27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Sikap Etis
Ditinjau dari sudut bahasa, sikap dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai perbuatan dan sebagainya yang berdasarkan pendirian, pendapat
atau keyakinan Dani, 2002. Sementara definisi sikap menurut para ahli hingga saat ini masih berbeda pandangan, yang secara umum pandangan tersebut dibagi ke dalam tiga
kelompok. Kelompok pertama yang diwakili oleh Thurstone, Likert, dan Osgood dalam Azwar 2005 memandang sikap merupakan bentuk evaluasi atau reaksi perasaan
terhadap suatu obyek, yang dapat berupa mendukung atau memihak maupun tidak mendukung atau tidak memihak. Kelompok kedua yang diwakili oleh Chave, Bogardus,
LaPieree, Mead, dan Allport dalam Azwar 2005 memandang sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon. Kelompok ketiga yang diwakili oleh Secord Backman dalam Azwar 2005 memandang sikap
merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu obyek.
Berdasarkan ketiga pandangan di atas, sikap dapat didefinisikan sebagai reaksi individu terhadap suatu obyek yang merupakan konstelasi kognitif, afektif, dan konatif
yang disebabkan oleh suatu stimulus yang menghendaki adanya respon pendirian. 9
Universitas Sumatera Utara
28
Sikap dan perilaku etis merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma sosial yang diterima secara umum sehubungan dengan tindakan-tindakan yang
bermanfaat dan yang membahayakan Griffin dan Ebert dalam Maryani dan Ludigdo, 2001. Dengan demikian dalam kaitan dengan etika profesi, sikap dan perilaku etis
merupakan sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika profesi tersebut. Dunia pendidikan tinggi mempunyai pengaruh yang besar terhadap sikap etis
akuntan. Dunia pendidikan yang baik akan mencetak mahasiswa menjadi calon akuntan yang mempunyai sikap profesional dan berlandaskan pada standar moral dan etika.
Sebagai pemasok tenaga profesional ke dunia usaha dan bisnis, perguruan tinggi mempunyai peran yang sangat strategis untuk mengantarkan dan mempersiapkan para
mahasiswa menjadi calon-calon profesional yang mempunyai nilai- nilai etis yang baik.
2.1.1.1. Etika Pengertian etika, dalam bahasa latin ethica, berarti falsafah moral. Ia
merupakan pedoman cara bertingkah laku yang baik dari sudut pandang budaya, susila serta agama. Sedangkan menurut Keraf 1998, etika secara harfiah berasal dari kata
Yunani ethos jamaknya: ta etha, yang artinya sama persis dengan moralitas, yaitu adat kebiasaan yang baik. Istilah etika jika dilihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
1998, memiliki tiga arti, yang salah satunya adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dari beberapa definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa etika merupakan seperangkat aturan norma pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan
Universitas Sumatera Utara
29
yang dianut oleh sekelompok segolongan manusia masyarakat profesi. Menurut Keraf dan Imam 1995, etika dapat dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
1. Etika umum. Etika umum berkaitan dengan bagaimana manusia mengambil keputusan etis,
teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak, serta tolok ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan.
Etika umum dapat dianalogikan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
2. Etika khusus. Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Etika khusus dapat dibagi menjadi dua, yaitu: a. Etika individual, menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.
b. Etika sosial, berkaitan dengan kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia dengan manusia lainnya salah satu bagian dari etika sosial adalah etika profesi, termasuk
etika profesi akuntan. Dalam banyak hal, pembahasan mengenai etika tidak terlepas dari pembahasan
mengenai moral. Suseno 2005 mengungkapkan bahwa etika merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral.
Sedangkan Karl Barth dalam Madjid 1992 mengungkapkan bahwa etika ethos adalah sebanding dengan moral mos, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat
kebiasaan sitten. Sitte dalam perkataan Jerman menunjukkan arti moda mode tingkah laku manusia, suatu konstansi tindakan manusia. Karenanya secara umum etika atau
Universitas Sumatera Utara
30
moral adalah filsafat, ilmu atau disiplin tentang moda-moda tingkah laku manusia atau konstansi-konstansi tindakan manusia.
Dengan mengkritik terlalu sederhananya persepsi umum atas pengertian etika yang hanya dianggap sebagai pernyataan benar dan. salah atau baik dan buruk. Etika
sebenarnya meliputi suatu proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan seseorang dalam situasi tertentu. Proses itu sendiri meliputi penyeimbangan
pertimbangan sisi dalam inner dan sisi luar outer yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran masing masing individu.
Kemudian Chua dkk 1994, dalam konteks etika profesi, mengungkapkan bahwa etika profesional juga berkaitan dengan perilaku moral. Perilaku moral di sini
lebih terbatas pada pengertian yang meliputi kekhasan pola etis yang diharapkan untuk profesi tertentu. Pada riset tentang isu-isu etika dalam akuntansi, secara umum
menghindari diskusi filosofi tentang benar atau salah dan pilihan baik atau buruk. Namun lebih difokuskan pada perilaku etis atau tidak etis para akuntan yang didasarkan
pada apakah mereka mematuhi kode etik profesinya atau tidak Adams dalam Rianto, 1994.
2.1.2. Kecerdasan Emosional