72
7. Pada kata
ىسع
peneliti menemukan adanya terjemahan yang terlalu bertele-tele atau pemborosan terjemahan, kata
ىسع
diterjemahkan dengan kadang neutem, pada dasarnya kedua kata berbeda. Menurut peneliti kata tersebut lebih tepat apabila diterjemahkan
dengan neutem. 8.
Pada ayat
ْعي ا ن ك ْ ل ْكأ خآا ا عل ا عْلا كل ك
peneliti menemukan adanya pemborosan terjemahan yaitu dengan adanya tambahan terjemahan han roe jih
salah, jika diperhatukan pada TSu cukup diterjemahkan dengan Meunankeuh Kamoe
adeueb Meubalah, adeueb akherat raya nibak nyoe, meunyo jiteupeue . Tidak perlu
adanya penambahan lagi. 9.
Pada kata
ْك
peneliti menemukan adanya pemborosan kata atau diterjemahakan secara bertele-tele, kata
ْك
diterjemahkan sebagai dike haba peuingat, kata dike dan peuingat memiliki arti yang sama. Seharusnya cukup diterjemahkan dengan memilih salah satu
dari kata tersebut.
3. Jelas
Selanjutnya, peneliti akan memaparkan data-data dari analisis peneliti mengenai data yang diterjemahkan secara tidak jelas. Dalam hal ini, terjemahan yang tidak jelas dan lengkap
dari keseluruhan data diperoleh sebanyak 20 kesalahan, 9 kesalahan terkait pemilihan diksi yang kurang tepat dan untuk masing-masing data dikurangi 2 poin, 11 data selanjutnya kesalahan
dalam penulisan EYD dan untuk masing-masing data dikurangi 1 poin. Sehingga pada bagian ini berakibat pengurangan skor sebanyak 29 poin. Berikut ini peneliti akan menyajikan
kesalahan-kesalahan terjemahan yang tidak jelas;
73
a. Pemilihan Diksi
1. Pada terjemahan ayat ke 3 Nyang le di gata phala bak Allah Han peutoh-peutoh phala
keu gata, peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan penerjemah dalam memilih
diksi untuk penggunaan kata Tuhan dan Allah. 2.
Pada kata pada TSa diterjemahkan napsujih sedangkan dalam kamus
- ا أ
adalah menginginkan
atau menghendaki, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata ialah menginginkan.
3. Pada kata
ئ ف
pada TSa diterjemahkan perampok. Merujuk ke tafsir kata
ئ ف
menurut beberapa ulama bukanlah perampok, akan tetapi azab Tuhan secara umum dan bukan hanya perampok saja.
4. Pada kata
مي ص
pada TSa diterjemahkan sebagai lagee arang sedangkan dalam kamus
ليل :مي ص
adalah malam, sebagian waktu malam, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan ialah malam.
5. Kata
ْ ح
pada TSa diterjemahkan sebagai jibri sedangkan dalam kamus adalah menghalangi,
maka terjemahan yang tepat untuk digunkan pada kata
ْ ح
ialah menghalangi
. 6.
Pada kata
م حم
pada TSa diterjemahkan sebagai han sapeue na le ‘ tidak memiliki
apapun lagi, sedangkan dalam kamus adalah yang kehilangan atau dicegah dari, maka terjemahan yang tepat untuk digunakan ialah dicegah atau dihalangi.
74
7. Kata
ميعن
pada TSa diterjemahkan sebagai na’im sedangkan dalam kamus
ميعن
ialah kenyamanan, kenikmatan, kemewahan hidup, kegembiraan dan kebahagiaan.
Jika
ميعن
di terjemahkan
na’im juga maka akan menimbulkan makna yang ambigu karena kata
ميعن
juga merupakan salah satu dari jenis-jenis surga. Maka, terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata
ميعن
ialah kenikmatan. 8.
Kata
س ْنع فشْكي
di terjemahkan sebagai beuteh bandum ka teulhon betis semua telanjang.
فشك
berarti membuka, mengungkapkan, memperlihatkan dan menyingkap. Sedangkan dilihat dari tafsirnya maksud dari kata tersebut tidak menggambarkan bahwa
membuka betis secara keseluruhan atau telanjang. Maka, terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata
فشك
adalah disingkapkan. 9.
Kata
ل س
diterjemahkan mantong teuga dalam keadaan kuat.
مي س :مل س
berarti yang selamat, sehat
. Maka, terjemahan yang tepat untuk digunakan pada kata tersebut adalah sehat.
b. Penulisan EYD
1. Penulisan huruf kapital N pada terjemahan
ه مسب ميح لا ن ح لا
pada surah Al Qalam tidak tepat, pada dasarnya huruf kapital menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan EYD digunakan sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Ngon nama Allah lonpuphon surat Tuhan Hadharat nyang Maha Murah