Model Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share TPS

Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis yang dikemukakan oleh Satriawati, yaitu: 32 1 Written Text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri, membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan, konkret, grafik dan aljabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika, membuat konjektur, menyusun argumen dan generalisasi. 2 Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar dan diagram ke dalam ide-ide matematika. 3 Mathematical Expression, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis dalam bentuk tertulis yang meliputi written text, drawing dan mathematical expression.

2. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share TPS

a. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah sebuah bentuk dari strategi mengajar yang di desain untuk mendukung kerjasama di dalam kelompok dan interaksi diantara siswa. Strategi ini dibuat untuk mengurangi kompetisi yang ditemukan di banyak ruang kelas, yang dapat menimbulkan “siapa yang menang dan siapa yang kalah” dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk saling membantu dengan tujuan yang sama. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama 32 Algoritma, Volume 1 No.1, ..., h. 111. lainnya dalam mempelajari materi pelajaran”. 33 Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran kooperatif tertuang dalam wadah kelompok. Dalam masing-masing kelompok tersebut para siswa saling bekerjasama. Kerjasama yang dijalin oleh setiap siswa tidak hanya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, melainkan lebih kompleks lagi dengan saling bekerjasama dalam memahami materi yang telah disampaikan dengan cara tutor sebaya. Dengan demikian, dalam pembelajaran kooperatif siswa dijadikan sebagai sumber belajar, selain guru, buku maupun sumber belajar lainnya. Banyak para ahli yang mendefinisikan pembelajaran kooperatif, diantaranya Wena mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai “sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat teman lain sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang lain”. 34 Sedangkan Trianto mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang memerlukan kerjasama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan”. 35 Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu variasi pembelajaran dimana siswa belajar, bekerja, dan berinteraksi di dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan bersama dengan memanfaatkan sesama siswa sebagai sumber belajar, selain guru maupun sumber belajar lainnya. Pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar kelompok, sistem pembelajaran kooperatif bisa didefinisikan sebagai kerjabelajar 33 Robert E. Slavin, Cooperative Learning-Teori, Riset, dan Praktik, Bandung: Nusa Media, 2005, h. 4. 34 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 190. 35 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta: Kencana, 2009, h. 66. kelompok yang terstruktur. Sebagai kelompok belajar yang terstruktur, pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dasar sebagai berikut: 36 1 Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atau berenang bersama”. 2 Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi. 3 Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama. 4 Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara para anggota kelompok. 5 Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok. 6 Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar. 7 Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Pada hakikatnya, pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok. Oleh sebab itu, banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam pembelajaran kooperatif, karena mereka menganggap telah terbiasa menggunakannya. Walaupun pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dikatakan pembelajaran kooperatif. Bennet menyatakan ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: 37 1 Positive Interdependence, yaitu hubungan timbal balik yang didasari adanya kepentingan yang sama, atau perasaan diantara anggota kelompok di mana keberhasilan seseorang merupakan keberhasilan yang lain pula atau sebaliknya. 2 Interaction Face to face, yaitu interaksi yang langsung terjadi antar siswa tanpa adanya perantara. Tidak adanya penonjolan kekuatan individu, yang ada hanya pola interaksi dan perubahan yang 36 Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran kelompok, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 13-14. 37 Isjoni, Cooperative Learning..., h. 41-44. bersifat verbal diantara siswa yang ditingkatkan oleh adanya saling hubungan timbal balik yang bersifat positif. Sehingga dapat mempengaruhi hasil pendidikan dan pengajaran. 3 Adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi palajaran dalam anggota kelompok. 4 Membutuhkan keluwesan, yaitu menciptakan hubungan antar pribadi, mengembangkan kemampuan kelompok, dan memelihara hubungan kerja yang efektif. 5 Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah proses kelompok. Apabila unsur-unsur dasar tersebut dilaksanakan oleh siswa dalam pembelajaran maka siswa dapat meraih academic skill, social skill, dan interpersonal skill yang baik.

b. Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share TPS