Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Antar Sampel
34 Apabila dari hasilnya diperoleh F
o
tidak melewati nilai kritis F maka dilanjutkan uji dengan distribusi t dengan rumus:
X
1
– X
2
t
o
= s
√1n
1
+ 1n
2
Sp = �
�
1 −
1 �
1 + 2
�
2 −
1 �
2 2
�
1
+ �
2
−2
Keterangan : X
1
= kadar rata-rata sampel 1 X
2
= kadar rata-rata sampel 2 Sp = simpangan baku
n
1
= jumlah perlakuan sampel 1 n
2
= jumlah perlakuan sampel 2 S
1
= Standar Deviasi sampel 1 S
2
= Standar Deviasi sampel 2 Kedua sampel dinyatakan berbeda apabila t
o
yang diperoleh melewati nilai kritis t
tabel
.
3.5.5 Validasi Metode 3.5.5.1 Uji Perolehan Kembali Recovery
Uji perolehan kembali atau recovery dilakukan dengan metode penambahan larutan standar standard addition method. Dalam metode ini, kadar logam dalam
sampel ditentukan terlebih dahulu, selanjutnya dilakukan penentuan kadar mineral dalam sampel setelah penambahan larutan standar dengan konsentrasi tertentu
Ermer dan Miller, 2005. Sampel air sumur yang telah diketahui kadarnya sebanyak 100 ml
ditambahkan larutan baku kalsium 1000 µgml sebanyak 6 ml, larutan baku kalium 1000 µgml sebanyak 9 ml, dan larutan baku magnesium 100 µgml sebanyak 10 ml,
kemudian dihomogenkan. Kemudian sampel yang telah ditambahkan larutan baku di
35 atas ditambahkan dengan HNO
3
p sebanyak 5 ml, kemudian dilanjutkan dengan
prosedur seperti yang telah dilakukan sebelumnya.
Persen perolehan kembali dapat dihitung dengan rumus di bawah ini Harmita, 2004:
A C
CA -
CF kembali
Perolehan =
x 100 Keterangan: CF
= Kadar analit dalam sampel setelah penambahan bahan baku
gml
µ CA = Kadar analit dalam sampel sebelum penambahan bahan
baku
gml
µ CA
= Kadar larutan baku ditambahkan ke dalam sampel
gml
µ