Hasil Analisis Regresi Logistik Univariat statistik deskriptif-analitik

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FKUSU RSUP H.Adam Malik Medan sejak April 2007 sampai Desember 2007 dengan jumlah sampel 192 orang yang terdiri dari 96 orang penderita karsinoma nasofaring KNF dan 96 orang bukan penderita penyakit keganasan yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Pengambilan sampel dilakukan di RSUP H.Adam Malik Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan.

4.1 Hasil Analisis Regresi Logistik Univariat statistik deskriptif-analitik

Tabel 4.1.1 Distribusi karakteristik subjek penelitian Kasus Kontrol Variabel Jumlah Jumlah P Jenis Kelamin Laki-laki 71 74,0 70 72,9 0,870 Perempuan 25 26,0 26 27,1 Usia 10 tahun 1 1,0 1 1,0 0,998 10 - 19 tahun 7 7,3 6 6,3 20 - 29 tahun 5 5,2 5 5,2 30 - 39 tahun 19 19,8 16 16,7 40 - 49 tahun 23 24,0 24 25,0 50 - 59 tahun 28 29,2 29 30,2 60 tahun 13 13,5 15 15,6 Suku Batak 54 56,3 49 51,0 0,722 Jawa 28 29,2 28 29,2 Aceh 6 6,3 11 11,5 Melayu 4 4,2 4 4,2 Minang 3 3,1 4 4,2 Cina 1 1,0 0 0,0 Pekerjaan Petani 31 32,3 35 36,5 0,441 Buruh 4 4,2 5 5,2 Rumah Tangga 17 17,7 13 13,5 Pedagang 5 5,2 9 9,0 Wiraswasta 19 19,8 17 17,7 Guru 1 1,0 2 2,1 Pegawai Negeri Sipil 2 2,1 5 5,2 Pelajar 8 8,3 7 7,3 Montir 3 3,1 0 0,0 Supir 3 3,1 2 2,1 Nelayan 3 3,1 0 0,0 Satuan Pengamanan 0 0,0 1 1,0 p value with chi-square IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. Dari tabel 4.1.1 diperoleh data bahwa berdasarkan jenis kelamin, pada kelompok kasus lebih banyak laki-laki 74 dari pada perempuan 26 dengan perbandingan 2,84:1, begitu juga pada kelompok kontrol lebih banyak laki-laki 72,9 dari pada perempuan 27,1 dengan perbandingan 2,69:1. Secara statistik dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan proporsi kejadian KNF menurut jenis kelamin p=0,87. Golongan usia penderita KNF yang terbanyak adalah antara usia 50 sampai 59 tahun yaitu sebanyak 28 orang. Dari 96 penderita KNF terdapat usia termuda 9 tahun dan paling tua 74 tahun. Secara statistik dapat dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan proporsi kejadian KNF menurut golongan usia p=0,998. Suku Batak merupakan suku terbanyak pada kelompok kasus 56,3 dan kontrol 51, dimana dengan uji statistik tidak dijumpai perbedaan proporsi kejadian KNF menurut suku p=0,722. Berdasarkan jenis pekerjaan didapat pekerjaan terbanyak adalah bertani, baik kelompok kasus 32,3 maupun kelompok kontrol 36,5. Dengan uji statistik tidak dijumpai perbedaan proporsi kejadian KNF menurut jenis pekerjaan p=0,411. Tabel 4.1.2 Distribusi penderita KNF berdasarkan jenis histopatologi dan stadium tumor Kasus Variabel Jumlah Jenis Histopatologi Karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi WHO Tipe 1 27 28,1 Karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi WHO Tipe 2 32 33,3 Karsinoma sel tanpa diferensiasi WHO Tipe 3 37 38,6 Stadium KNF Stadium I 0 0,0 Stadium II 1 1,0 Stadium III 56 58,4 Stadium IV 39 40,6 Dari hasil penelitian ini didapatkan penderita KNF dengan jenis sel tumor terbanyak yaitu karsinoma sel tanpa diferensiasi sebanyak 37 orang 38,6, diikuti karsinoma sel IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. skuamosa tanpa keratinisasi sebanyak 32 orang 33,3, dan karsinoma sel skuamosa dengan keratinisasi 27 orang 28,1, seperti terlihat pada table 4.1.2. Distribusi penderita KNF berdasarkan stadium tumor, didapatkan bahwa sebagian besar penderita merupakan stadium III yaitu 56 orang 58,4, dan penderita dengan stadium I tidak dijumpai. Tabel 4.1.3 Hubungan merokok dengan KNF berdasarkan status merokok, usia mulai