14 kalsium dari urin dan akhirnya, denyut jantung tidak teratur dan menurunkan
kemampuan memompa darah Silalahi, 2011. Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi tanpa diimbangi oleh
kenaikan ekskresi 18 gram untuk orang dewasa. Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat pada kematian Almatsier, 2004.
2.5.3 Magnesium
Magnesium mempunyai peranan penting sebagai kofaktor dan aktivator lebih dari 300 reaksi enzimatik, termasuk glikolisis, metabolisme ATP, transport mineral
seperti natrium, kalium dan kalsium melalui membran, sintesis protein dan asam nukleat serta kontraksi otot. Tubuh manusia mengandung kurang lebih 25 gram
magnesium, 50 - 60 daripadanya terdapat dalam kerangka, sedangkan sisanya terdapat dalam cairan intraseluler, juga sebagai ko-faktor enzim yang menghasilkan
energi. Magnesium juga memegang peranan penting pada relaksasi otot Tan dan Rahardja, 2007.
Kekurangan magnesium berat dapat menyebabkan nafsu makan berkurang, gangguan dalam pertumbuhan, denyut jantung yang tidak teratur, disertai kelelahan,
kejang otot, mual, dan muntah Almatsier, 2004. Kebutuhan magnesium rata-rata sehari ditetapkan sebanyak 280 mg untuk laki-laki dewasa dan 250 mg untuk wanita
dewasa. Latihan fisik dapat menyebabkan kekurangan magnesium, yang selanjutnya dapat mengganggu metabolisme energi dan kemampuan kerja fisik. Magnesium juga
berperan dalam meningkatkan performa atlet Silalahi, 2011. Berdasarkan World Health Organization, kadar minimum magnesium yang
dianjurkan dalam air minum adalah 10 mgl dan kadar optimumnya adalah 20 - 30 mgl Kozisek, 2004. Sedangkan, kadar maksimal magnesium yang dianjurkan
15 sesuai persyaratan kualitas air minum di dalam Baku Mutu Air Minum menurut
Meskes RI No. 01BirhukmasI1975 adalah 30 mgl dan kadar magnesium diperbolehkan adalah 150 mgl.
2.6 Dampak Negatif Air Minum Rendah Mineral Dan Demineral Terhadap Kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian, air minum rendah mineral dapat menimbulkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi dalam waktu yang lama. Pada umumnya air
minum yang tersedia dalam kemasan terdiri dari dua kelompok, yaitu air mineral dan air minum demineral tanpa mineral seperti air minum RO ataupun isi ulang.
Menurut Standar Nasional Indonesia SNI bahwa air minum dalam kemasan adalah air baku yang telah di proses, dikemas, dan aman diminum mencakup air mineral dan
air demineral. Air mineral mengandung mineral tanpa penambahan dan dengan penambahan; air demineral dibuat dengan proses pemurnian melalui destilasi,
deionisasi, dan reverse osmosis. Berdasarkan hasil penelitian, air minum rendah mineral jika dikonsumsi dalam waktu yang lama akan menimbulkan masalah
kesehatan. Air rendah mineral dan demineral seperti air minum RO dengan pH rendah bersifat agresif untuk melarutkan logam toksik seperti Pb dari pipa distribusi.
Penyerapan logam-logam toksis seperti Pb di dalam pencernaan akan meningkat jika mineral kalsium dan magnesium sangat rendah dalam air minum. Maka, jika dalam
makanan terdapat logam toksis Pb walaupun dalam jumlah sedikit, akan mudah diserap oleh tubuh apabila kadar kalsium dan magnesium rendah di dalam air
minum. Akan tetapi, apabila kalsium dan magnesium cukup dalam air minum maka penyerapan Pb, baik yang terdapat di dalam air minum dan makanan lainnya akan