Mekanisme dan Praktik Good Corporate Governance
kepentingan yang berbeda. Lebih jauh Shleifer dan Vishny
9
mengemukakan bahwa GCG merupakan suatu mekanisme yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa supplier keuangan atau pemilik
modal perusahaan memperoleh pengembalian atau return dari kegiatan yang dijalankan oleh manajer, atau dengan kata lain bagaimana supplier
keuangan perusahaan melakukan pengendalian terhadap manajer. Terdapat dua jenis mekanisme good corporate governance, yaitu
mekanisme internal dan eksternal. Adapun beberapa mekanisme internal, antara lain adalah sebagai berikut :
1 Dewan Direksi Direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung
jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan,
baik di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas.
10
Tugas dan tanggung jawab dewan direksi adalah sebagai berikut
11
: a Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
pengelolaan Bank Umum Syariah berdasarkan prinsip kehatihatian
9
A. Shleifer dan R. W. Vishny, “A Survey of Corporate Governance”, Journal of Finance, Vol. LII, No. 2 Juni 1997: h.737-783.
10
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No. 1133PBI2009 tentang Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, h.4.
11
Ibid, h.13.
dan prinsip syariah. b Dewan direksi mengelola Bank Umum Syariah sesuai dengan
kewenangan dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Bank Umum Syariah dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 2 Dewan Komisaris
Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran
dasar serta memberikan nasihat kepada dewan direksi.
12
Adapun tugas dan tanggung jawab dewan komisaris adalah sebagai berikut
13
: a Dewan
komisaris wajib
melakukan pengawasan
atas terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha
Bank Umum Syariah. b Dewan komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, serta memberikan nasihat kepada direksi.
c Dewan komisaris wajib memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank Umum Syariah.
d Dewan komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan
12
Ibid, h.4.
13
Ibid, h.8.
kegiatan operasional Bank Umum Syariah, kecuali pengambilan keputusan untuk pemberian pembiayaan kepada direksi sepanjang
kewenangan dewan komisaris tersebut ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank Umum Syariah atau dalam Rapat Umum Pemegang
Saham. Di dalam dewan komisaris, terdapat komisaris independen. Komisaris
independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki
14
: a Hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikian saham danatau
hubungan keluarga dengan pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris danatau anggota direksi, atau
b Hubungan keuangan danatau hubungan kepemilikan saham dengan Bank.
3 Dewan Pengawas Syariah Dewan Pengawas Syariah adalah dewan yang bertugas memberikan
nasihat dan saran kepada direksi serta mengawasi kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah.
15
Adapun tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah adalah memberikan nasihat dan saran kepada dewan direksi serta mengawasi
kegiatan bank agar sesuai dengan prinsip syariah, diantaranya
16
: a Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas pedoman
14
Ibid, h.4.
15
Ibid, h.5.
16
Ibid, h.23.
operasional dan produk yang dikeluarkan bank. b Mengawasi proses pengembangan produk baru bank agar sesuai
dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. c Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia untuk produk baru bank yang belum ada fatwanya. d Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah
terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa bank.
e Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah dari satuan kerja bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.