Faktor Perancu Confounding Batasan Operasional

c. Analisa multivariat

Analisa multivariat diperlukan untuk melihat hubungan antara satu variabel terikat dengan seluruh variabel bebas, sehingga diketahui variabel bebas yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian KNF, dengan menggunakan regresi logistik dengan rumus : ln = Bo + B 1 X 1 +…… +BpXp = Bo + ∑ B 1 X 1 Tahapan dalam proses analisis multivariat meliputi : 1. Memasukkan variabel kandidat dalam proses analisis multivariat regresi logistik dengan cara memilih variabel bebas yang memiliki p 0,25. 2. Melakukan analisis semua variabel bebas yang masuk dalam pemodelan, dengan cara mengeluarkan variabel bebas yang memiliki nilai p terbesar, sehingga didapatkan model awal dengan variabel faktor penentu yang memiliki nilai p ≤ 0.05. 3. Hasil uji multivariat yang mempunyai nilai p ≤ 0.05, merupakan model akhir dari penentu faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian karsinoma nasofaring.

3.13. Faktor Perancu Confounding

Perancu merupakan pengaruh variabel eksterna yang seluruhnya atau sebagian dapat mempengaruhi efek hubungan antara pajanan dan penyakit yang sesungguhnya. Untuk mengendalikan faktor perancu dapat dilakukan dengan cara membuat perhitungan secara terpisah, stratifikasi dan matching Budiarto, 2003.

3.14. Batasan Operasional

a. Karsinoma nasofaring KNF adalah karsinoma sel skuamosa yang terjadi pada lapisan epitel di nasofaring. b. Diagnosis KNF berdasarkan diagnosis pasti dengan pemeriksaan biopsi histopatologi. IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. c. Stadium tumor Definisi : Penentuan stadium penyakit Alat ukur : Klasifikasi berdasarkan AJCCUICC tahun 1992 Cara ukur : Menilat derajat T, status N dan M o Derajat tumor: Definisi : Besar dan perluasan tumor primer sesuai kriteria AJCC UICC tahun 1992 Alat ukur : Pemeriksaan nasoendoskopi dan CT-scan Cara ukur : Pemeriksaan nasoendoskopi dan CT-scan untuk menilai perluasan tumor Hasil ukur : T1,T2,T3,T4 o Status kelenjar getah bening leher Definisi : Metastasi tumor ke kelenjar leher Alat ukur : Pemeriksaan secara palpasi dan CT-scan Cara ukur : Penilaian hasil pemeriksaan Hasil ukur : N0,N1,N2,N3 o Status Metastasis Definisi : Terdapat metastasis ke organ jauh Alat ukur : Dari gejala klinis, pemeriksaan laboratorium darah lengkap, faal hati, faal ginjal, foto toraks, USG abdomen Cara ukur : Penilaian hasil pemeriksaan Hasil ukur : M0 dan M1 d. Kontrol adalah orang yang bukan penderita penyakit keganasan. e. Merokok adalah suatu proses pembakaran tembakau yang menimbulkan asap yang secara sadar langsung dihisap atau dihirup oleh tubuh bersama udara pernapasan. f. Rokok putih adalah rokok yang dibuat hanya dari bahan tembakau. g. Rokok kretek adalah rokok yang dibuat dari tembakau dan cengkeh. h. Rokok linting adalah rokok yang dibuatdiracik sendiri oleh perokok dengan bahan daun nipah kering dan tembakau. IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. i. Perokok putih adalah seseorang yang menghisap rokok putih sedikitnya satu batanghari selama sekurang-kurangnya satu tahun dan atau tanpa menghisap bukan rokok putih 20 dari lama jumlah rokok putih. j. Perokok kretek adalah seseorang yang menghisap rokok kretek sedikitnya satu batanghari selama sekurang-kurangnya satu tahun dan atau tanpa menghisap bukan rokok kretek 20 dari lama jumlah rokok kretek. k. Perokok linting adalah seseorang yang menghisap rokok linting sedikitnya satu batanghari selama sekurang-kurangnya satu tahun dan atau tanpa menghisap bukan rokok linting 20 dari lama jumlah rokok putih. l. Perokok campuran adalah seseorang yang menghisap rokok putih, kretek, dan linting sedikitnya satu batanghari selama sekurang-kurangnya satu tahun dan menghisap rokok putih, kretek dan atau linting ≥ 20 dari lama tiap jenis rokok. m. Bukan perokok adalah seseorang yang tidak pernah merokok sebanyak satu batanghari selama satu tahun. n. Lamanya merokok dapat dikelompokkan sebagai berikut ; merokok selama 10 tahun, antara 10 – 20 tahun, dan 20 tahun. o. Jumlah rokok yang dikonsumsi perhari dapat dikelompokkan : • ringan 1-10 batang perhari • sedang 11-20 batang perhari • berat 20 batang perhari p. Batasan kriteria frekuensi konsumsi ikan asin : • Jarang adalah frekuensi mengkonsumsi ikan asin tidak lebih dari 1 kali tiap 1 bulan. • Kadang-kadang adalah frekuensi mengkonsumsi ikan asin lebih kurang 2-3 kali tiap 1 bulan. • Sering adalah frekuensi mengkonsumsi ikan asin sedikitnya 1 kali tiap minggu.

3.15. Etika Penelitian