Zat-zat karsinogen berdasarkan struktur dan kerjanya

menghasilkan transformasi sel. Mutasi beberapa jenis gen tertentu yang diwariskan menyebabkan kecenderungan seseorang menderita kanker, jadi dalam hal ini faktor keturunan merupakan faktor yang penting, tetapi penyebab kelainan gen yang berakibat kanker sebagian besar berasal dari luar eksogen. Di antara faktor eksogen adalah berbagai jenis virus khususnya virus onkogenik, misalnya virus hepatitis B, Epstein Barr, HTLV-1, berbagai bahan kimia dan radiasi khususnya radiasi pengion. Tetapi tidak semua mutagen berasal dari luar eksogen. Akhir-akhir ini diketahui bahwa kerusakan DNA sebagi reaksi metabolik endogen yang menghasilkan reactive oxygen intermediates ROI dalam jumlah besar juga berpotensi menimbulkan keganasan Kresno, 2004. Mekanisme karsinogenesis baik biokimiawi maupun molekuler berbeda antara satu karsinogen dengan yang lain, bergantung pada struktur dan sumber karsinogen masing-masing, tetapi pada dasarnya sasaran karsinogen adalah menimbulkan lesi pada untaian DNA yang mengandung berbagai jenis gen. Dalam beberapa tahun terakhir telah terungkap bagaimana hubungan karsinogen dengan lesi DNA dan jenis mutasi gen yang ditimbulkannya, demikian pula peran gen DNA repair dan respons tubuh lainnya terhadap kerusakan DNA. Berbagai jenis onkogen dan gen supresor tumor suppressor gene yang berperan sebagai regulator siklus sel atau pertumbuhan dan diferensiasi sel pada umumnya merupakan sasaran lesi onkogenik Kresno, 2004.

2.2.6 Zat-zat karsinogen berdasarkan struktur dan kerjanya

a. Karbohidrogen polisiklik Dalam golongan ini termasuk bermacam-macam derivate batubara, seperti dimetilbenzantrasen, benzpiren dan metilkolantren . Zat-zat ini dapat menginduksi tumor pada jarak jauh baik atas dasar aplikasi maupun sesudah absorpsi. Tidak mustahil bahwa benzpiren merupakan faktor penting dalam terjadinya karsinoma bronkus pada perokok berat. IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. b. Amina aromatik Dalam golongan ini termasuk naftilamina, benzidin, asetilaminofluoren dan zat- zat warna azo . Naftilamin merupakan salah satu penyebab terpenting kanker kandung kemih. Terutama pekerja yang berhubungan dengan produksi dan pemrosesan zat warna aniline, di antaranya di dalam industri tekstil, mendapat kontak dengan zat-zat ini. c. Nitrosamina dan nitrosamida Meskipun ada dugaan bahwa zat-zat tersebut dapat memicu terjadinya tumor pada manusia belum dapat dibuktikan dengan meyakinkan. Zat-zat tersebut mempunyai arti penting untuk onkologi eksperimental. Zat tersebut merupakan karsinogen distal yang khas, yang seringkali menunjukkan spesifitas yang mencolok mengenai induksi tumor-tumor dalam organ tertentu. Etylnitrosamina yang termasuk dalam golongan ini pada tikus hamil dapat menembus plasenta yang mengakibatkan terjadinya tumor otak pada anak-anaknya. d. Karsinogen pengalkil Dalam golongan ini termasuk beberapa siklofosfamid. Karena bentuk kanker tertentu dapat disembuhkan dengan kemoterapi, harus diperhatikan sifat onkogen golongan obat ini. Kemoterapetika kebanyakan merupakan karsinogen proksimal. Malignitas kedua merupakan komplikasi yang telah dikenal dari kemoterapi juga dari radioterapi. e. Asbestos dan beberapa logam karsinogen Terutama frekuensi yang meningkat dari mesotelioma dan juga karsinoma bronkus pada pekerja di dalam industri yang menggunakan asbes, juga di negeri kita, telah sangat menarik perhatian. Berilium, kadmiun, kobalt, nikel dan timah sebagai ion bersifat elektrofil, karena itu bahan mungkin dapat mengikatkan diri kepada molekul- molekul yang aktif biologik dan itu menimbulkan tranformasi sel. f. Karsinogen alamiah Berlawanan dengan karsinogen yang disebutkan di atas, karsinogen alamiah ini merupakan produk-produk metabolik sel terutama dari bermacam-macam jamur. Mereka terdapat begitu saja di dalam lingkungan alamiah. Paling dikenal dari mikotoksin IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. ini adalah aflatoksin suatu produk dari Aspergillus flavus . Data epidemiologik menunjukan kemungkinan bahwa toksin ini yang antara lain didapat dalam kacang- kacangan yang jamuran, mempunyai peran dalam terjadinya kanker hepar pada manusia Bosman,1999.

2.2.7 Mekanisme karsinogenesis