xiii
2. Vokal
Vokal dalam bahasa arab, seperti vokal bahasa indonesia, terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal tunggul, ketentuan alih
aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
Keterangan
ـــــــ
A fathah
ـــــــ
I kasrah
ـــــــ
U dammah
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
Keterangan
----
Ai a dan i
و----
Au a dan u
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang madd, yang dalam bahasa arab dilambangkan harakat dan huruf, yaitu:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin
Keterangan
اــ
 â dengan topi di atas
ــ
dengan topi di atas
وــ
Û û dengan topi di atas
3. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam sistem aksara arab dilambangkan dengan huruf, yaitu لا,
dilahirkan menjadi huruf L, baik diikuti huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah. Contoh: al-rijâl, al-dîwân
bukan ad-dîwân.
xiv
4. Syaddah Tasydîd
Syaddah atau tasydîd yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah
tanda ـــ, dalam alih aksara ini dilambangkan dengan huruf , yaitu dengan menggandakan
huruf yang diberi tanda syaddah itu. Akan tetapi, hal ini tidak berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata sandang yang diikuti oleh huruf-huruf
syamsiyyah . Misalnya, kata
ةرور لا tidak ditulis ad-darûrah melainkan al-darûrah, demikian seterusnya.
5. Ta Marbûtah
Berkaitan dengan alih aksara ini, huruf ta marbûtah terdapat pada kata yang berdiri sendiri, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf h lihat contoh 1 di bawah. Hal
yang sama juga berlaku jika ta marbûtah tersebut diikuti oleh kata sifat na’t lihat contoh 2
di bawah. Namun, jika huruf ta marbûtah tersebut diikuti kata benda ism, maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf t lihat contoh 3
No Kata Arab
Alih Aksara 1
ةقير tarîqah
2 ةيماسإا ة ماجلا
al- jâmi’ah al-islâmiyyah
3 دوجولا ةدحو
wahdat al-wujûd
6. Huruf Kapital
Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam alih aksara ini huruf kapital tersebut juga digunakan, dengan mengikuti ketentuan yang berlaku dalam Ejaan
Yang Disempurnakan EYD bahasa Indonesia, anatara lain untuk menuliskan permulaan kalimat, huruf awal nama tempat, nama bulan, nama diri, dan lain-lain. Penting diperhatikan,
jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal atau kata sandangnya. Contoh: Abû Hâmid
al-Ghazâlî bukan Abû Hâmid Al-Ghazâlî, al-Kindi bukan Al-Kindi. Beberapa ketentuan lain dalam EYD sebetulnya juga dapat diterapkan dalam alih
akasara ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring italic atau cetak tebal bold.
xv
Jika menurut EYD, juduk buku itu ditulis dengan cetak miring, maka demikian halnya dalam alih aksaranya. Demikian seterusnya.
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama tokoh yang berasal dari dunia Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meskipun akar katanya berasal dari
bahasa arab. Misalnya ditulis, Abdussamad al- Palimbani, tidak ‘Abd al-Samad al-Palimbânî;
Nuruddin al-Raniri, tidak Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
7. Cara Penulisan Kata
Setiap kata, baik kata kerja fi’l, kata benda ism, maupun huruf harf ditulis secara
terpisah. Berikut adalah beberapa contoh alih aksara atas kalimat-kalimat dalam bahasa Arab, dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan di atas:
Kata Arab Alih Aksara
ا سأا به
dzahaba al-ustâdzu
جأا ت ث
tsabata al-ajru
ي ص لا ك لا
al-harakah al- ‘asriyyah
ه اا هلا ا أ د شأ
asyahdu an lâ ilâha illâ Allâh
حلاصلا ك م اناوم
Maulânâ Malik al-Sâlih
ه مك ثؤي
y u’ats-tsirukum Allâh
ي لا ها لا
al-mazâhir al- ‘aqliyyah
ينو لا ايآا
al-âyât al-kauniyyah
ةر لا
حي ت ارو
لا
al-darûrat tubihu al-mahzûrât