Latar Belakang Masalah KESIMPULAN DAN SARAN 100
edukasi kepada masyarakat tabligh, kepercayaan amanah, dan pengelolaan secara professional fathanah.
1
Perbedaan GCG syariah dan konvensional terletak pada shariah compliance yaitu kepatuhan pada syariah. Sedangkan prinsip-prinsip transparansi, kejujuran,
kehati-hatian, dan kedisiplinan merupakan prinsip universal yang juga terdapat dalam aturan GCG konvensional.
Jika dibandingkan dengan para bankir konvensional, maka bankir syari‟ah
seharusnya lebih unggul dan terdepan dalam implementasi GCG di lembaga perbankan, mengingat lembaga perbankan syariah membawa nama agama ke
dalam lembaga bisnis. Perbankan syariah semestinya melakukan transformasi budaya dimana nilai-nilai etika bisnis islami menjadi karakter yang penting dalam
praktik bisnis perbankan syariah. Konsep corporate governance yang komprehensif mulai berkembang setelah
kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 dimana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di bursa efek New
York, mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk mengantisipasi permasalahan intern perusahaan, banyak para eksekutif
melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana “menyembunyikan” kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan
laporan keuangan. Yang dilakukan tidak hanya window dressing tetapi juga
1
http:tulisanwinahmengenaibep-winah.blogspot.com201012penerapan-good-corporate- governance-di.html?m=1, diakses pada kamis, 26 juni 2014 pukul 17.18
financial engineering. Lazimnya pada situasi kondisi bisnis yang kondusif, penyimpangan kelakuan baik oleh oknum maupun secara kolektif dalam
perusahaan sangat kabur, namun pada saat kesulitan, maka mulailah terbuka segala macam sumber-sumber penyimpangan irregularities dan penyebab
kerugian dan kejatuhan perusahaan, mulai dari kelakuan profiteering, commercial crime, hingga economic crime.
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh segenap negarawan, cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk
meningkatkan praktik-praktik yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin oleh Sir Adrian Cadbury, yang pada
saat itu sebagai Direktur Bank of England dan mantan CEO Group Cadbury. Sejak terbitnya Cadbury Code of Corporate Governance pada tahun 1992,
semakin banyak institusi yang terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip- prinsip dan petunjuk teknis praktik good corporate governance, antara lain ICGN
International Corporate Governance Network yang mendorong Organization for Economic Cooperation and Development OECD mengeluarkan OECD
Principles on Corporate Governance. ICGN sangat berkepentingan dalam implementasi GCG, karena anggota mereka terdiri dari institusi dana pensiun dan
asuransi yang mengelola dana nasabah untuk investasi jangka panjang. Di Indonesia juga terdapat lembaga organisasi independen bernama Indonesian
Institute of Corporate Governance IICG yang didirikan untuk mensosialisasikan metode dan manfaat GCG bagi seluruh perusahaan di Indonesia.
Good corporate governance mulai dikenal luas di negara-negara Asia Tenggara sejak krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1997. Indonesia termasuk
negara Asia Tenggara yang terkena dampak krisis keuangan tahun 1997. Krisis keuangan tersebut telah menghancurkan sendi perekonomian termasuk
menghancurkan perbankan Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya krisis perbankan terparah di Indonesia yang menyebabkan penurunan kinerja
bank nasional. Setelah terjadi krisis keuangan pada tahun 1997 tersebut, pertumbuhan
perbankan syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini diawali dari satu-satunya bank syariah yang terbukti mampu bertahan dan
termasuk kategori bank yang sehat, yakni Bank Muamalat Indonesia BMI. Pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia pun cukup pesat, terlihat dari data
yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia pada tabel 1.1.
Tabel 1.1 Data Bank Umum Syariah
Kelompok Bank 2007
2008 2009
2010 2011
2012 2013
Bank Umum Syariah 3
5 6
10 11
11 11
Unit Usaha Syariah 26
27 25
23 23
24 24
Corporate governance pada bank seharusnya diatur dan dilaksanakan dengan lebih baik dibandingkan dengan pengaturan dan pengawasan pelaksanaannya
pada jenis perusahaan lainnya karena secara fundamental bank adalah lembaga yang „menjual‟ kepercayaan kepada publik dan secara khusus bagi pemegang
sahamnya. Oleh karena sifat kegiatan usaha bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan dalam berbagai bentuk kegiatan terutama pembiayaan
dan investasi maka sangatlah diperlukan suatu upaya perlindungan yang menjamin agar fungsi penting untuk mendukung pembangunan ekonomi ini dapat
berjalan dengan sebaik-baiknya. Risiko yang dihadapi oleh bank haruslah dipantau dengan suatu mekanisme check and balance yang memadai agar dapat
menjaga kepercayaan pihak-pihak yang berkepentingan dengan fungsi perbankan. Hal-hal yang terkait dengan mekanisme check and balance menjadi fokus
perhatian dari sistem corporate governance lembaga perbankan.
