juga menjalankan strategi emosional, atau setidaknya bahwa sering terdapat suatu kontribusi emosional pada strategi-strategi yang
disusunnya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang mencerminkan kemampuan
seorang mahasiswa akuntansi dalam memaknai berbagai peristiwa dalam kehidupan dengan memberi makna positif pada setiap masalah, bahkan penderitaan yang
Universitas Sumatera Utara
44
dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, maka seseorang mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Dengan
demikian jika seseorang memiliki kecerdasan spiritual yang baik maka dia dapat lebih mempertimbangkan apakah tindakan yang dilakukannya etis atau tidak, karena melalui
kecerdasan spiritual memungkinkan lahirnya wawasan dan pemahaman untuk menemukan makna akan keberadaan seseorang, tempat bertindak, berpikir, dan merasa.
Pria dan wanita membawa perbedaan nilai dan perlakuan dalam pekerjaannya. Perbedaan ini disebabkan karena pria dan wanita mengembangkan bidang peminatan,
keputusan dan praktik yang berbeda yang berhubungan dengan pekerjaannya. Kaum pria dan wanita memiliki merespon yang berbeda mengenai reward dan cost. Pria
berusaha mencari kesuksesan kompetisi dan bila perlu melanggar aturan untuk mencapai kesuksesan, hal ini menunjukkan kecenderungan sikap dan perilaku tidak etis,
sedangkan wanita lebih menekankan pada pelaksanaan tugas serta cenderung taat pada peraturan dan kurang toleran dengan individu yang melanggar aturan. Di sinilah
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual pria dan wanita tersebut akan berperan dalam menilai apakah suatu tindakan etis atau tidak etis untuk dilakukan. Dengan
tingkat kecerdasan yang dimiliki antara pria dan wanita akan terlihat bagaimana kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual tersebut memberi pengaruh pada
tindakan-tindakan yang mereka lakukan.
Universitas Sumatera Utara
45
3.2. Hipotesis Penelitian