C. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena Notoatmodjo, 2010.
Tabel 3.1 Defenisi Operasional
N O
Variabel Definisi
Operasional Cara
Ukur Alat
Ukur Hasil
Ukur Skala
Ukur
A Variabel Independen
Status Gizi Remaja
mengetahui keadaan
tubuhnya yang
merupakan hasil akhir
dari keseimbangan
antara zat gizi yang masuk
kedalam tubuh dan
penggunaann ya.
Mengukur dengan
menggunakan rumus IMT
yaitu BBTB
2
Pengukur tinggi
badan dan timbangan
berat badan Menurut Depkes
yang dikutip oleh Waryana
2010, dikatakan Kurus
yaitu Kekurangan
berat badan tingkat berat
17,0 dan kekurangan
berat badan tingkat ringan
17,0-18,5 Normal yaitu
18,5-25,0 Gemuk
yaitu Kelebihan berat
badan tingkat ringan 25,0-
27,0 dan Kelebihan berat
badan tingkat berat 27,0
Ordinal
B Variabel Dependen
Gangguan Menstruasi
pada Remaja
putrid Gangguan
menstruasi yang dialami
oleh mahasiswi
meliputi Wawancara
Kuesioner Terganggu
apabila : - Lama haidnya
3 hari dan 7 hari
- Siklus haidnya Ordinal
gangguan siklus, jumlah
darah yang dialami setiap
bulannya dan lama haid
tidak normal yaitu
Amenorea yaitu keadaan tidak
adanya haid untuk sedikitnya
3 bulan berturut turut
Polimenorea yaitu siklus haid
lebih pendek dari biasanya
atau haid terlalu sering 21 hari
Oligomenorea yaitu siklus haid
lebih panjanghaid
jarang 35 haria
Tidak terganggu
apabila : - Lama haidnya
3-7 hari - Siklus haidnya
normal yaitu 21- 35 hari
44
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriftif analitik yaitu untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel
dengan menggunakan pendekatan cross sectional, yaitu suatu pendekatan dengan melakukan pencatatan dan pengukuran variabel pada saat yang sama. Semua subjek
hanya diamati satu kali saja dan penelitian tidak melakukan tindak lanjut Notoatmodjo, 2010. Dimana bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan status gizi
dengan gangguan menstruasi pada remaja putri di Akademi Kebidanan Cipto Medan Tahun 2015.
Menurut Notoatmodjo 2010 bahwa desain atau rancangan cross sectional lintang potong merupakan studi observasional, dapat bersifat deskriptif atau
analitik. Pengukuran variabel-variabelnya hanya satu kali dengan waktu dapat berbeda. Studi cross sectional analitik, variabel Independen faktor resiko, prediktor,
kausal dan variabel dependen efek, penyakit, akibat diidentifikasi lalu dilakukan pengukuran secara serentak atau sekaligus hanya satu kali saja, tentu tidak semua
subjek dapat dilakukan pengukuran pada waktu atau hari yang sama, jadi dapat berbeda waktu tetapi pengukuran tetap satu saja, tanpa adanya tindak lanjut atau
pengukuran ulang.