Spektrofotometri Serapan Atom Analisis Mineral Dalam Air Minum .1 Titrasi Kompleksometri
18 tertentu dilewatkan nyala yang mengandung atom atom yang bersangkutan maka
sebagian cahaya itu akan diserap dan banyaknya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan dasar yang berada dalam nyala. Lampu yang
digunakan disebut ‘lampu katode rongga’ dan katode tersebut dilapisi dengan logam yang akan dianalisis. Kerugian teknik ini adalah bahwa lampu harus selalu diganti
tiap kali suatu unsur yang berbeda sedang dianalisis dan hanya satu unsur yang dapat dianalisis pada sewaktu-waktu. Instrumen-instrumen modern memiliki sekitar 12
lampu yang tersusun, yang dapat secara otomatis berputar Gandjar dan Rohman, 2007.
Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom- atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu,
tergantung pada sifat unsurnya. Dasar analisis menggunakan teknik spektrofotometri serapan atom adalah bahwa dengan mengukur besarnya absorbsi oleh atom analit,
maka konsentrasi analit tersebut dapat ditentukan Gandjar dan Rohman, 2007. Lampu katoda berongga diisi dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan
pemberian tegangan pada arus tertentu, logam mulai memijar, dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian
mengemisikan radiasi pada panjang gelombang tertentu Gandjar dan Rohman, 2007.
19
Gambar 2.1 Komponen Spektrofotometer Serapan Atom
Suatu spektrofotometer serapan atom terdiri atas komponen-komponen berikut ini:
a. Sumber cahaya
Lampu katoda berongga yang dilapisi dengan unsur yang sedang dianalisis. b.
Nyala Nyala biasanya berupa udaraasetilen, menghasilkan suhu ± 2500ºC,
dinitrogen oksidaasetilen dapat digunakan untuk menghasilkan suhu 3000ºC, yang diperlukan untuk menguapkan garam-garam dari unsur-unsur
seperti alumunium atau kalsium. c.
Monokromator Monokromator digunakan untuk menyempitkan lebar pita radiasi yang
sedang diperiksa sehingga diatur untuk memantau panjang gelombang yang sedang dipancarkan oleh lampu katode rongga. Ini menghilangkan
interferensi oleh radiasi yang dipancarkan dari nyala tersebut, dari gas pengisi
20 di dalam lampu katode rongga, dan dari unsure-unsur lain di dalam sampel
tersebut. d.
Detektor Detektor berupa sel fotosensitif. Pemilihan bahan bakar dan gas pengoksidasi
serta komposisi perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala Gandjar dan Rohman, 2009. Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah propana,
butana, hidrogen dan asetilen, sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen dan N
2
O Khopkar, 1985.