Namun, Lin et al
1971 di Taiwan, melaporkan adanya peningkatan risiko yang signifikan terjadinya KNF dengan peningkatan lamanya merokok. Hasil penelitian ini
didukung oleh beberapa penelitian selanjutnya, akan tetapi beberapa penelitian yang lain menunjukkan hasil yang berlawanan tentang hubungan antara merokok dan KNF
Cheng et al
, 1999. Enzyme Cytochrome
P450 2EI CYP2EI diketahui merupakan enzim aktivasi pada
nitrosamine dan karsinogen lainnya yang mungkin terlibat dalam perkembangan
terjadinya KNF. Hildesheim et al
1997 dalam penelitian case control
mengemukakan bahwa asap rokok adalah sumber penting paparan
nitrosamine sehingga memodulasi
aktivitas CYP2EI, dan dia melihat efeknya sebagai faktor risiko pada KNF, dimana merokok mempunyai hubungan dan merupakan risiko terjadinya KNF.
Vaughan et al
2000 menemukan bukti tentang hubungan antara risiko KNF
dan potensi paparan formaldehyde
yang lebih kuat pada para perokok. Diantara orang perokok dan mantan perokok,
odds ratio dihubungkan dengan yang pernah bekerja
pada pekerjaan yang terpapar formaldehyde
OR 2,3, dibandingkan dengan orang- orang yang tidak pernah merokok OR 0,5.
d. Lama merokok dan jumlah rokok yang dikonsumsi
Besar pajanan asap rokok bersifat kompleks dan dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dihisap dan pola penghisapan rokok tersebut. Faktor lain yang turut
mempengaruhi akibat pajanan asap rokok antara lain usia mulai merokok, lama merokok, dalamnya hisapan dan lain-lain Drastyawan
et al , 2001. Berdasarkan
lamanya, merokok dapat dikelompokkan sebagai berikut; merokok selama kurang dari 10 tahun, antara 10 – 20 tahun, dan lebih dari 20 tahun Kolappan dan Gopi, 2002;
Solak et al
, 2005. Jumlah rokok yang dihisap dapat dinyatakan dalam
pack years , setara dengan
berapa bungkus rokok yang dihisap dalam satu hari 1 bungkus = 20 batang dikalikan lamanya merokok dalam tahun Drastyawan dkk, 2001. Klasifikasi menurut jumlah
rokok yang dikonsumsi perhari dapat dikelompokkan sebagai berikut; ringan 1-10
IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.
batang perhari, sedang 11-20 batang perhari dan berat lebih dari 20 batang perhari Kolappan dan Gopi, 2002; Solak
et al , 2005.
Mobuchi et al
, dalam studi case control,
menginvestigasi kemungkinan faktor- faktor etiologi pada KNF. Hasil penelitiannya menunjukkan peningkatan
odds ratio dengan jumlah rokok yang dihisap, yang menggambarkan adanya
positive dose-
response relationship Mabuchi
et al , 1985; Chen
et al , 1990; Amrstrong
et al , 2000;
Yang et al
, 2005. Sementara itu, Nam et al
1992 dan Zhu et al
1995 mendapatkan hasil yang sama mengenai hubungan peningkatan risiko terjadinya KNF dengan status
merokok, makin lama merokok dan jumlah rokok yang dihisap. Laki-laki yang secara rutin merokok akan mempunyai risiko 2 kali kemungkinan menderita KNF dibanding
dengan yang tidak merokok. Chow
et al 1993 pada studi
cohort meneliti hubungan merokok dengan KNF
pada lebih kurang 250.000 veteran Amerika Serikat. Selama 26 tahun penelitian dijumpai 48 penderita KNF. Perokok berisiko 4 kali lebih besar kemungkinan terkena
KNF dibandingkan dengan bukan perokok, dan risiko tersebut akan meningkat lagi menjadi 6,4 kali pada orang yang merokok lebih dari 2 bungkus perhari.
e. Faktor anatomi