merokok, lama merokok, konsumsi rokok perhari dan jenis rokok Kasus Kontrol Variabel Jumlah Jumlah P OR CI 95 Status merokok Perokok 67 69,8 55 57,3 0,072 1,722 0,950 - 3,121 Bukan perokok 29 30,2 41 42,7 Usia mulai merokok 10 - 19 tahun 49 51,0 16 16,7 0,000 4,330 2,070 - 9,057 20 tahun 18 18,8 39 40,6 0,653 0,313 - 1,35 Tidak merokok 29 30,2 41 42,7 Lama merokok 1 - 10 tahun 6 6,3 7 7,3 0,293 1,212 0,369 - 3,982 11 - 20 tahun 13 13,3 11 11,5 1,671 0,657 - 4,248 20 tahun 48 50,0 37 38,5 1,834 0,967 - 3,476 Bukan perokok 29 30,3 41 42,7 Batang rokok perhari 1 - 10 batang 12 12,5 21 21,9 0,021 0,808 0,344 - 1,898 11 - 20 batang 34 35,4 19 19,8 2,530 1,212 - 5,280 20 batang 21 21,9 15 15,6 1,979 0,876 - 4,474 Tidak merokok 29 30,3 41 42,7 Jenis rokok Putih 11 16,4 10 18,2 0,081 1,555 0,584 - 4,142 Kretek 35 52,2 21 38,2 2,356 1,147 - 4,842 Linting 1 1,5 5 9,1 0,283 0,031 - 2,550 Campuran 20 29,9 19 34,5 1,488 0,677 - 3,271 Tidak merokok 29 30,3 41 42,7 p value with chi-square IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. Pada tabel 4.1.3 dapat dilihat bahwa pada kelompok kasus, penderita KNF yang merokok sebanyak 67 orang 69,8 dibandingkan dengan perokok pada kelompok kontrol sebanyak 55 orang 57,3, dimana secara uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut p=0,072 Berdasarkan usia mulai merokok, sebanyak 49 orang 51 dari kelompok kasus sudah mulai merokok sejak berusia kurang dari 20 tahun, sedangkan dari kelompok kontrol hanya 16 orang 16,7. Dari uji statistik terdapat hubungan yang bermakna terhadap usia mulai merokok p=0,000. Dari tabel di atas dapat ditentukan nilai OR 4,330 CI 95, 2,070 - 9,057 yang berarti risiko terjadinya KNF 4,330 kali pada orang yang mulai merokok sebelum usia 20 tahun dibandingkan dengan yang bukan perokok. Berdasarkan lama merokok, didapatkan kelompok kasus yang merokok selama lebih dari 20 tahun sebanyak 48 orang 50 dan merokok kurang dari 10 tahun sebanyak 6 orang 6,3, sedangkan pada kelompok kontrol yang merokok selama lebih dari 20 tahun sebanyak 37 orang 38,5 dan merokok kurang dari 10 tahun sebanyak 7 orang 7,3. Secara uji statistik tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua kelompok tersebut p=0,293. Jumlah perokok pada kelompok kasus yang menghisap antara 11-20 batang adalah 34 orang 35,4 dan lebih dari 20 batang rokok perhari pada adalah 21 orang 21,9, sedangkan pada kelompok kontrol yang menghisap antara 11-20 batang adalah 15 orang 15,6 dan lebih dari 20 batang rokok perhari pada adalah 21 orang 21,9. Dari uji statistik terdapat hubungan yang bermakna p=0,021 antara kedua kelompok tersebut. Dari tabel di atas dapat ditentukan nilai OR 2,530 CI 95, 1,212 - 5,280 pada kelompok orang yang merokok 11-20 batang perhari. Walaupun hubungan pengaruh bertambahnya jumlah batang rokok yang dihisap perhari dengan peningkatan risiko terjadinya KNF kurang konsisten, namun orang yang merokok lebih dari 11 batang rokok perhari, tetap mempunyai risiko yang tinggi untuk menderita KNF. Jenis perokok, dikategorikan sebagai tidak perokok, perokok putih, perokok kretek, perokok linting dan perokok campuran. Ditemukan pada kelompok kasus, jumlah perokok kretek adalah yang terbanyak yaitu 35 orang 52,2 sedangkan pada kelompok kontrol IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. didapatkan bahwa yang paling banyak adalah bukan perokok diikuti perokok kretek 21 orang 38,2. Pada uji statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna menurut jenis perokok p=0,081. Tabel 4.1.4 Hubungan antara konsumsi ikan asin dengan KNF Kasus Kontrol Konsumsi ikan asin saat berusia 10 tahun Jumlah Jumlah P