Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa makanan yang mengandung nitrosamin dan nitrit yang dikonsumsi semasa kecil mempunyai resiko untuk terjadinya
KNF pada umur dewasa Roezin, 1996.
3. Radang kronis
Dengan adanya peradangan menahun di nasofaring, maka mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen penyebab KNF Ahmad, 2002.
4. Sosial ekonomi, lingkungan dan kebiasaan hidup
Faktor lingkungan yang diduga berperan dalam terjadinya KNF adalah debu, asap rokok, uap zat kimia, asap kayu bakar, asap dupa kemenyan, obat-obatan
tradisional, tetapi hubungan yang jelas antara zat-zat tersebut dengan KNF belum dapat dijelaskan. Serbuk kayu pada industri mempunyai hubungan yang kuat dengan
pasien KNF. Kebiasaan merokok dalam jangka waktu yang lama juga mempunyai resiko menderita KNF. Sedangkan peminum alkohol tidak dijumpai ada hubungan
resiko terjadinya KNF. Yu dkk tahun 1990, melaporkan bahwa pada orang merokok lebih dari 30 batang mempunyai resiko 3 kali lebih besar daripada yang bukan perokok
Yu et al
, 1990. KNF juga berhubungan akibat sering kontak dengan bahan karsinogen antara lain bezopyrenen, benzo anthrancene, gas kimia, asap industri,
asap kayu dan beberapa ekstrak tumbuhan. Adanya peradangan menahun di nasofaring maka mukosa nasofaring menjadi lebih rentan terhadap karsinogen
penyebab KNF McDermott et al
, 2001; Ahmad, 2002.
2.2.5 Karsinogenesis secara umum
Sel tumor ialah sel tubuh kita sendiri yang mengalami perubahan transformasi sehingga bentuk, sifat dan kinetikanya berubah, sehingga tumbuhnya
menjadi autonom, liar tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan normal. Akibatnya timbul tumor yang terpisah dari jaringan tubuh normal Sukardja, 2000.
Transformasi sel terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau supresor gen anti onkogen. Spektrum
IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.
kerusakan itu sangat luas, dapat dari ringan dan terbatas sampai berat serta luas Sukardja, 2000; Irish
et al , 2003.
Pada manusia selama hidup diperkirakan rata-rata sel tubuh mengalami sebanyak 10
16
mitose, dengan masing-masing gen mempunyai kemungkinan 10
6
mengalami mutasi spontan dan menyalin translate
10
10
mutasi. Jika tiap mutasi dapat merubah sel normal menjadi kanker, maka kita tidak mungkin dapat berfungsi sebagai
makhluk hidup. Penelitian epidemiologi menunjukkan kemungkinan perubahan menjadi kanker tidaklah konstan, tetapi bertambah dengan bertambahnya umur. Penelitian
komparatif dari berbagai tumor menunjukkan bahwa aktivasi gen myc
dapat merubah sel itu menjadi
immortal tidak dapat mati, dan aktivasi gen
ras atau
famili ras dapat
menjadikan transformed
sel .
Pada manusia gen yang sering mengalami mutasi ialah gen c-myc, K-ras, hst-1
dan neu
Sukardja, 2000. Penemuan dan uraian tentang onkogen dan
tumor suppressor genes meningkatkan pengetahuan kita tentang mekanisme genetik dan molekuler patogenesis
kanker. Pemahaman tentang patogenesis kanker tersebut diperoleh dari berbagai percobaan binatang dan percobaan laboratorium yang mengungkapkan bahwa mutasi
satu atau lebih gen akan menyebabkan penyimpangan dalam pertumbuhan sel yang berakibat transformasi sel kearah ganas. Sekalipun tampaknya sederhana, pada
hakekatnya tumorigenesis pada manusia tetap merupakan satu proses kompleks yang berlangsung melalui berbagi tahapan multistep
multistage process .
Bahwa kanker terjadi melalui proses multistep dibuktikan dengan berbagi penelitian, diantaranya bukti
tidak langsung yang diperoleh dari studi epidemiologi. Salah satu bukti epidemiologi adalah bahwa insiden kanker meningkat sesuai peningkatan usia. Bukti lain adalah
bahwa diperlukan waktu yang cukup panjang antara paparan pertama terhadap bahan karsinogen rokok, asbes dengan timbulnya kanker, demikian pula peningkatan insiden
kanker yang baru terjadi berpuluh tahun sesudah dijatuhkannya bom atom di Jepang. Bila ditinjau dari aspek genetik dan molekuler, sudah diterima secara luas bahwa
perkembangan kanker disebabkan akumulasi kelainan atau mutasi beberapa gen multiple genetic alterations
yang berinteraksi satu dengan lain untuk pada akhirnya
IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.
menghasilkan transformasi sel. Mutasi beberapa jenis gen tertentu yang diwariskan menyebabkan kecenderungan seseorang menderita kanker, jadi dalam hal ini faktor
keturunan merupakan faktor yang penting, tetapi penyebab kelainan gen yang berakibat kanker sebagian besar berasal dari luar eksogen. Di antara faktor eksogen adalah
berbagai jenis virus khususnya virus onkogenik, misalnya virus hepatitis B, Epstein Barr, HTLV-1, berbagai bahan kimia dan radiasi khususnya radiasi pengion. Tetapi tidak
semua mutagen berasal dari luar eksogen. Akhir-akhir ini diketahui bahwa kerusakan DNA sebagi reaksi metabolik endogen yang menghasilkan
reactive oxygen intermediates
ROI dalam jumlah besar juga berpotensi menimbulkan keganasan Kresno, 2004.
Mekanisme karsinogenesis baik biokimiawi maupun molekuler berbeda antara satu karsinogen dengan yang lain, bergantung pada struktur dan sumber karsinogen
masing-masing, tetapi pada dasarnya sasaran karsinogen adalah menimbulkan lesi pada untaian DNA yang mengandung berbagai jenis gen. Dalam beberapa tahun
terakhir telah terungkap bagaimana hubungan karsinogen dengan lesi DNA dan jenis mutasi gen yang ditimbulkannya, demikian pula peran gen DNA
repair dan respons
tubuh lainnya terhadap kerusakan DNA. Berbagai jenis onkogen dan gen supresor tumor suppressor gene
yang berperan sebagai regulator siklus sel atau pertumbuhan dan diferensiasi sel pada umumnya merupakan sasaran lesi onkogenik Kresno, 2004.
2.2.6 Zat-zat karsinogen berdasarkan struktur dan kerjanya