Menstruasi yang terjadi setiap bulanya disebut sebagai siklus menstruasi. Menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda
menopause biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun. 6.
Ovulasi Ovarium melepaskan satu sel telur setiap bulannya ovulasi yang biasanya
terjadi 12-16 hari sebelum haid berikutnya. Untuk mendeteksi terjadinya ovulasi, beberapa wanita menggunakan suhu basal tubuh dan lender. Suhu
tubuh biasanya meningkat setelah ovulasi dan terus meningkat hingga bebebrapa hari sesudahnya. Lender kental dihasilkan serviks biasanya muncul
sesaat sebelum ovulasi. Lender subur ini membantu sperma bergerak menuju sel telur. Setelah dibuahi, sel telur akan menempel pada dinding rahim.
Pada dasarnya siklus haid wanita tidak sama, tapi umumnya berlangsung antara 25-35 hari rata rata 28 hari. Hari pertama di hitung sebagai permulaan
siklus haid. Jumlah hari sebelum haid berikutnya terjadi hari pertama perdarahan. Jangka waktu menstruasi antara 3-10 hari.
M. Obesitas Dan Gangguan Siklus Menstruasi
Masa remaja adalah periode yang paling rawan dalam perkembangan hidup seorang manusia setelah ia mampu bertahan hidup survive, dimana secara fisik ia
mencari identitas diri. Dalam proses pencarian identitas diri ini, remaja masih harus dihadapkan pada kondisi lingkungan yang juga membutuhkan penyesuain kejiwaan
Waryana, 2010. Tubuh yang ideal merupakan idaman setiap orang. Bisa dikatakan secara
sederhana yang serba instan ditambah olahraga yang terkadang jarang dilakukan, cenderung menyebabkan tubuh mudah menjadi gemuk obesitas. Obesitas
didefinisikan sebagai peningkatan berat badan yang melebihi batas kebutuhan skletal dan fisik sebagai akibat dari akumulasi lemak berlebihan dalam tubuh. Batas
kegemukan pada umumnya adalah 20 melebihi standart normal obesitas terjadi jika selama periode waktu tertentu jumlah kalori yang masuk melalui makanan lebih
banyak dari pada jumlah yang digunakan untuk menunjang kebutuhan energi tubuh. Kelebihan energi tersebut disimpan sebagai trigliserida pada jaringan adiposa
lemak. Orang yang mengidap obesitas biasanya mengalami peningkatan resiko
terserang beberapa penyakit dan gangguan kesehatan, salah satunya adalah mengalami gangguan siklus menstruasi. Setiap wanita normal memiliki sepasang
ovarium, yang tiap bulannya menghasilkan sebuah sel telur ovum, yang siap untuk dibuahi melalui sebuah mekanisme siklus menstruasi. Pematangan ovum ovulasi
merupakan kunci penting bagi seorang wanita dalam menjalani kehidupan reproduksinya untuk mendapatkan keturunan dikemudian hari. Kehidupan
reproduksi seorang wanita dipengaruhi oleh beberapa faktor yang nantinya berpotensi menimbulkan gangguan.
Salah satu faktor yang berpengaruh adalah kegemukan obesitas, yang identik dengan hiperkolestrolemia. Remaja yang tergolong obesitas dengan gangguan
siklus menstruasi adalah remaja dengan Sindrom polikistik ovarium. Sindrom ovarium polikistik merupakan salah satu masalah endokrinologi pada wanita masa
reproduksi yang berhubungan dengan kelainan hormonal dan dapat mempengaruhi kesehatan wanita secara umum. Pada kenyataannya, baik gejala klinik, pemeriksaan
biokimiawi maupun pemeriksaan penunjangnya dapat memberikan hasil yang bervariasi. Alasan yang paling sering penyebab pasien dengan sindrom ini datang ke
dokter ialah adanya gangguan pada siklus menstruasi dan masalah obesitas dan
pertumbuhan rambut yang berlebihan serta kelainan lainnya seperti hipertensi, kadar lemak darah dan gula darah yang meningkat.
Pengaruh obesitas terhadap hambatan poliferasi folikel serta pematangan ovum, yang pada akhirnya termanifestasi sebagai gangguan siklus menstruasi yang
dapat digolongkan dalam beberapa hal yakni: 1.
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan, yang meliputi hipermenorea atau menoragia dan hipomenorea
2. Kelainan siklus yang meliputi polimenorea, oligomenorea dan amenorea
3. Perdarahan diluar siklus menstruasi, seperti keterangan premenstruasi,
mastodinia, rasa nyeri pada ovulasi dan dismenorea. Kebutuhan energi dan nutrisi remaja dan dewasa dipengruhi oleh usia
reproduksi, tingkat aktifitas dan status nutrisi. Nutrisi yang dibutuhkan sedikit lebih tinggi untuk memenuhi pertumbuhan remaja. Bila kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi
akan beresiko mengalami defisiensi. Apabila seorang wanita mengalami defisiensi nutrisi, misal defisiensi zat besi akan menyebabkan anemia. Anemia akan
mengganggu aktifitas sehari-hari, juga berpengaruh pada sistem reproduksi. Gizi dan makanan tidak saja dipengaruhi bagi pertumbuhan, perkembangan fisik, mental dan
kesehatan tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau kesuburan seseorang agar mendapat keturunan Sibagariang, 2010.
Pada remaja putri banyak hal-hal yang dapat mempengaruhi menarche anatara lain adanya perubahan hormon yang mempengaruhi kematangan sel dan
asupan gizi yang dikonsumsi saat menjelang datangnya menarche Waryana, 2010. Suatu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan hormon salah satunya
adalah asupan gizi dengan asupan gizi yang baik dapat mempercepat pembentukan hormon-hormon yang mempengaruhi datangnya menarche. Sehingga dengan