OR CI 95 Tidak pernah 20 20,8 44 45,8 0,000 Jarang 16 16,7 28 29,2 1,257 0,559 - 2,827 Kadang-kadang 30 31,3 17 17,7 3,882 1,752 - 8,605 Sering 30 31,3 7 7,3 9,429 3,546 - 25,068 p value with chi-square Pada tabel 4.1.4 menunjukkan hubungan antara riwayat mengkonsumsi ikan asin pada usia penderita KNF kurang dari 10 tahun. Riwayat mengkonsumsi ini dikategorikan sebagai tidak pernah, jarang, kadang-kadang dan sering. Pada kelompok kasus, jumlah penderita yang mengkonsumsi ikan asin dengan kategori kadang-kadang dan sering adalah yang terbanyak, yaitu masing-masing 30 orang 31,3, sedangkan pada kelompok kontrol yang terbanyak adalah pada kategori tidak pernah, berikutnya diikuti pada kategori jarang sebanyak 20 orang 29,2. Dengan uji statistik terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi ikan asin dengan KNF p=0,000. Dari tabel di atas dapat ditentukan masing- masing nilai OR, yaitu 1,257; 3,882; 9,429 pada orang-orang yang jarang, kadang-kadang dan sering mengkonsumsi ikan asin pada usia kurang dari 10 tahun, yang berarti risiko terjadinya KNF akan meningkat jika frekuensi makan ikan asin ini semakin tinggi pada rentang usia tersebut. IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. Tabel 4.1.5 Hubungan antara adanya keluarga yang menderita kanker, pemakaian lampu minyak, kayu bakar dan obat anti nyamuk bakar dengan KNF Kasus Kontrol Variabel Jumlah Jumlah P Keluarga yang menderita kanker Tidak 93 96,9 94 97,9 0,650 Ya 3 3,1 2 2,1 Pemakaian lampu minyak Tidak 21 21,9 16 16,7 0,360 Ya 75 78,1 80 83,3 Pemakaian kayu bakar Tidak 25 26,0 16 16,7 0,113 Ya 71 74,0 80 83,3 Pemakaian obat anti nyamuk bakar Tidak 25 26,0 31 32,3 0,341 Ya 71 74,0 65 67,7 p value with chi-square Pada tabel 4.1.5 merupakan data tentang hubungan antara adanya keluarga yang menderita kanker, pemakaian lampu minyak, penggunaan kayu bakar dan obat anti nyamuk bakar dengan risiko kemungkinan terjadinya KNF, dengan uji statistik tidak dijumpai hubungan yang bermakna tentang hubungan antara keempat variabel tersebut dengan KNF p=0,650, p=0,360, p=0,113 dan p=0,341. 4.2 Hasil Analisis Regresi Logistik Multivariat statistik analitik Tabel 4.2.1 Hasil analisis logistik multivariat hubungan antara usia mulai merokok, pemakaian kayu bakar dan konsumsi ikan asin saat berusia sebelum 10 tahun. Variabel P OR CI 95 Usia mulai merokok 10 - 19 tahun 0,000 5,350 2,290 - 12,499 20 tahun 0,253 0,609 0,261 - 1,426 Pemakaian kayu bakar 0,014 3,147 1,260 - 7,860 Konsumsi ikan asin saat berusia 10 tahun Jarang 0,082 2,367 0,896 - 6,255 Kadang-kadang 0,000 7,766 2,937 - 20,538 Sering 0,000 16,515 5,300 - 51,463 p value with chi-square IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008. Tabel 4.2.1 merupakan hasil analisis regresi logistik multivariat, dimana didapatkan variabel-variabel usia mulai merokok antara 10–19 tahun, pemakaian kayu bakar dan konsumsi ikan asin pada usia kurang dari 10 tahun dengan frekuensi kadang-kadang dan sering mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian KNF, masing-masing dengan OR=5,350 p=0,000, OR=3,147 p=0,014, OR=7,766 p=0,000 dan OR=16,515 p=0,000. Selanjutnya, varibel-variabel yang merupakan confounders faktor perancu, dengan uji statistik dicoba dikeluarkan, dan didapatkan bahwa faktor pemakaian kayu bakar dan konsumsi ikan asin pada usia kurang 10 tahun adalah tetap merupakan faktor yang berpengaruh sebagai faktor risiko, sehingga tidak dapat dikeluarkan perannya sebagai faktor- faktor risiko terjadinya KNF. IBRAHIM IRSAN NASUTION : HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KARSINOMA NASOFARING, 2008.

BAB 5 PEMBAHASAN