7 zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Atas dasar pemikiran tersebut dibuat suatu
standar air minum yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang konsentrasi sebagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan di dalam air minum
Slamet, 1996. Agar air minum tidak menyebabkan penyakit, maka air tersebut hendaknya
diusahakan memenuhi persyaratan- persyaratan kesehatan, antara lain: a.
Syarat Fisik Persyaratan fisik untuk air minum yang sehat adalah tidak berbau, bening tak
berwarna, tidak berasa, dan suhu dibawah suhu udara di luarnya Mulia, 2005.
b. Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat- zat kimia ataupun mineral. Secara umum parameter kimiawi air meliputi pH,
kesadahan, hingga kadar mineral yang terkandung di dalamnya Aswar, 1996. c.
Syarat Mikrobiologi Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit patogen dan
tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan yaitu 1 Coli100 ml air Notoatmodjo, 2003.
Di Indonesia, standar baku air minum yang dapat dilihat pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416MenkesPerIX1990. Berikut persyaratan baku
mutu air minum menurut Menkes RI No. 493MenkesIV2010. tercantum pada tabel 2.1.
8
Tabel 2.1 Baku Mutu Air Minum Menurut Meskes RI No. 493MenkesIV2010
No Unsur-unsur
Satuan Syarat-syarat
Minimal diperbolehkan
Maksimal dianjurkan
Maksimal diperbolehkan
Fisika 1
Suhu C
- -
- 2
Warna Unit
- 5
50 3
Bau -
- -
- 4
Rasa -
- -
- 5
Kekeruhan Unit
- 5
25 Kimia
6 Derajat
keasaman -
65 -
9,2
7 Zat
padatjumlah mgl
- 500
1500
8 Zat organik
sebagai KmnO
4
mgl -
- 10
9 Karbon oksida
sebagai CO
2
agresif mgl
- -
-
10 Kesadahan
D 5
- 10
11 Kalsium
sebagai Ca mgl
- 75
200
12 Magnesium
sebagai Mg mgl
- 30
150
13 Besijumlah
Fe mgl
- 0,1
1
14 Mangan Mn
mgl -
0,05 0,5
15 Tembaga Cu mgl
- 0,05
1,5 16
Zink Zn mgl
- 1,00
15
9
2.3 Sumber-sumber Air 2.3.1 Air Laut
Air laut mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaC l dalam air laut 3, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk
diminum Asmadi, 2011.
2.3.2 Air Hujan
Untuk menjadikan air hujan sebagai air minum hendaknya jangan menampung air hujan pada saat mulai turun hujan, karena masih mengandung
banyak kotoran misalnya pengotoran udara yang disebabkan industridebu dan gas Chandra, 2007.
2.3.3 Air Permukaan
Air permukaan berasal dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah. Yang termasuk air permukaan adalah air sungai,
rawa-rawa, danau dan waduk Suripin, 2001
2.3.4 Air Tanah
Air tanah adalah air yang berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian merembes dan mengalami proses filtrasi secara ilmiah di dalam
tanah. Proses-proses yang dialami air hujan tersebut menyebabkan air tanah menjadi lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan Chandra, 2007. Air tanah
terbagi atas: a. Air tanah dangkal
Air tanah dangkal terjadi karena proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri, sehingga air tanah
akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia garam-garam yang larut
10 karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia tertentu untuk
masing-masing lapisan tanah. Lapisan tanah ini berfungsi sebagai saringan. Disamping penyaringan, pengotoran juga masih terus berlangsung, air yang
terkumpul merupakan air tanah dangkal dimana air tanah ini dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur dangkal Notoatmodjo, 2003.
b. Air tanah dalam Terdapat setelah lapis rapat air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam,
tidak semudah pada air tanah dangkal. Dalam hal ini harus digunakan bor dan memasukkan pipa ke dalamnya sehingga pada suatu kedalaman biasanya antara
100 - 300 m akan didapatkan suatu lapis air. Kualitas air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna dan
bebas dari bakteri Notoatmodjo, 2003. c. Mata air
Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh musim dan
kualitasnya sama dengan keadaan air tanah dalam Notoatmodjo, 2003.
2.4 Air Sumur 2.4.1 Sumur Galian
Sumur galian adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil sebagai air minum
dengan kedalaman 7 - 10 meter dari permukaan tanah. Sumur galian menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh
karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui rembesan. Umumnya