Hubungan Good Corporate Governance di Bank Syariah Shariah Governance

al-Hisbah memiliki Muhtasib sebagai orang atau pihak yang bertugas untuk mengawasi pasar. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, pada suatu hari Rasul berjalan ke pasar dan menghampiri penjual makanan dan memasukkan tangannya ke dalam tumpukan makanan tersebut, beliau terkejut mendapati tangannya basah, Nabi berkata “Wahai penjual makanan apa ini?”, ia menjawab “Makanan itu kena hujan ya Rasulullah”, kemudian Nabi berkata “Kenapa tidak engkau letakkan makanan yang basah di atas sehingga orang dapat melihatnya, siapa yang melakukan penipuan bukan dari golonganku”. HR. Muslim. Peristiwa ini membuktikan bahwa institusi pengawas pasar telah ada pada pada masa Rasulullah Saw. walaupun hisbah secara kelembagaan belum dikenal pada masa ini. Agar tidak terjadi kecurangan dan tipuan yang dilakukan masyarakat di pasar-pasar, Nabi mengangkat Said ibn Ash ib Muawiyah untuk mengawasi pasar di Mekah setelah faathu Makkah. Kemudian pada masa Umar Ibn khatab beliau menunjuk Sayyidah Sambra’ binti Nuhai k untuk mengawasi pasar di Madinah dan Syifa’ binti Abdullah al-Adawiyah sebagai muhtasib dari kalangan muslimah. Di samping itu Umar juga mengangkat Sulaiman ibn Abi Khusaimah dan Abdullah ibn Utbah ibn Mas’ud sebagai pengawas pasar di Madinah. Umar ibn Abdul Aziz pada masa pemerintahanya membuat aturan mengenai takaran dan timbangan untuk melindungi kepentingan rakyat, ini membuktikan bahwa pemerintah dalam system ekonomi Islam punya tugas dan kewenangan untuk menjamin terciptanya pasar yang adil. 23 Wilayah al-Hisbah baru dilembagakan dan berdiri sendiri sebagai suatu lembaga yang menangani persoalan al-amr bi al- ma’ruf wa nahy „an al munkar pada masa pemerintahan al-Mahdi 158-169 H khalifah Daulat Abasiyah. Pelembagaan Hisbah secara lebih modern dan terstruktur dilakukan pada masa Khalifah al-Mansur dengan menunjuk Yahya ibn Abdullah sebagai muhtasib pada tahun 507 H. Institusi Hisbah tetap bertahan sepanjang sejarah, sampai sekitar awal abad ke-18. Selama Dynasty Mamluk institusi ini memegang peranan yang sangat penting. Pada masa ini diangkat empat orang muhtasib yakni di kairo, Fustat, Mesir Hilir dan Alexanderia. Setiap muhtasib bertanggungjawab atas seluruh kegiatan pasar yang ada di wilayah yurisdiksinya. Di Mesir sistem ini tetap bertahan sampai masa pemerintahan Muhammad Ali 1805-1849. Terakhir institusi hisbah masih berjalan dengan baik sampai hancurnya kerajaan Turki Usmani tahun 1922. Negara Islam yang masih melestarikan institusi hisbah ini adalah Arab Saudi, di Maroko lembaga ini masih ditemukan sampai awal abad ke-20. 23 Ibid.

6. Penilaian Self Assessment Good Corporate Governance Bank Umum

Syariah di Indonesia Berdasarkan PBI No. 1133PBI2009 tanggal 7 Desember 2009 dan Surat Edaran BI No. 1213DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, perhitungan nilai komposit Self Assessment GCG adalah sebagai berikut : a. Penilaian atas pelaksanaan GCG bagi BUS, dilakukan terhadap 11 sebelas faktor sebagai berikut: 1 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris; 2 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi; 3 Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite; 4 Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah; 5 Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa; 6 Penanganan benturan kepentingan; 7 Penerapan fungsi kepatuhan; 8 Penerapan fungsi audit intern; 9 Penerapan fungsi audit ekstern; 10 Batas Maksimum Penyaluran Dana; dan 11 Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan BUS, laporan pelaksanaan GCG serta pelaporan internal; b. Menyusun analisis self assessment, dengan cara membandingkan pemenuhan setiap KriteriaIndikator dengan kondisi Bank berdasarkan data dan informasi yang relevan. Berdasarkan hasil analisis tersebut ditetapkan peringkat masing-masing KriteriaIndikator. Adapun kriteria peringkat adalah sebagai berikut: 1 Peringkat 1: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank sangat sesuai dengan KriteriaIndikator. 2 Peringkat 2: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank sesuai dengan KriteriaIndikator. 3 Peringkat 3: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank cukup sesuai dengan KriteriaIndikator. 4 Peringkat 4: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank kurang sesuai dengan KriteriaIndikator. 5 Peringkat 5: hasil analisis self assessment menunjukkan bahwa pelaksanaan GCG Bank tidak sesuai dengan KriteriaIndikator. c. Untuk mendapatkan nilai dari masing-masing faktor, Bank mengalikan peringkat dari masing-masing faktor dengan bobot tertentu. Bobot masing-masing faktor ditetapkan sebagaimana tabel berikut:

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Pengaruh intelectual capital dan good corporate governance terhadap profitabilitas bank umum syariah periode 2010-2013

0 12 152

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJAKEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

1 15 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJAKEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 3 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 1 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 2 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 3 15

PENDAHULUAN PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA.

0 7 18

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 12