Konsep Umum Penerjemahan Alquran
13
pencapaian maksud. Terjemah tafsiriah itu tetap berbeda dengan tafsir. Atau terjemahan tafsiriah bukan tafsir. Menurut Muhammad Husain al-Dzahabi:
Pertama , terletak pada kedua bahasa yang digunakan. Bahasa tafsir dimungkinkan
sama dengan bahasa asli-katakanlah Alquran yang ditafsirkan, sedangkan terjemah tafsiriah pasti menggunakan bahasa yang berbeda dari bahasa asli yang diterjemahkan.
Kedua , dalam tafsir, pembaca kitabbuku tafsir dimungkinkan melacak buku teks
aslinya manakala ada keraguan didalamnya; jadi berbeda dengan terjemah tafsiriyah yang tidak mudah untuk mengecek aslinya manakala ada keraguan atau kesalahan yang dijumpai pembaca.
Untuk lebih mudah membedakan kedua metode penerjemahan ini, maka perhatiak ilustrasi terjemahan ayat berikut:
ْبت ا ك نع ىلإ ًةلولْغم دي ْلعْجت ا م دعْتف طْسبْلا َلك ا ْطس
اًًوسْْم اًمول
Jika ayat tersebut diterjemahkan secara harfiah, maka pengetiannya berarti Allah melarang seseorang membelenggu atau mengikat tangannya di atas pundaknya. Padahal, yang
dimaksud oleh ayat 29 surat Al-I sra’ [17] di atas adalah larangan bersikap pelit dalam
membelanjakan harta di samping melarang bersikap boros. Kebenaran statement al-Dzahabi di atas tentang kemustahilan penerjemahan Alquran
secara harfiah, dapat diterima sepanjang terjemahan yang dilakukan mutarjim bermaksud untuk merangkai isi kandungan Alquran yang sangat luas. Akan tetapi, boleh jadi tidak tepat apabila
sasaran yang dituju atau motivasi penerjemah hanya sebatas memperkenalkan makna kosa-kata Alquran secara utuh dan menyeluruh holistik dengan cara menerjemahkannya secara tahlili
kata demi kata dari awal hingga akhir Alquran.
14
3. Syarat-syarat Penerjemah Alquran
Penerjemahan alquran adalah mengalih pesan Alquran, ke bahasa asing selain bahasa Arab, agar dapat dikaji oleh masyarakat yang tidak menguasai bahasa Arab, sehingga dapat
dimengerti maksud dari firman Allah tersebut sesuai pemahaman umum yang diterima oleh umat Islam.
Seorang penerjemah Alquran juga harus memenuhi syarat-syarat, seperti:
13
a Harus seorang muslim, sehingga tanggung jawab keislamannya dapat dipercaya;
b Harus seorang yang tidak fasik;
c Menguasai bahasa sasaran dengan teknik penyusunan kata. Ia harus mampu menulis
dalam bahasa sasaran dengan baik; d
Berpegang teguh pada prinsip-prinsip penafsiran Alquran dan memenuhi kriteria sebagai mufasir, karena penerjemah pada hakikatnya adalah seorang mufasir.
Pada saat melakukan kerja penerjemahan Alquran, seseorang harus memenuhi syarat- syarat berikut:
a. Dalam menerjemahkan seorang penerjemah harus berpedoman pada syarat-syarat
penafsiran yang dapat diterima oleh akal sehat; b.
Penerjemah harus memperhatikan ketepatan terjemahan baik ketika melakukan terjemahan kata per kata dengan memperhatikan aspek keterpahaman hasil
terjemahan maupun terjemahan makna dengan penjelasan yang dapat menggambarkan makna tersebut dan memberi beberapa penjelas tambahan atas
pilihan makna;
13
Moch Syarif Hidayatullah, Seluk Beluk Penerjemahan Arab – Indonesia Kontemporer Tangerang: UIN
PRESS, 2014, h. 99-102.
15
c. Menjelaskan kebenaran pemilihan makna terjemahan dan berusaha menjelaskan
dengan dalil; d.
Dalam penerjemahan harus terkonsentrasi pada redaksi dan makna Alquran, bukan pada bentuk susunan Alquran, karena system susunan tersebut merupakan mukjizat
yang tak terjemahkan; e.
Hendaknya penerjemahan makna Alquran dengan metode terjemahan yang benar; f.
Gaya penerjemahan dengan bahasa yang mudah dicerna, dan sesuai dengan kemampuan umum pembaca;
1. Hati-hati dalam mencarikan padanan yang tepat dari kalimat-kalimat yang ada
dalam Alquran; 2.
Menuliskan makna ayat dengan sempurna; 3.
Memohon bantuan pada ahli Bsa untuk mendapatkan koreksi. g.
Menjadikan tafsir sebagai rujukan dalam penerjemahan; h.
Harus memberikan keterangan pendahuluan yang menyatakan bahwa terjemahan Alquran tersebut bukanlah Alquran, melainkan tafsir Alquran.
Selain strategi di atas, ada teknik umum yang harus pula diketahui seorang yang hendak menerjemahkan Alquran, seperti berikut:
1 Penerjemahan ayat sebaiknya ditulis miring;
2 Penerjemahan informasi ayat ditulis sesuai dengan kelaziman yang dipakai, seperti QS
Al-Baqarah [2]: 33. Namun demikian, penulisan ini bisa disesuaikan dengan gaya selingkung yang berlaku;
3 Penerjemah ayat sebaiknya diapit oleh tanda petik ganda;
16
4 Penerjemah harus mengacu pada penerjemahan lain yang telah disepakati keakuratannya
oleh banyak kalangan, meskipun tetap dibenarkan melakukan penyuntingan bahasa, bukan isi terjemahan;
5 Penerjemahan Alquran di dalam teks lain, biasanya didahului dengan klausa Allah Swt.
Berfirman. ini bukan merupakan keharusan. Penerjemah bisa memodifikasinya.