BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi 2.1.1 Nasofaring
Nasofaring merupakan suatu ruangan yang terletak di belakang rongga hidung di atas tepi bebas palatum mole yang secara anatomis termasuk bagian faring Chew, 1997.
Nasofaring merupakan rongga dengan dinding kaku di atas, belakang dan lateral Ballenger, 1994. Disamping dilapisi jaringan limfoepitelium, di dinding nasofaring juga terdapat kelenjar
dan jaringan ikat yang dibentuk oleh tulang dan kartilago dari dasar tengkorak. Ukuran rata- rata dimensi nasofaring pada orang dewasa adalah dengan tinggi 4 cm, lebar 4 cm dan jarak
anteroposteriornya 3 cm Chew, 1997.
2.1.2 Batas-batas nasofaring
• Dinding anterior dibentuk oleh koana dan batas posterior dari septum nasi. • Dinding bawahnya dibentuk oleh permukaan atas dari palatum mole yang membentuk
duapertiga depan nasofaring dan oleh itsmus nasofaringeal. • Atap dan dinding posterior membentuk permukaan yang miring dibentuk oleh tulang
sfenoid, basioksiput dan dua tulang servikal yang paling atas sampai pada level palatum mole. Bagian paling atas dari dinding posterior, tepat di depan dari tulang
atlas terdapat jaringan limfoid yang melekat pada mukosa tonsil faringeal atau adenoid Chew, 1997.
• Tiap dinding lateral nasofaring terdapat muara dari tuba faringotimpanik tuba eustakhius. Muara tuba ini terletak sekitar 1 cm dibelakang ujung posterior dari konka
inferior, sedikit di level bawah dari palatum durum. Ujung medial dari kartilago tuba membuka, terbentuk seperti koma. Di belakang dan atas dari kartilago tuba terdapat
faringeal reses atau fossa Rosenmuller
Beasley, 1997.
IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.
2.1.3 Jaringan lunak pembentuk rongga nasofaring a. Selaput lendir mukosa nasofaring
Mukosa nasofaring permukaannya tidak rata dan mempunyai tonjolan dan lekukan. Pada orang dewasa luasnya lebih kurang 50 cm persegi. Kira-kira 60 dari
total permukaan epitel dilapisi oleh epitel skuamosa stratified
. Disekitar koana dan atap nasofaring diliputi oleh epitel bersilia. Dinding lateral dan sebagian atap
nasofaring terdiri dari kumpulan epitel skuamosa dan epitel bersilia, bercampur dengan kumpulan-kumpulan epitel kecil transisional. Dinding belakang sebagian besar
terdiri dari epitel skuamosa Chew, 1997. Selaput lendir ini terdiri dari lapisan epitel, jaringan limfoid dan kelenjar saliva.
Jaringan kelenjar limfoid terletak di dalam dan di bawah mukosa yang merupakan kumpulan sel limfoid tipe B dan sedikit tipe T yang membentuk folikel-folikel dan pusat
germinal tanpa kapsul. Aliran limfe dari nasofaring bersifat bilateral dan langsung ke bagian lateral kelenjar limfe retrofaringeal dari
Rouviere , kelenjar limfe jugulodigastrik,
dan rantai kelenjar limfe spinalis. Jaringan epitel mukosa nasofaring bentuknya sangat bervariasi dan terdiri dari epitel skuamosa bertingkat, pseudoepitel bertingkat bersilia
dan epitel tak beraturan. Selama masa kehidupan janin terdapat perubahan secara bertahap dari epitel saluran nafas bersilia sampai epitel skuamosa di bagian bawah
dan belakang nasofaring Chew, 1997; Witte dan Bryan, 1998.
b. Jaringan submukosa nasofaring