Latar Belakang Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi pada Remaja Putri di Akademi Kebidananan Cipto Medan Tahun 2015

bahwa prevalensi obesitas pada kelompok umur dewasa sebanyak 14,76 dan berat badan lebih sebesar 11,48 dengan demikian prevalensi kelompok dewasa kelebihan berat badan sebesar 26,23 sedangkan prevalensi penduduk dewasa kurus 11,09 Kemenkes, 2013. Menurut laporan Rikesdas tahun 2013 provinsi dengan prevalensi kelebihan berat badan pada penduduk 18 tahun terendah yaitu Nusa Tenggara Timur 12,95, Lampung 18,52, Nusa Tenggara Barat 19,47. Provinsi dengan prevalensi kelebihan berat badan tertinggi yaitu Sulawesi Utara 40,54, Kalimantan Timur 35,38 dan DKI Jakarta 34,67. Prevalensi penduduk kurus terendah di Provinsi Sulawesi Utara 5,6 dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur 19,5. Dua belas provinsi dengan orevalensi penduduk dewasa kurus diatas prevalensi nasional yaitu Kalimantan Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Di Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Prevalensi penduduk obesitas terendah di provinsi Nusa Tenggara Timur 6,2 dan Tertinggi di Sulawesi Utara 24,0. Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas nasional yaitu Jawa Barat, Bali, Papua, di Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Papua Barat, Kepulauan Riau, Maluku Utara. Berdasarkan karakteristik, masalah obesitas cenderung lebih tinggi pada penduduk yang tinggal. Tahun awal dimulainya menstruasi merupakan periode yang rentan terhadap terjadinya gangguan menstruasi. Sebanyak 75 perempuan pada tahap remaja akhir mengalami gangguan yang terkait dengan menstruasi. Menstruasi yang tertunda, tidak teratur, nyeri dan perdarahan yang banyak yang menyebabkan remaja perempuan menemui dokter . Menurut Beniarz J et al yang mendapatkan prevalensi aminorea primer sebanyak 5,3, aminorea sekunder 18,0, oligominorea 50, polimenorea 10,5 dan gangguan campuran sebanyak 15,8 Sianipar, 2009. Seringkali pada masa remaja mengalami masalah kesehatan reproduksi salah satunya adalah gangguan siklus menstruasi seperti dimenorea yaitu rasa nyeri pada saat haid, hipermenorea haid lebih lama dari normal, dan amenorea yaitu tidak datangnya haid. Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi terganggu diantaranya adalah fungsi hormon terganggu, kelainan sistemik, stres, kelenjar gondok, hormon prolaktin berlebihan dan status gizi Proverawati, 2009. Penelitian yang dilakukan di Australia pada wanita usia 26-36 tahun diketahui sebanyak 3,6 mengalami polimenorea dan 10 mengalami oligomenorea. Pada wanita dengan rasio lingkar pinggang panggul ≥ 0,76 obesitas. Pada penelitian menyimpulkan bahwa resiko terjadinya gangguan siklus menstruasi dua kali lebih besar pada wanita yang mengalami obesitas dibandingkan dengan wanita normal Asniyah, 2010. Masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kurangnya asupan gizi yang mengakibatkan menderita kurang gizi yaitu terlalu kurus kurang energi kronik dan dapat terkena anemia karena kekurangan zat besi. Di samping itu masalah yang sering muncul adalah kelebihan asupan gizi yang dapat menyebabkan obesitas. Hal hal tersebut sangat mempengaruhi keadaan tubuh dan system produksi hormon yang berkaitan erat dengan terjadinya menarche Waryana, 2010. Pada tahun 2004, World Healt Organization WHO mengelompokan Indonesia sebagai negara yang memiliki kurang gizi pada penduduknya. Pada saat itu angka gizi kurang dan gizi buruk diindonesia berjumlah 5.119.935 dari total kelompok balita sejumlah 17.984.224 balita. Kelompok ini merupakan angka yang menunujukan pertumbuhan yang sangat pesat Alamsyah, 2013. Data dari Depkes RI 2004, menunjukan 52 remaja perempuan menderita anemia. Pada remaja Indonesia berumur 15 sampai 19 tahun, angka tertinggi kurang gizi kronis mencapai 36. Masalah kesehatan gizi pada remaja sering berlanjut pada masalah gizi masa dewasa. Bila anaknya lahir hidup akan disertai dengan gangguan pertumbuhan dan tingkat kecerdasan yang kurang. Wanita yang menderita malnutrisi sebelum hamil atau selama minggu minggu kehamilan cenderung melahirkan bayi yang menderita kerusakan otak dan sumsum tulang karena system saraf pusat sangat peka pada 2 sampai 5 minggu pertama konsepsi sedangkan ibu dengan malnutrisi sepanjang trimester 3 akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah BBLR 2500 g Badriah, 2014. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi maka penting dilakukan penelitian ini. Dimana masalah yang sering terjadi pada remaja adalah kelebihan asupan gizi yang dapat menyebabkan obesitas, dimana sangat mempengaruhi keadaan tubuh dan sistem reproduksi hormon yang berkaitan erat dengan terjadinya menarche Depkes RI. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan Tahun 2015 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Untuk mengetahui Hubungan Status Gizi dengan Gangguan Menstruasi Pada Remaja Putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan Tahun 2015. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui Distribusi karakteristik status gizi berdasarkan IMT pada remaja putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan Tahun 2015 b. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gangguan menstruasi yang terjadi pada remaja putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Responden

Bagi remaja putri sebagai bahan informasi dan masukan dalam menambah pengetahuan pada pendidikan kesehatan tentang status gizi dan gangguan mentruasi. 2. Bagi Peneliti Sebagai bahan masukan, informasi dan menambah wawasan tentang status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja. 3. Bagi institusi Pendidikan Sebagai bahan dasar referensi dan bahan penelitian acuan untuk penelitian lebih lanjut mengenai hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja. 4. Bagi tempat penelitian Sebagai sumber informasi dan pengetahuan tentang hubungan status gizi dengan gangguan menstruasi pada remaja untuk meningkatkan kesejahteraan remaja dalam menjaga status gizi dan menstruasinya