2
Untuk mengatasi terjadinya krisis akibat lemahnya tata kelola bank, maka Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30
Januari 2006 dan No.814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 mengatur tentang Pelaksanaan
GCG bagi Bank Umum yang merupakan salah satu upaya untuk memperkuat
2
Nasirwan dan Setiawan Budi Utomo, “Good Corporate Governance Bank Syariah”, Kajian Perbankan Syariah, no. 812006: h.1-2.
industri perbankan nasional sesuai dengan Arsitektur Perbankan Indonesia.
3
Peraturan Perbankan Indonesia tersebut harus diterapkan oleh semua bank umum yang beroperasi di Indonesia, termasuk Bank Umum Syariah BUS dan bank
umum konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah UUS. Seiring dengan perkembangan perbankan syariah di Indonesia, pada tanggal 9
Desember 2009 Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan Bank Indonesia PBI No. 1133PBI2009 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mulai diberlakukan pada tahun 2010. Pengeluaran Peraturan Perbankan Indonesia PBI tersebut sejalan dengan
keinginan masyarakat yang menginginkan perbankan syariah menunjukkan tanggung jawabnya kepada publik terkait dengan kegiatan operasional bank
syariah yang diharapkan mematuhi ketentuan syariah. Penerapan good corporate governance juga merupakan wujud tanggung jawab kepada masyarakat bahwa
bank syariah telah dikelola dengan baik, serta profesional dengan meningkatkan nilai pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders lainnya.
Selain itu, penerapan good corporate governance di dalam perbankan diharapkan dapat berpengaruh terhadap kinerja perbankan, dikarenakan penerapan corporate
governance dapat meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko akibat tindakan pengelolaan yang cenderung menguntungkan diri sendiri.
3
David Tjondro dan R. Wilopo, “Pengaruh Good Corporate Governance GCG terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”, Journal of
Business and Banking I, no.1 Mei 2011: h.1.
Penerapan good corporate governance dalam suatu perusahaan dapat dilihat melalui pelaporan keuangan yang mencerminkan kinerja perusahaan tersebut.
Kinerja bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan,
dan penyaluran dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Salah satu alat pengukuran kinerja keuangan adalah dengan menggunakan indikator profitabilitas.
Profitabillitas merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada.
4
Berbagai penelitian telah membuktikan secara empiris bahwa penerapan GCG akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara positif, salah satunya penelitian
yang dilakukan oleh David Tjondro dan R. Wilopo
5
yang menyimpulkan bahwa GCG memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan perbankan. Sedangkan terhadap kinerja saham, ternyata GCG tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini terjadi karena
pada periode penelitian yang digunakan yaitu tahun 2008 terjadi krisis keuangan global yang menyebabkan crash di bursa saham yag menyebabkan hampir semua
saham mengalami penurunan harga. Hal ini diperparah oleh adanya cash outflow dari pasar saham di Indonesia sebagai akibat aksi jual besar-besaran oleh
perusahaan investasi asing guna memperoleh dana kas untuk menunjang
4
Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan Jakarta: Rajawali Pers, 2010, h.304.
5
David Tjondro dan R. Wilopo, “Pengaruh Good Corporate Governance GCG terhadap Profitabilitas dan Kinerja Saham Perusahaan Perbankan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia”, h.13-
14.
perusahaan induknya di Amerika Serikat. Dalam penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh good corporate governance terhadap profitabilitas dan kinerja
saham perusahaan perbankan konvensional, sama sekali tidak membahas bagaimana pengaruh GCG terhadap kinerja perbankan syariah.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Nur Hasanah
6
yang menyimpulkan bahwa mekanisme GCG secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perbankan. Pada penelitian ini juga sama sekali tidak dibahas mengenai pengaruh mekanisme GCG terhadap kinerjan perbankan syariah.
Ibnu Austrindanney Sina Azhar
7
juga meneliti pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan khususnya terhadap
profitabilitas. Pada penelitian ini didapati hasil yang berbeda dengan penelitian- penelitian yang disebutkan sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. Namun lagi- lagi penelitian ini tidak membahas tentang pengaruh GCG terhadap kinerja
perbankan syariah, hanya membahas tentang pengaruhnya terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Pada penelitian ini, peneliti ingin menganalisis pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang ada di
Indonesia. Karena selain terdapat perbedaan kesimpulan pada penelitian-
6
Nur Hasanah, “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2013.
7
Ibnu Austrindanney Sina Azhar, “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Profitabilitas pada Perusahaan go public
di Indonesia”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara, 2010.
penelitian sebelumnya, bank syariah memiliki perbedaan yang mendasar dengan bank konvensional. Salah satunya adalah penerapan sharia compliance yang
menjadi pilar penting keberlangsungan entitas bank syariah. Salah satu turunan dari penerapan sharia compliance ini adalah adanya Dewan Pengawas Syariah
DPS yang bertugas mengawasi operasional perbankan syariah agar sesuai dengan prinsi-prinsip syariah.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini diberi judul
“PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN
2010-2013 ”.