70
2. Kata
كّب
pada TSu tidak diterjemahkan. Sehingga berakibat pada kesalah pahaman dan pesan dari ayat tersebut tidak tersampaikan secara sempurna, seharusnya kata
كّب
diterjemahakan sebagai “Tuhanmu”.
3. Kata
مين كل ْعب
pada Tsu tidak diterjemahakan. Sehingga berakibat pada kesalah pahaman dan pesan dari ayat tersebut tidak tersampaikan secara sempurna, seharusnya
kata
مين كل ْعب
diterjemahkan sebagai “dan selain itu lancung pula”.
2. Tegas
Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data yang diterjemahkan secara tidak tegas. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak tegas dari
keseluruhan data diperoleh sebanyak 9 kesalahan dan masing-masing data dikurangi 2 poin, sehingga berakibat pengurangan skor sebanyak 18 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan
kesalahan-kesalahan terjemahan yang tidak tegas;
1.
ميح لا ن ح لا ه مسب
pada TSa adanya kejanggalan dalam menerjemahkan, terdapat beberapa kata yang diterjemahkan terlalu luas dan bertele-tele, khususnya pada kata
ميح لا ن ح لا
diterjemahkan secara tafsiriyah namun, menurut peneliti jika diterjemahkan secara tafsiriah lebih tepatnya jika diperincikan lagi apa-apa sajakah yang
termasuk ke dalam rahnat meulipah yang ada di donya akherat.
71
2. Kata diterjemahkan terlalu bertele-tele, pada dasarnya adalah huruf yang tidak dapat
menerima I’rab. hanyalah huruf hijaiyah seperti semua huruf yang terdapat pada awal surah. Seharunya huruf diterjemahkan sebagai
“nun”. 3.
Pada ayat
كب إ ني تْ ْل ب م ْعأ ه ه ي س ْنع لض ْن ب م ْعأ ه
peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan, adanya kalimat yang tidak menggambarkan maksud dari
ayat tersebut, yaitu kalimat nyang ka geujak cok jalan got leupah. Jika ayat ini diterjemahkan sebagai Po gata keubit Neuteupeue that-that, soe nyang bit sisat jalan ka
salah, neuteupeue that soe nyang na peutunyok, sangat lebih mudah dipahami maksud
dari ayat tersebut sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman bagi pembaca Tsa. 4.
Pada ayat
ميثأ تْعم ْي ْ ل نم
peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan, adanya ketidakselarasan peralihan pesan dari TSu ke TSa, dalam terjemahan ini terlalu
bertele-tele tanpa memperhatikan struktur dari ayat itu, ada kata yang begitu saja dibuang tanpa diterjemahkan.
5. Pada ayat
نيح ْصم نم ْصيل ا سْقأ ْ إ نجْلا ح ْصأ نْ ب ك ْمه نْ ب نإ
peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan, yaitu sinan na lampohjih di kawom nyan,
pada dasarnya tanpa harus ada penambahan tersebut ayat ini sudah sangat mudah dipahami oleh pembaca.
6. Pada kata
ني ل نك نإ
peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan atau terjemahan yang terlalu bertele-tele, pada dasarnya kata
ني ل نك نإ
cukup di terjemahkan dengan tanyoe lalem that, akan tetapi pada kata ini adanya penambahan
hana ban peugah, berakibat pada kesalah pahaman bagi pembaca TSa.