menunjukkan adanya peran faktor genetik dan virus dalam perkembangan dari penyakit ini McDermott
et al , 2001.
a. Faktor genetik
Pada sel normal pertumbuhan pembelahanproliferasi dan diferensiasi diatur oleh gen yang disebut proto-onkogen. Pembelahan pada sel normal terjadi bila ada
rangsang pertumbuhan yang diterima oleh reseptor faktor pertumbuhan growth factor
receptor yang terletak pada membran sel. Pesan tersebut kemudian diteruskan
melalui membran sel ke dalam sitoplasma, yang seterusnya melalui penghantar isyarat di dalam sitoplasma akan disampaikan ke dalam inti. Rangsang pertumbuhan
selanjutnya akan mengaktifkan faktor pengatur inti untuk memulai transkripsi DNA
Tjarta, 1998.
Onkogen terjadi melalui mutasi somatik proto-onkogen. Dalam keadaan normal ekspresi proto-onkogen diperlukan untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel dan tidak
mengakibatkan keganasan, karena aktivitasnya dikontrol secara ketat. Aktivasi proto- onkogen menjadi onkogen dapat terjadi melalui perubahan struktural dalam gen,
translokasi kromosom, amplifikasi gen atau mutasi dalam berbagai elemen yang dalam keadaan normal berfungsi untuk mengontrol ekspresi gen bersangkutan. Mutasi
proto-onkogen relatif sering terjadi dalam sel yang berproliferasi aktif, namun perubahan ke arah ganas dapat dicegah dengan bantuan ekspresi berbagai gen
supresor tumor suppresor genes
atau anti-onkogen yang berperan menginduksi terhentinya siklus sel atau menginduksi proses apoptosis. Apabila fungsi gen-gen
yang berperan dalam pengawasan ini terganggu akibat mutasi atau hilang delesi, maka sel bersangkutan akan menjadi rentan terhadap transformasi ganas Murphy
dan Levine, 2001; Kresno, 2005. Perubahan yang dialami proto-onkogen seluler pada aktivasi menjadi onkogen
selalu menstimulasi suatu fungsi sel yang mengakibatkan pertumbuhan dan diferensiasi sel. Sejauh aktivasi ini terjadi karena mutasi, hal ini disebut mutasi
IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.
dominan. Mekanisme onkogen merangsang pertumbuhan pada sel neoplastik adalah sebagai berikut:
a. Mengkode pembuatan protein yang berfungsi sebagai faktor pertumbuhan growth
factor yang berlebihan overekspresi dan merangsang diri sendiri autokrin,
misalnya c-sis cellular-sis
b. Memproduksi reseptor faktor pertumbuhan growth factor receptor
yang tidak sempurna, yang memberi isyarat pertumbuhan terus menerus, meskipun tidak ada
rangsang dari luar, misalnya c-erb B c. Pada amplifikasi gen terbentuk reseptor faktor pertumbuhan yang berlebihan,
sehingga sel tumor sangat peka terhadap faktor pertumbuhan dengan konsentrasi di bawah ambang rangsang normal, misalnya c-neu.
d. Memproduksi protein yang berfungsi sebagai penghantar isyarat di dalam sel yang tidak sempurna, yang terus menerus menghantarkan isyarat, meskipun tidak ada
rangsang dari luar sel, misalnya c-K-ras e. Memproduksi protein yang berkaitan langsung dengan inti yang merangsang
pembelahan sel, misalnya c-myc Tumor tidak hanya terbentuk karena aktivasi onkogen yang bekerja dominan,
tetapi dapat terjadi akibat hilangnya atau tidak aktifnya gen yang bekerja menghambat pertumbuhan sel yang disebut anti-onkogen atau gen supresor tumor. Pada
pertumbuhan dan diferensiasi sel normal, anti-onkogen bekerja menghambat pertumbuhan dan merangsang diferensiasi sel. Beberapa anti-onkogen ialah gen
p53, Rb, APC, WT, DCC, NFI, NF-2
Suryanto, 2006.
b. Faktor lingkungan