Hormon Yang Berperan Dalam Siklus Menstruasi

menstruasi pada wanita terjadi setiap periode tertentu, misalnya 28 hari. Namun demikian siklus menstruasi tersebut sangat bervariasi untuk tiap individu yaitu berkisar antara 20-40 hari. Perubahan perubahan yang terjadi selama menstruasi menyakut pemasakan sel telur dan penebalan dinding rahim guna menerima sel telur yang telah dibuahi. Jika sel telur didalam ovarium masak, dinding rahim menebal. Lebih kurang pada hari ke 14 dari siklus menstruasi yang 28 hari, sel telur dihasilkan dari ovarium dan dikenal sebagai proses ovulasi Proverawati, 2009. Sel telur tersebut tetap hidup selama 24-48 jam dan bergerak sepanjang saluran telur menuju ke rahim uterus. Sel telur tersebut dapat dibuahi bila terdapat sperma yang hidup dalam saluran telur selama 48 jam sesudah atau sebelum ovulasi. Jika sel telur tersebut tidak dibuahi didalam saluran telur maka akan luruh rusak. Dinding rahim akan luruh dan terjadi perdarahan. Peristiwa tersebut terjadi setiap bulan dan dikenal sebagai menstruasi. Lamanya menstruasi berlansung selama 4-6 hari. Saat menstruasi berlangsung, sel telur yang lain mulai mengalami pemasakan. Rahim juga mulai menebal sebagai persiapan menerima sel telur lain tersebut. Menstruasi mulai terjadi saat organ perkembangbiakan seorang gadis, menstruasi pertama terjadi pada usia 8-13 tahun dan terus berlanjut sampai usia 45-55 tahun. Pada usia lima puluhan siklus menstruasi menjadi tidak teratur dan berhenti untuk selamanya, peristiwa ini disebut menopause proverawati, 2009. Tabel 2.2 Pristiwa yang terjadi dalam uterus rahim adalah sebagai berikut: Hari Keadaan Rahim Hal Yang Terjadi 1-6 Peluruhan dinding Mentruasi 7-12 Dinding mulai tebal Sel telur masak dalam ovarium 13-14 Dinding semangkin tebal Ovulasi 15-28 Dinding dalam kondisi paling Sel telur bergerak menuju rahim

K. Penyebab Gangguan Siklus Menstruasi

Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi panjang atau sebaliknya pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjanh atau pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang dijumpai. Penanganan dilakukan oleh dokter berdasarkan penyebabnya Proverawati, 2009. 1. Fungsi Hormon Terganggu yaitu menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur di otak, tepatnya kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila system pengaturan ini terganggu, otomatis sistem siklus menstruasinya pun akan terganggu. 2. Kelainan Sistemik yaitu ada ibu yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa mempengaruhi siklus menstruasinya karena sistem metabolisme didalam tubuhnya tidak bekerja dengan baik atau ibu menderita penyakit diabetes juga akan mempengaruhi sistem metabolisme ibu sehingga siklus menstruasinya pun tidak teratur. 3. Stres Stres jangan dianggap enteng sebab akan menganggu sistem metabolisme didalam tubuh. Bisa saja karena stress, ibu jadi mudah lelah, berat badan turun dratis bahkan sakit sakitan sehingga metabolismenya terganggu, siklus menstruasinya pun ikut terganggu. 4. Kelenjar Gondok Terganggunya fungsi kelenjar gondoktiroid juga bisa menjadi penyebab tidak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi hipertiroid maupun terlalu rendah hipotiroid. Pasalnya, sistem hormon ikut terganggu. 5. Hormon Prolaktin Berlebihan Pada ibu menyusui, produksi hormon prolaktinya cukup tinggi. Hormon prolaktin ini sering kali membuat ibu tak kunjung menstruasi karena memang hormon ini menekan tingkat kesuburan ibu. Pada kasus ini tak masalah, justru sangat baik untuk memberikan kesempatan pada ibu guna memelihara organ reproduksinya. Sebaliknya, jika tidak sedang menyusui, hormon prolaktin juga bias tinggi biasanya disebabkan kelainan pada kelenjar hipofisis yang terletak di dalam kepala. Dengan siklus menstruasi yang normal, secara fisiologis menggambarkan, organ reproduksi cenderung sehat dan tidak bermasalah. Sistem hormonalnya baik ditunjukkan dengan sel yang terus diproduksi dan siklus menstruasi yang teratur. cenderung diluar kategori normal dengan berbagai pola. Mungkin pada awalnya siklus menstruasi lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan menstruasi di luar siklus menstruasi normal. Misal, siklus semula 35- 40 hari, tetapi bulan berikutnya bisa tidak menstruasi selama 3 bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa mengalami menstruasi lebih dari sekali. Haid yang berlangsung kurang dari 21 hari dikategorikan siklus menstruasi yang pendek Lyra, 2012. Apabila siklus menstruasi itu pendek maupun panjang, sama-sama menunjukkan ketidaknormalan pada sistem metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun sama, yaitu jadi lebih sulit hamil dikemudian jika pola siklus menstruasi tidak segera ditangani oleh medis. Pada siklus pendek, perempuan mengalami “unovulasi” karena sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau perempuan mengalami ketidaksuburan yang cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang terjadi. Padahal, menstruasi merupakan tanda kalau perempuan sedang subur Lyra, 2012. Ganggun haid dan siklusnya adalah sebagai berikut : 1. Gangguan yang berhubungan dengan haid a Premenstrual tension ketegangan prahaid b Mastodinia c Ilutterschmerz rasa nyeri pada ovulasi d Dismenorea 2. Perdarahan uterus abnormal a Gangguan siklus: polimenorea, oligomenorea dan amenorea b Gangguan perdarahan: hipermenorea, hipomenorea dan menoragia c Perdarahan diluar haid: metroragia Wiknjosastro, 2008.

L. Hormon Dalam Menstruasi

1. Siklus Hormonal Pada masa pubertas anak tumbuh dengan cepat dan mendapatkan bentuk tubuh yang khas bagi jenisnya. Wanita masuk dalam masa reproduktif kurang lebih 30 tahun, masa reproduktif 30 tahun klimakterium Premenopause-